🌠53

10.1K 227 2
                                    

Diego membuka perlahan matanya, entah sudah berapa lama dia tertidur sampai seluruh tubuh nya nyeri dan tak nyaman.
Yang pertama kali dia lihat adalah sosok Rani yang duduk di kursi sebelah brangker nya.
Wanita itu nampak terkejut melihat Diego siuman.
".. mas diego nya udah sadar mas!.." Rani berteriak heboh pada Alfin dan teman-teman nya yang duduk di sofa ruang itu.

Alfin buru-buru mendekat, kemudian menekan tombol merah yang ada di sana.
Tak lama seorang dokter datang untuk memeriksa keseluruhan tubuh Diego
".. keadaan pasien semakin membaik, tinggal menunggu pemulihan pasca operasi, saya akan terus memantau keadaan nya.." ucap sang dokter tentunya dengan bahasa inggris.

Alfin mengangguk, kemudian menjabat tangan sang dokter
".. Thank you very much, doctor.."

Setelah dokter itu berlalu, mereka semua mengelilingi brangker Diego, menatap lekat laki-laki yang pucat pasi ini.
".. Diego apa yang kamu rasain? Ada yang Ndak nyaman?.." tanya Rani, wanita itu nampak sangat khawatir.

Diego menggeleng
".. saya sudah menempati janji saya Clara, kamu dan dia selamat.." lirih Diego bergantian menatap Rani dan perut nya.

".. iya, aku mau bilang makasih sama kamu Diego. Pokok nya kamu harus sembuh, kita pulang ke Indonesia sama-sama ya.."

Laki-laki itu tak menjawab, ia malah menatap Alfin yang seperti mesin barcode.
".. saya memang menyukai istri mu, tapi sudah tidak ada niatan lagi untuk merebut dia dari kamu. Jadi jangan menatap saya seperti itu.."

Alfin mengangguk saja, ia menarik tangan Karin yang memang kebetulan ada di sana
".. nih temen gue, namanya Karin.."

Rani memukul pelan bahu Alfin yang bertingkah konyol
".. mas ih, Diego baru aja bangun.."

".. nggakpapa sayang. Karin kenalin nih, namanya Diego.."

Karin hanya cengengesan tidak jelas, malu di soraki oleh teman-teman Alfin dan lita's gang.
".. gue Karin.." ucap perempuan itu pada akhirnya, ia mengulurkan tangan yang untung saja di balas oleh Diego

".. Diego.."

Setelah mencomblangi Diego dan Karin, mereka semua berbincang ringan membicarakan apa saja, Rani sendiri sudah menyingkir. Ia malahan menyuruh Karin untuk duduk di kursi nya tadi.

".. kak Karin, semangat ya pdkt-an nya.." ucap Lita

Karin memelototi Lita yang malah terkekeh, duduk bersebelahan dengan Tama yang udah ngedusel-dusel manja.
Diego turut memperhatikan Karin, tatapan matanya datar membuat bulu kuduk kerin meremang.
".. sorry kalau bikin Lo nggak nyaman.." ujar Karin sambil menunduk

Diego tersenyum tipis, tipis sekali
".. santai aja, saya juga nggak punya teman ngobrol. Mereka semua nggak punya adab, bermesraan di Depan mata saya.." ucap nya

Karin tersenyum, ia akhirnya mau membuka suara, berbincang ringan dengan Diego yang punya kepribadian dingin dan cuek.
Bahkan berkali-kali Karin tertunduk saat laki-laki itu menatap tepat di matanya.
".. saya harap, kita bisa kenal lebih dekat.." ucap Diego tiba-tiba

Karin jelas saja terkejut, ia jadi mati kutu. Padahal dulu dengan Alfin dia bisa menjelma jadi perempuan gatal.
Tapi kenapa saat dengan Diego dia tidak bisa apa-apa.
".. iy-iya kak.."

*_*

Dua Minggu di London, mereka semua menikmati momen itu dengan bersenang-senang, tak terkecuali Diego yang sudah di nyatakan sembuh dan sudah di perbolehkan untuk pulang.
Para laki-laki tampil keren menggunakan celana pendek selutut, duduk di kursi pantai sambil menyeruput kelapa muda.
Sedangkan yang perempuan bermain pasir di pinggir pantai, bahkan Rani sudah duduk bersama anak-anak kecil yang sedang membuat istana pasir.

Suami DadakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang