bab 12

8.6K 812 34
                                    


  Malamnya mereka sudah berkumpul hanya untuk menunggu makan malam siap dengan Wendy yang juga ikut membantu di dapur.

   Namun saat mereka tengah bersantai tiba-tiba terdengar suara keributan dari arah atas juga teriakan yang terus menggema.

  Mark Jeno Jaemin Haechan Chenle dan Jisung saling tatap sebelum mereka ber enam langsung berlari menuju sumber suara yang mereka dengar.



"Aaakkkkk hiks aahkkk pas!" Dengan tubuh yang bergetar juga air mata yang sudah membasahi wajahnya, Renjun terus memberontak memukul mukul Chanyeol yang berusaha menahannya.

"Injun injun anak baik hm, ini papa nak astaga tenang sayang" tadinya Chanyeol berniat membangunkan putranya yang terlelap namun ketika terbangun putranya itu justru kembali mengamuk saat pertama kali bertemu dengan dirinya.

   Suara pintu yang di dobrak dari luar semakin membuat Renjun berusaha melepaskan dirinya karena merasa terancam.

  Wendy langsung menghampiri suaminya begitupun para anaknya yang lain yang terkejut dengan keadaan Renjun saat ini.

"Sayang tenang nak, hei ini mama ini mama Renjun, injun denger mama kan" Wendy berusaha menenangkan Renjun, sesekali mencoba agar bisa mengalihkan perhatian Renjun agar berhenti memukul suaminya.

  Mark bahkan Jeno ikut mendekat berusaha mencengkal tangan Renjun yang sedari tadi hendak memukul siapa saja yang berada di dekatnya namun ternyata mereka salah, Renjun berhasil lepas dari genggaman mereka.

"Renjun" Wendy langsung berlari mengikuti kemana Renjun pergi sedangkan Mark masih membantu papa nya yang tadi terjatuh karena dorongan dari adiknya itu.

  Renjun berlari masuk ke dalam lemari di kamarnya setelah aksi kejar kejaran tersebut.

  Wendy bernafas lega, dirinya berjongkok membuka pelan pintu lemari tersebut menatap putranya yang sangat ketara sekali jika sedang ketakutan.

  Renjun sendiri menyembunyikan dirinya di balik pakaian pakaian yang tergantung dengan tubuh bergetar dan suara isakan yang terdengar jelas.

   Wendy mencoba tersenyum melirik suaminya yang sudah berdiri di belakangnya.

"Injun? Ini mama nak, ayo keluar hm" dengan tenang Wendy berusaha membujuk Renjun walaupun dirinya hanya pura pura tegar melihat ini semua, orang tua mana yang tidak hancur melihat keadaan anaknya yang seperti ini.

   Mereka semua terdiam membiarkan mamanya yang berusaha membujuk Renjun untuk keluar.

"Kita main hm" Wendy berkali kali mengulurkan tangannya walau terus di tepis.

  Chanyeol ikut mendekat berjongkok di sebelah istrinya.

"Injun ingat papa hm, mau gendong papa lagi nak" bujuknya namun sama Renjun justru semakin bersembunyi di balik gantungan baju.

"Hallo injun~ie, lihat hyung punya boneka lucu, mau main bareng hyung" Mark ikut mendekat dengan sebuah boneka di tangannya, entah kapan dia mengambil boneka itu.

  Dan berhasil setelah lama mereka berusaha membujuk Renjun agar keluar dari tempat persembunyiannya, kini Renjun menyembulkan kepalanya dari balik pakaian itu dan menatap sesuatu yang ada di tangan Mark dengan polos.

  Wendy dan Chanyeol saling tatap melirik ke arah putra sulungnya yang menganggukkan kepalanya.

"Nah kalau mau bonekanya harus keluar, ayo sama papa sayang " Chanyeol kembali mengulurkan tangannya dan Renjun dengan  ragu ikut meraih tangan sang papa dan perlahan keluar dari dalam lemari sambil terus fokus dengan boneka di tangan Mark.

   Mark berjalan mendekat memberikan boneka itu pada papanya yang sekarang memangku Renjun.

  Wendy membersihkan wajah Renjun dengan tissue basah, dirinya tidak tega dengan wajah sembab itu.

  Renjun menggenggam erat boneka di pelukannya kemudian kembali merapatkan diri ke tubuh Chanyeol yang sedang terkekeh pelan.

"Ayo turun kita makan malam dulu" ujar Wendy mereka hanya mengikuti dari belakang, memperhatikan Renjun yang berada di dalam gendongan Chanyeol sambil membawa boneka yang dia dapatkan.

  Kini mereka semua sudah duduk di depan meja makan yang sudah terisi penuh dengan berbagai menu.

"Jisung tolong ambilkan ayam itu" pinta Haechan tanpa melirik ke arah adiknya yang di mintai tolong.

"Itu dekat dengan Chenle hyung" jawabnya membuat Haechan langsung menatap dan tersenyum canggung dirinya sedari tadi fokus dengan hpnya.

"Mangkanya kalau lagi makan tuh jangan fokus dengan hp" Jaemin menepis tangan Haechan yang terus menatap hp nya itu.

  Chenle yang namanya di bawa bawa langsung mendekatkan piring berisi ayam kecap itu pada Haechan.

  Wendy hanya tersenyum dirinya tengah menyiapkan makanan untuk Renjun putranya itu yang sedang anteng di pangkuan papanya.

  Wendy mendekat meletakkan piring itu di depan suaminya.

  Mereka kira Renjun akan kembali mengamuk karena langsung merampas piring yang ada di tangan mamanya namun Renjun justru langsung membawa piring itu ke lantai dan memakannya dengan tidak beraturan.

  Melihat hal itu Chanyeol buru buru mengambil kembali piring itu walau harus terjadi tragedi perebutan piring membuat Renjun hendak kembali menangis namun Wendy langsung menenangkan nya.

"Kotor sayang, kan belum cuci tangan hm, mama suapi ya" ujarnya menyiapkan kembali makanan baru untuk putranya.

  Chanyeol yang merasa bersalah langsung mendekap erat putranya yang sudah sesenggukan kembali.

"Kaget ya, maafin papa ya" gumam Chanyeol dengan pelan.

  Dengan posisi duduk menyamping sehingga mudah untuk istrinya menyuapi putra mereka.

"Ngan kul hiks" lirihnya dengan tubuh bergetar.

"Gak, gak ada yang mukul hm, nanti papa pukul balik" ujarnya.

"Ayo sayang buka mulutnya pesawat terbang mau lewat"

  Mereka semua tertawa dengan candaan itu walaupun mereka harus terus waspada akan apa yang bisa saja Renjun lakukan.

  Setelah makan seperti biasa mereka memutuskan untuk berkumpul di ruang keluarga.

"Ini rambutnya gak kependekan ya ma, perawat motongnya" Chanyeol mengusap surai putranya yang sekarang anteng dengan berbagai mainan di depannya di temani anak anaknya yang lain.

"Gak lah pa, udah keren kayak gitu" bukan Wendy yang menjawab tapi Jaemin yang baru saja kembali dengan stoples cookies di tangannya, sontak itu langsung membuat Renjun mengalihkan perhatiannya.

"Ini untuk injun yang manis" ujar Jaemin meletakkan cookies itu di depan Renjun.

"Buat kita mana Jaem?" Haechan memicingkan matanya menatap Jaemin yang justru hanya mengedikkan bahunya.

"Renjun hyung cocok dengan rambut seperti itu" gumam Chenle mendapat persetujuan dari mereka semua.

"Renjun sudah minum obat pa?" Ujar jeno karena tadi setelah makan mereka langsung berkumpul di ruang keluarga.

  Walaupun tidak semua bisa mendekati Renjun bahkan Chanyeol masih harus hati hati agar putranya tidak merasa takut lagi.

"Sudah, mama tadi selipkan di buahnya" ujar Wendy dan seketika mereka mengingat saat Renjun tadi tiba-tiba hendak memuntahkan buah yang di suapi oleh Wendy namun Chanyeol langsung memberinya minum sehingga Renjun tidak jadi memuntahkan makanan tersebut..









   Ayo jangan lupa vote sama komen oke

Stars Behind the Darkness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang