Kartu Putih

3 0 0
                                    

Ditulis oleh: Ninda Cendikia Putri

Rupawan yang diterima hanya sementara, yang diterima tidak kekal, yang diterima berlalu lalang. Berapa banyak orang yang sudah menyerah? Tumpukan kartu putih begitu banyak sepertinya orang-orang benar tak kuat. Memang apa yang mereka hadapi?
Sedih sekali rupawan itu, mencabik-cabik hatinya sendiri. Derai air mata yang begitu dahsyat, sakitnya sudah tidak bisa dijelaskan lagi.

Rupawan yang dulunya seorang yang tabah dan kesabaran seluas samudra hilang dalam sekejap. Hatinya menerima dengan lapang dada kini hilang dia sudah menyerah. Bagaimana bisa?

Pertanyaan, jawaban, banyak kekecewaan yang diterima dengan kata-kata dan senyuman terbaik selalu diberikan oleh rupawan. Ternyata hilang begitu saja. Padahal kesenangan yang diberikannya selalu diterima oleh orang-orang. Lalu bagaimana dengan kesenangan rupawan.

Lagi-lagi dia lupa kalau dia bisa senang. Selama ini kesenangannya hanya bentuk ketabahan rupawan.
Kartu putih sudah ditebar, jangan sampai rupawan selanjutnya menahan sakit.

IDEKITA "Bolehkan Aku Egois?"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang