Bab 3 "kasih sayang or pergi?"

15 1 0
                                    

Acara siswa siswi orangtua dikelas udah selesai.dan semua orangtua yang masih didalam kelas segera keluar untuk pulang lagi kerumah mereka masing-masing.
Ayah Asya Atau Raden melihat Kirana yang lari terburu buru entah apa yang membuatnya seperti itu? Masih belum dipastikan alasannya.
Raden mengejar Kirana yang jaraknya tidak jauh darinya.
"HEY KIRANA!"
Kirana sontak menoleh dia sepertinya tidak asing dengan suara itu.setelah menoleh dia kaget. Yang memanggil nya adalah mantan suaminya
"Waduh bagaimana ini.."batinnya tubuhnya membeku. Bergetar ketakutan

"Tenanglah aku tidak akan menganggu rumah tanggamu."
"Ada hal yang ingin ku bicarakan denganmu,kemarilah."

Kirana yang sudah bergetar itupun akhirnya menghampiri Raden yang sedang menunggunya entah apa yang membuat Kirana bertingkah aneh dihadapannya? Dia justru kebingungan.
"Aneh." Batin Raden
"Tapi ya kau orang yang masih ku sabarin Kirana." Batinnya.

Dia menghampiri Raden wajahnya ketakutan entah apa yang dia takuti dari Raden? Bahkan raden tidak berpikir untuk melukainya.
Kepalanya menunduk tubuhnya bergetar dihadapan Raden.
"Hey tenanglah Kirana,aku tidak akan menyakiti mu."
"I-Iya.."
"Apa kau marah padaku?"
"Tidak."
Karina mengangkat kembali kepalanya dia kaget bahkan seseorang yang ia khianati tidak marah kepadanya? Matanya berkaca-kaca.
"Yang benar aja?"
"Aku tidak marah,aku hanya kecewa"
"Kecewa apa?.."
Raden membuang pandangannya dari Kirana.
"Kamu merawat putri ku aca dengan benar?"
Kirana kebingungan untuk menjawabnya karena dia serba salah di posisi terpojok seperti ini.

"Ya,aku merawatnya dengan baik"
"Ingat pesanku ini Kirana."
"Umurku semakin tua aku umur 49 dan putri ku kuharap kau jaga dia dengan baik."
"Jangan tinggalkan luka lagi.
Dia kembali menatap Kirana dan mengulang kembali ucapannya sebelumnya matanya sinis. "Jaga putri ku dengan baik baik jangan tinggalkan luka lagi."
"Beri dia kehangatan karena aku tidak selamanya ada didunia."
Kirana yang mendengar ucapan tersebut pun tidak bisa berkata-kata dia merasa bersalah karena pengkhianatanya yang sudah bertahun-tahun.
"Saya ga pernah marah sama kamu Kirana"
"Saya hanya kecewa,kamu tidak pernah menyayangi asya tapi merebutnya dari ku."
"Kamu bukankah tidak mencintai asya?"
Kirana kembali menatap Aden tatapannya sinis. Seperti menagih sesuatu.
"Dia anakku aku adalah membawanya."
"Yaa aku dulu memang tidak meyanyangi apa salahnya aku ingin berubah?" Ucapnya sambil menatap Raden tanpa berhenti.
"jika kamu tidak menjaga asya tidak benar aku tidak segan segan mengambilnya dan membawanya ikut bersamaku. Tidak peduli berapapun halangannya Kirana."
"A-Apa?!"
Kirana menampar Raden sangat kuat hingga membuatnya lirih kesakitan. "Kamu nampar saya?"
"YA KENAPA?"
"SALAH KAMU MAU REBUT ASYA"
"AKU GABISA HIDUP TANPA ASYA"
Raden yang menahan lukanya pun kembali lagi kehadapan Kirana.
"Kamu berkhianat padanya."
"Kamu tidak pernah menyayangi nya"
"Saya tau itu semua."
"DIAM!"
Kirana menampar Raden untuk kedua kalinya namun untuk kali ini berbeda. Karena tidak sengaja ada aca yang lewat..aca membeku dia tidak menyangka apa yang dia lihat sebelumnya?
"Ibu? Ayah?" Ucapnya dengan nafas yang tidak stabil. Dia mulai menahan air matanya yang akan membasahi pipinya
"Aca nak..ini bukan seperti yang kamu lihat"
"I-Ini hanya salah paham nak"
Kirana mengenggam tangan putrinya sambil mengucapkan hal yang sama.
"Lepas."
"Aca ga nyangka mama nampar ayah..jahat belum puas ibu nampar Aca sampe ayah juga ibu tampar?"
"Dimana hati nurani ibu?"
"Aca.. kecewa sama ibu"
Dia melepaskan genggaman tersebut dengan paksaan. Dan menarik tangan ayahnya untuk pergi meninggalkan Kirana.
"Apa yang kamu lakukan asya?"
"Ayah diam saja...ini demi ayah"
"Maksudnya jangan begini nak,ibu nampar ayah karena ada alasannya"
"Sudah diam ayah!"
Raden pun mengalah dengan ucapan putrinya dan meinyakan semuanya.
Tbc (mw Bobo)

Asya Dan Perihal Ayah.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang