Renjun menatap keduanya, "Haruskah kita melakukan seks malam ini ?." tanya Renjun dengan muka polosnya.
Uhuk ! Uhuk ! Jeno dan Jaemin tersedak bersamaan setelah mendengarnya, Renjun yang melihatnya lantas memberi minum keduanya.
"Kenapa ? Ada yang salah ?." tanyanya lagi.
"Hah ?!." Jeno dan Jaemin saling berpandangan seakan berbicara lewat tatapan.
Jeno menatap Renjun, "Sayang, kenapa tiba-tiba bicara hal itu ?." tanyanya.
Jaemin menghela nafasnya, "Renjun, jika hal itu yang menjadi sebuah pikiran dalam dirimu... Lupakan saja, kami tidak apa-apa menunggu hingga kau benar-benar siap." ujarnya.
Renjun menggelengkan kepalanya, "Sungguh tidak apa-apa. Sebenarnya... Aku ingin berbicara tentang hal ini dari lama, tetapi aku sedikit malu." jawabnya pelan.
"Dan aku harusnya paham, statusku sudah menjadi seorang istri, yang artinya aku harus siap dengan perubahan yang terjadi, bukan ?." lanjutnya lagi.
"Kau serius dengan apa yang kau ucapkan ?." tanya Jeno memastikan, Renjun mengangkat wajahnya dan menatap keduanya, tak lama ia menganggukkan kepalanya yakin.
"Baiklah, kita akan melakukan itu nanti malam." jawaban Jeno membuat Renjun terkejut, "Ap- apa ? Nanti malam ?." gagapnya.
"Hahaha..." Jeno dan Jaemin tertawa kecil melihat wajah sang istri. Padahal dia duluan yang memulai topik ini, dia juga yang panik.
***
Malamnya, Renjun sedari tadi hanya berjalan mondar-mandir karena gugup dengan apa yang mereka bicarakan di meja makan tadi. Ia memukul mulutnya yang asal bicara itu.
"Bodoh bodoh !." kesalnya kepada diri sendiri sembari memukul-mukul pelan kepalanya.
Saat tengah memukul-mukuli kepalanya, sebuah tangan menghentikannya. Ia menoleh dan melihat ada Jeno di sampingnya.
"Kenapa memukul kepalamu ?." tanya Jeno.
Renjun mengalihkan pandangannya agar Jeno tidak tahu bahwa ia sedang gugup saat ini. "Tidak apa, kepalaku sedikit pusing tadi." jawabnya.
Jeno menatapnya khawatir lalu memegang wajah sang kasih, "Kau pusing ? Perlu ku panggilkan dokter datang kesini, hm ?." Renjun menggelengkan kepalanya, "Tidak perlu, mungkin aku hanya perlu istirahat sebentar." balasnya lalu beranjak pergi ke ranjang dan menidurkan badannya. Jeno membantu menyelimuti Renjun dan mengelus pelan wajah sang istri.