[I]Putri Sah Tak Peduli!

161

“Jadi aku tidak bersemangat sama sekali?”

“Tidak, bukan itu. Ketika ada pandangan yang bertentangan, benih keraguan akan tertanam di hati kedua belah pihak dan akan terus tumbuh seiring waktu. Selain itu, hal ini telah mengungkap kebenaran sifat mereka satu sama lain.”

Lou Xu tampaknya mengerti segalanya. Dia berkata dengan nada bersemangat: "Duoduo, apakah kamu punya waktu luang akhir pekan ini?"

Xu Xinduo menolak tanpa ragu: “Aku tidak akan pergi bersamamu untuk melihat pria tampan.”

“Tidak, tidak, aku tidak ingin melihat pria tampan kali ini. Ayo kita keluar dan berpesta sebentar, oke?”

“Bagaimana kamu ingin merayakannya?”

“Aku akan mentraktirmu makan besar dan setelah itu kita akan pergi berbelanja. Ayo kita berbelanja bersama!”

Xu Xinduo benar-benar tidak ada kegiatan akhir pekan ini, jadi dia segera setuju.

Setelah menutup telepon, dia pergi mencuci muka dan berkumur. Dia kemudian berjalan ke ruang ganti dan membuka lemari pakaiannya untuk melihat-lihat. Dia hanya punya beberapa potong pakaian kasual untuk dikenakan. Meskipun ada beberapa gaun yang tersedia, tapi... siapa yang akan mengenakan pakaian seperti itu saat berbelanja!

Tubuh Xu Xinduo cukup bagus, tetapi tidak mudah baginya untuk membeli pakaian. Karena pinggangnya yang ramping, ia tidak bisa mengenakan celana karena tidak tersedia dalam ukuran yang sesuai. Ia biasanya hanya mengenakan legging yang melar dengan rok di musim dingin.

Tong Yan berkata bahwa dia ingin membelikan celana legging yang dibuat khusus untuknya, tetapi dia tidak setuju. Dia merasa gila menghabiskan ribuan dolar untuk sepasang legging.

Akan tetapi, dia merasa sudah saatnya membeli beberapa baju baru, kalau tidak, dia tidak akan punya pakaian untuk dikenakan saat bepergian ke luar.

Pusat perbelanjaan itu berada persis di seberang rumahnya. Dia tinggal turun ke bawah saat Lou Xu hendak tiba.

Lou Xu sangat gembira pergi berbelanja dengan Xu Xinduo. Saat mereka berjalan-jalan di mal, Xu Xinduo membeli banyak barang kecil dan pakaian. Pada satu titik, mereka mulai mencoba jenis gaun yang sama, dan ketika mereka keluar dari ruang ganti, mereka saling menatap di cermin. Namun, Lou Xu akhirnya menyerah.

Lou Xu menatap cermin dan berkata, “Setiap kali dua orang memakai gaun yang sama, yang jelek akan merasa malu.”

Faktanya, Lou Xu tingginya 168 cm, yang pastinya dianggap tinggi badan yang bagus di kalangan gadis.

Namun, saat dia berdiri di samping Xu Xinduo yang memiliki tubuh yang luar biasa, dia merasa tidak enak. Kontrasnya terlalu kuat.

Pada akhirnya, dia menyerah.

Setelah berbelanja dan menonton film, Lou Xu mengajak Xu Xinduo ke restoran bernama 'Family Private Kitchen' di malam hari.

Lou Xu meletakkan semua barang yang dibelinya di satu sisi tubuhnya dan berbisik kepada Xu Xinduo: “Semua hidangan di restoran ini dibuat khusus sesuai dengan selera masing-masing orang. Misalnya, mereka bertanya jenis makanan apa yang Anda suka, rasa apa yang Anda sukai, dan apakah Anda lebih suka yang asin atau tawar? Secara keseluruhan, makanan di sini rasanya enak sekali. Saya sangat merekomendasikannya.”

“Kalau begitu, bagaimana kalau kita pesan saja?”

“Saya sudah pesan makanan kemarin. Anda harus memesannya sehari sebelumnya. Restoran akan membeli bahan-bahan khusus untuk kita dan kemudian mulai memasak sesuai dengan waktu yang dijadwalkan. Kita hanya perlu datang tepat waktu, jadi kita bisa langsung makan. Jangan khawatir, saya sudah bertanya pada Wei Lan tentang selera Anda dan dia bertanya pada Tong Yan. Saya memesan sesuai dengan selera Anda.”

Setelah hidangannya datang, rasanya memang sesuai dengan preferensi Xu Xinduo.

Xu Xinduo suka makan manis dan asam, jadi Nenek Xu sering memasak makanan sesuai selera Xu Xinduo.

(T/N: Manis dan asam berarti dimasak dengan atau memasukkan gula dan zat asam , seperti cuka atau jus lemon.)

Tong Yan tidak menyukai rasa asam, jadi di masa lalu dia hanya bisa menahannya, dan makan sambil berlinang air mata setiap kali berada di tubuhnya.