5. Musik dan Persahabatan.

64 9 1
                                    

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

---

Setelah kejadian di kafe pada sore itu, Freya merasa ada sesuatu yang berubah dalam dirinya. Keakrabannya dengan teman-teman barunya membuatnya merasakan kebahagiaan yang belum pernah ia alami sebelumnya. Mereka tidak hanya teman biasa, tetapi lebih seperti keluarga kedua baginya.

Malam harinya, Freya duduk di kamarnya, merenung sambil memandangi langit malam melalui jendela kamarnya yang terbuka. Angin malam yang sejuk menyapu wajahnya, membawa serta aroma rumput yang segar setelah hujan. Pikirannya kembali melayang ke percakapan mereka di kafe tadi.

"Aku harus melakukan sesuatu," gumamnya pelan sambil menutup jendela.

Esok harinya, Freya memutuskan untuk mengajak Fiony, Flora, Adel, dan Marsha berkumpul di studio musik. Ia merasa ada ide yang ingin ia sampaikan kepada mereka, sesuatu yang lebih dari sekadar pertemuan biasa.

Mereka semua setuju dan bertemu di studio musik yang biasanya mereka gunakan. Studio itu terletak di sebuah gedung tua yang terletak di pinggir kota, namun suasana di dalamnya sangat nyaman dan hangat. Dindingnya dihiasi poster-poster band terkenal, dan alat musik berjajar rapi di setiap sudut ruangan.

Freya tiba lebih dulu. Ia berdiri di tengah ruangan, memandangi alat-alat musik yang mereka gunakan sebelumnya. Ingatannya kembali pada sesi jamming terakhir mereka, di mana mereka menciptakan lagu yang penuh emosi. Itu adalah momen di mana mereka semua menyatukan hati dan pikiran mereka dalam satu melodi.

Tak lama kemudian, pintu studio terbuka, dan Fiony masuk dengan senyuman lebar di wajahnya.

"Eh, cepet banget nyampenya. Lagi ngapain, Fre?" tanya Fiony sambil meletakkan tasnya di kursi.

Freya tersenyum dan menjawab, "Cuma lagi mikir. Aku punya ide, Fion."

"Wah, ide apa tuh? Pasti keren kalau dari kamu," ucap Fiony dengan antusias.

"Aku kepikiran buat kita ngelakuin sesuatu yang lebih besar. Aku pengen kita nggak cuma sekadar jamming atau bikin lagu biasa, tapi... kita bikin sebuah proyek besar. Mungkin semacam mini-album, atau konser kecil-kecilan, yang isinya cerita kita, perjalanan kita selama ini," jelas Freya dengan semangat.

Fiony terdiam sejenak, mencerna apa yang baru saja didengar. Lalu ia tersenyum lebar, "Aku suka idenya! Bener-bener sesuatu yang baru dan menantang. Tapi... kita perlu diskusi sama yang lain juga."

Beberapa menit kemudian, Flora, Adel, dan Marsha tiba di studio. Mereka langsung disambut oleh Freya dan Fiony, yang tampak lebih bersemangat dari biasanya.

"Wah, ada apa nih? Kok kalian kayak semangat banget?" tanya Adel sambil melepas jaketnya.

"Kita punya rencana besar!" jawab Fiony cepat. "Freya kepikiran ide buat bikin proyek musik yang lebih serius, kayak mini-album atau mungkin konser kecil-kecilan."

Cahaya Dalam Symfony.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang