Perubahan mendadak?

72 11 0
                                    

Sudah tiga hari setelah mpls untuk anak kelas 10 yang baru. Tak terasa sudah memasuki hari untuk belajar dan mempelajari banyak hal yang sangat menyenangkan. Hal yang sangat ditunggu bagi orang-orang yang ingin sukses dimasa depannya. Tak terkecuali bagi Vander sendiri.

"Baiklah ananda. Karena sekarang sudah memasuki sekolah baru maka semangatnya juga harus baru ya!"

"Saya doakan semoga betah berada di Sma yang kita cintai ini. Sebelum memulai pelajaran, alangkah baiknya jika kita bisa saling mengenal satu sama lain."

"Ada pepatah yang mengatakan, tak kenal maka tak sayang." Ucap sang guru dengan senyuman ramahnya.

"Maka dari itu ayo kita saling mengenal agar kita bisa, bisa apa?" Tanya sang guru.

"Saling menyayangi!!" sahut para murid tak kalah riangnya.

Guru tersebut langsung menyunggingkan senyuman sangat puas.

"Oke, kita mulai dari ibu dulu ya!!"

"Perkenalkan nama Saya Asvarah Kirana Armitha. Saya biasanya dipanggil dengan bu Asva, dan saya mengajar di mata pelajaran matematika. Serta kebetulan sekali saya juga akan menjadi wali kelas kalian untuk satu tahun kedepan. Semoga kita bisa menjadi satu keluarga yang saling menghormati ya!!"

"Halo bu Asvaa!!" sapa mereka bersamaan.

Asva tersenyum lalu melambaikan tangannya. Membalas sapaan mereka.

"Nah karena kalian udah tahu nama ibu, jadi jangan sampai salah apalagi lupa ya. Ibu walikelas kalian loh,"

Para murid tersenyum lalu menganganggukan kepala mereka.
"Nah kita lanjut dari...." Asva menggantung ucapannya sembari memilih untuk menunjuk siapa. Lengannya berayun-ayun memilih murid selanjutnya. Asva melihat Vander yang duduk dengan tertib kemudian menunjukknya.

"Kalian yang duduk di baris kedua deh, ayo sini maju. Perkenalkan diri kalian."

Seluruh murid mengalihkan atensinya kepada Theva dan Vander. Menatap dengan intens kepada mereka berdua. Vander kemudian berdiri diikuti oleh Theva, mereka berjalan pelan menuju tempat guru berdiri.

"Nah, sebutkan nama serta kenapa memilih sekolah ini ya." pinta Asva.

Theva dan Vander menggangguk kemudian mengalihkan atensinya kepada seluruh murid yang duduk dikursi mereka.

"Halo semua, Nama aku Theona Theva Marvendra. Kalian bisa memanggilku Thorn, alasanku memilih sekolah ini sih untuk belajar dan memiliki banyak teman. Semoga kita bisa akrab ya. Salam kenal,"

Para murid menyahut Theva dengan tepuk tangan dan jawaban iya tentunya. Beberapa dari siswi ada yang merasa Theva sangat menggemaskan.

PROOKK... PROKK... PROKK!!
(SUARA TEPUK TANGAN)

"Ih lucu banget sih dia, Thorn ya,"

"Aduh gemesin banget Ya Allah."

"Eh itu pipi apa bakpao sieehh!! Gembul banget tuhan!"

"Ya kan, rasanya mau ku gigit deh. Gemesin banget."

Kira-kira begitulah bisikan-bisikan dari siswi-siswi dikelas ini. Theva menyunggingkan senyuman sumringah, bahkan matanya pun seakan ikut tersenyum.

"Nah sekarang giliran kamu yang pake kacamata, ayo perkenalkan diri kamu." titah Asva dengan lembut, hal itu hanya dibalas dengan anggukan oleh Vander.

Vander menghela nafas gusar, menghembuskannya lalu kembali menatap mereka. Entah mengapa suasana seakan ikut redam karena buangan nafas Vander.

PANACEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang