part 04

591 93 18
                                    














Pharita menuruni tangga, dia pun sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Tas punggungnya melekat di punggungnya. Pharita berjalan ke arah ruang makan untuk sarapan, di sana sudah ada Papi, Maminya dan kedua sepupunya. Rami dan Chiquita.

"Selamat pagi." Sapa Pharita lalu duduk di sebelah Irene.

"Pagi.." Balas mereka semua.

"Mau makan apa, sayang?" Tany Irene mengambil piring untuk mengambilkan sarapan untuk Pharita.

"Rita makan roti aja, Mih." Jawab Pharita.

"Kok cuma roti, sayang? Nanti gak kenyang." Ucap Seulgi menatap Pharita.

"Rita kan gak terbiasa sarapan nasi, Pih. biasanya Rita cuma makan roti aja." Seulgi dan Irene terdiam mendengar jawaban Pharita. Mereka sudah terlalu lama tidak memperhatikan putri mereka, sampai-sampai kebiasaan makan Pharita di pagi hari pun mereka tidak tau. Sementara Rami dan Chiquita hanya diam melanjutkan sarapan mereka.

"Tapi nanti Mami bisa buatin aku bekal, nanti Rita makan di sekolah." Pharita tersenyum menggenggam tangan Irene. Pharita tau jika Mami-nya pasti merasa bersalah sekarang.

Irene tersenyum membalas genggaman tangan Pharita. "Iya, nanti Mami bikinin bekal spesial buat princess Mami." Irene mencubit pelan pipi Pharita.

"Kita juga gak dibikinin bekal, Aunty?"

Mereka semua menoleh ke arah Chiquita yang baru saja bertanya.

"Heh, bocil gak usah minta." Rami menepuk lengan Chiquita. "Pasti nanti Aunty Irene bikini kita. Ya kan Aunty?" Rami menoleh menatap Irene.

Irene tersenyum menatap kedua keponakannya. "Iya, nanti Aunty juga bikinin buat kalian berdua." Jawabnya.

"Kalo perlu yang lebih banyak dari Rita, Aunty." Ucap Rami.

"Yeeuu.. Ngelunjak." Ucap Pharita memakan rotinya.

"Biarin.. " Balas Rami menjulurkan lidahnya ke arah Pharita. Pharita hanya menatap malas Rami tanpa berbuat membalas sepupunya.





Sementara itu di kediaman keluarga Kim. Tidak jauh berbeda, sekarang mereka juga sedang sarapan bersama tapi minus Ruka. Itu manusia bermata sipit masih belum ada tanda-tanda jika akan keluar dari kamar. Rora pun sadari tadi melihat ke arah pintu dapur untuk melihat apakah Kakaknya sudah datang atau belum. Tau kenapa Rora mencari Ruka? Karna dia ingin meminta tolong ke Ruka untuk memasangkan dasi seperti biasa.

"Adek cepetan makan sarapannya." Ucap Jisoo saat melihat Rora yang tidak serius memakan sarannya.

"Iya." Rora mengangguk. "Kakak kemana, Mom? Kok gak sarapan bareng sama kita?" Rora menatap Jennie yang duduk di seberangnya.

"Kakak masih istirahat di kamar, sayang." Jawab Jennie.

"Tumben? Emangnya kakak gak ada jadwal ke kampus?" Tanya Ahyeon.

"Mommy gak tau, mungkin nanti rada siangan." Ahyeon memgangguk mengerti mendengar ucapan Jennie.

"Yah, padahal Rora mau minta tolong buat pasangin dasi." Keluh Rora.

"Makannya belajar masang dasi sendiri." Celetuk Ahyeon masih fokus memakan sarapannya.

"Apasih, kak? Bilang aja Kakak iri karna gak pernah di bantuin kak Ruka pasang dasi." Sinis Rora.

"Apaan? Gak. Buat apa kakak iri? kalo kakak mau, malahan kakak minta tidur bareng sama Kak Ruka." Balas Ahyeon tak kalah sinis.

Jennie menghela nafas pendek mendengar pertengkaran kedua putrinya di pagi hari. sementara Jisoo hanya diam saja melihat Ahyeon dan Rora bertengkar tidak jelas.

Young GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang