Rafa dengan malas berjalan ke pintu kelas, ia mendapati Jeffrey sedang berdiri dengan muka sedikit takut.
"Kenapa?" tanya Rafa singkat.
Jeffrey tidak menjawab, yang membuat Rafa marah.
Lalu tiba-tiba Jeffrey mengambil tangan kanan Rafa, dengan cepat ia menaruh sebuah plastik merah dari tangannya ke tangan Rafa.
Setelah itu Jeffrey berlari meninggalkan kelas Rafa.
Rafa sedikit kaget dengan tingkah Jeffrey yang aneh, tapi ia tidak peduli.
𝐁𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐉𝐞𝐟𝐟𝐫𝐞𝐲
Jeffrey yang masih berlari meninggalkan kelas Rafa dan masih dalam keadaan panik, saat sudah tiba di kelas Jeffrey, ia langsung duduk di bangku miliknya.Saat masih duduk, ia masih ngos-ngosan dan berkeringat karena kelas Rafa dan kelas Jeffrey bisa dibilang cukup jauh.
Saat Jeffrey masih mencoba mengatur nafas nya, ia dengan reflek memegangi dada nya, ia mendapati bahwa jantung nya itu berdetak sangat kencang seolah-olah ingin lepas dari tempatnya.
𝐁𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐑𝐚𝐟𝐚
"Ngga jelas banget ni anak" dalam hati Rafa, ia berjalan kembali ke tempat duduk nya lagi, dan melanjutkan melamun nya."Woi" panggil putra.
"Apaan?" tanya Rafa.
"Pulang gua nebeng motor lu yak!" Putra menjawab dengan semangat walaupun di telinga Rafa itu terdengar seperti memohon.
"Ngga bisa" jawab Rafa singkat dan malas.
Putra yang mendengar jawaban Rafa sedikit kecewa.
𝐏𝐮𝐥𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐤𝐨𝐥𝐚𝐡
Terdengar bel sekolah berbunyi, pertanda bahwa sekolah akan segera ditutup.Rafa dengan malas meninggalkan putra sendirian di kelas.
Putra yang putus asa berpikir bahwa mood sahabat nya sedang sedikit buruk, ia memutuskan untuk memberikan sahabat nya tersebut waktu sendiri.
Putra akhirnya memutuskan untuk berjalan kaki dari sekolahnya ke rumah, walau jarak nya yang bisa dibilang "jauh".
Saat putra berjalan, ia sambil bernyanyi dengan ceria agar tanpa ia sadari, ia akan segera tiba di rumah nya.