Kejadian aneh di kelas

30 22 12
                                    

Setelah menemukan peta misterius di perpustakaan, Maya dan Reza sepakat untuk bertindak hati-hati dan tidak terburu-buru dalam pencarian mereka. Mereka memutuskan untuk menunggu kesempatan yang tepat, tetapi tanpa mereka sadari, sesuatu yang tidak beres mulai terjadi di sekitar mereka.
Keesokan harinya, di sekolah, suasana terasa berbeda. Ada sesuatu yang ganjil, tetapi sulit untuk dijelaskan. Suara-suara yang biasanya riuh di lorong sekolah terasa lebih sunyi, dan udara di dalam kelas terasa lebih dingin dari biasanya. Maya dan Reza merasakan keanehan ini, tetapi mereka tidak ingin terlihat panik di depan teman-teman mereka.

Di kelas, saat pelajaran matematika sedang berlangsung, Maya duduk di bangku paling belakang, sementara Reza berada di seberangnya. Guru mereka, Pak Adi, sedang menjelaskan soal di papan tulis, tetapi Maya merasa pikirannya melayang, tak bisa fokus. Di sudut matanya, dia mulai melihat bayangan aneh di pojok kelas, sesuatu yang bergerak-gerak tanpa wujud yang jelas.
Saat Maya berusaha memfokuskan pandangannya, bayangan itu semakin nyata, seolah-olah sedang mengawasi mereka dari kejauhan. Dia ingin memberitahu Reza, tetapi tidak ingin menarik perhatian teman-temannya. Dia akhirnya memutuskan untuk menunggu hingga istirahat tiba, tetapi situasinya semakin memburuk ketika bayangan itu mulai bergerak mendekat.
✨✨

Maya berbisik panik kepada Reza saat istirahat tiba "Reza, aku harus bicara denganmu. Ada sesuatu yang aneh terjadi di kelas tadi."

Reza menatap Maya dengan serius "Kamu juga merasakannya? Aku melihat ada bayangan aneh di sudut ruangan. Seperti... ada yang memperhatikan kita."

Maya mengangguk cepat."Iya, aku melihatnya juga. Aku pikir itu hanya perasaanku, tapi semakin aku mencoba mengabaikannya, semakin nyata itu terasa."

"Bayangan itu seolah menghilang setiap kali aku berusaha melihatnya dengan jelas. Tapi aku yakin ada sesuatu di sana, sesuatu yang tidak seharusnya ada."

Maya gemetar sedikit "Reza, aku takut. Aku merasa kita sudah memulai sesuatu yang tidak bisa kita hentikan."

Reza menyentuh lengan Maya dengan lembut, mencoba menenangkannya "Aku juga merasakan hal yang sama, Maya. Tapi kita tidak bisa mundur sekarang. Kita sudah terlalu jauh untuk berhenti."

Maya menghela napas "Aku tahu... tapi apa yang harus kita lakukan? Bayangan itu tidak mungkin hanya kebetulan. Mungkin ini peringatan."

Reza berpikir sejenak "Mungkin, tapi kita tidak bisa mengabaikan petunjuk yang sudah kita temukan. Buku itu, peta, semuanya mengarahkan kita pada sesuatu yang lebih besar. Kita harus tetap fokus."

Maya menatap Reza dengan tatapan khawatir "Tapi bagaimana kalau ini berbahaya? Bagaimana kalau kita tidak siap?"

"Kita mungkin tidak siap, tapi kita tidak sendirian. Kita punya satu sama lain, dan kita bisa menghadapi ini bersama-sama."

Maya tersenyum lemah "Aku senang kamu ada di sini, Reza. Aku tidak tahu apakah aku bisa menghadapi ini sendirian."

Reza tersenyum kembali "Kita akan baik-baik saja, Maya. Kita akan menemukan jawabannya dan memastikan tidak ada lagi yang hilang seperti Fajar."

Saat mereka berbicara, lonceng tanda akhir istirahat berbunyi, mengingatkan mereka untuk kembali ke kelas. Meskipun masih diliputi perasaan was-was, mereka berdua mencoba untuk bersikap tenang. Namun, saat mereka berjalan kembali ke kelas, Maya merasakan sesuatu yang aneh—ruangan terasa semakin dingin, dan bayangan yang tadi dilihatnya tampak lebih nyata, lebih mengancam.

Begitu mereka duduk, kejadian aneh lainnya mulai terjadi. Papan tulis yang awalnya bersih tiba-tiba dipenuhi coretan yang tidak jelas, seperti tulisan tangan seseorang yang sedang panik. Semua orang di kelas mulai merasa cemas, tetapi Pak Adi, sang guru, tidak melihat apa-apa yang aneh.

Cinta Bayangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang