"selamat pagi ka Gem"
"Pagi Thorn"
Gempa yang sedang memasak sarapan kini terbantu sedikit ketika Thorn tiba dan menawarkan diri untuk membantu dirinya menata semuanya di meja makan
"Thorn bisa tolong bangunin yang lain?"
"Tentu"
Sahut Thorn dengan senang hati
Thorn naik kelantai dua dimana itu kamar Taufan, bungsu, dingin, and bencana alam.
Thorn mulai dari bencana alam terlebih dahulu, ia mulai mengetuk pintu berlambang petir dan sedikit berteriak memanggil orang yang ada di balik pintu besar
Cklek
Pintu terbuka menampakkan muka baru bangun tapi terkesan tegas juga
"Ka ayo turun makan" ajak Thorn
"Hn, kakak nyusul" sahut Halilintar kembali menutup pintu
Thorn ga terlalu memikirkan tapi dia jadi sedikit ragu kalau bangunin kakaknya yg ga beda jauh umurnya sama dia, tapi yowes lah
Tok Tok
"Ka Ice, yok makan"
Ga ada sahutan sama sekali dari dalam, Thorn langsung menyimpulkan kalau kakaknya belum bangun dari tidur pulas
Cklek
Thorn menoleh ketika mendengar suara pintu terbuka
"Eh ka Taufan"
"Thorn? Kamu ngapain di depan kamar Ice kaya gitu?" Tanya Taufan
"Th-"
"Ka ini gimana cara pa-..... Eh Thorn?"
"Loh?"
Ketiganya terdiam saling pandang memandang tanpa bersuara.....
"Kalian bertiga ngapain masih berdiri di depan tangga kaya gitu? Ayo turun makan"
Gempa yang baru datang menatap bingung tiga orang mematung tanpa sepatah kata sama sekali.
Thorn terdiam bukan apa apa tapi dia terpesona dengan ketampan kakak ketiganya yang terlihat ganteng juga cerah.
Sedangkan Ice terdiam karena malu.
Taufan terdiam cuma ikut ikutan aja sih sebenernya.
"Ice tadi butuh apa?" Tanya Taufan lembut
"I-Ini gimana?" Gugup Ice
Taufan terkekeh kecil lalu membantu sang adik menggunakan dasi sekolah dan slayer eskul
"Nah begini caranya"
"Terimakasih ka"
"Hn, sama sama"
Taufan beranjak turun, cacing cacing di perutnya sudah mulai komplain buat di isi.
Thorn, Ice dan di susul Halilintar turun: duduk di tempat masing masing.
"Ice" Panggil Gempa
"Kenapa ka?"
"Bukannya hari ini libur? Kok pake seragam sekolah?"
"Ada eskul hari ini" jawab Ice tenang
"Mau kakak anter?"
Suara lembut membuat siapapun yang mendengar nyaman dengan alunan suara yang enak masuk di telinga
"Ice?"
Ice tanpa pikir panjang langsung mengangguk dan di balas dengsn senyuman menawan dari Taufan.
Solar selaku orang yang sangat amat narsis ga pernah berani memandingkan dirinya dengan kakak keduanya itu karena dia tau pastinya kalah jauh, seenggaknya ga di Followers sosial media mana pun. Itu pikir Solar
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku yang paling tampan
FanfictionCerita ini author buat seperti one shoot walaupun setiap chaptrernya masih masuk sama chapter sebelumnya