Chapter 1: Isaac Frederic

569 106 9
                                    

United Kingdom
Scotland, Edinburgh
1905

"Maafkan aku Ibelyn. Aku pikir hubungan kita harus berakhir." Lirih Frederic berkata sembari memunggungi gadis itu.

Ibelyn menyatukan kedua tangannya di atas dada "Kenapa Eric? Aku pikir kau adalah pangeran dalam hidupku."

Bagaimana si cantik tidak menganggapnya sebagai pangeran, jika selama ini, yang menolong Ibelyn ketika dibully adalah Eric. Yang merawat Ibelyn ketika sakit adalah Eric. Dan selama ini yang membantu biaya hidupnya selama tinggal di Edinburgh juga pria itu.

Lagipula Eric sendiri yang mengatakan pada Ibelyn. Dengan nafasnya yang menggebu gebu dan jantung yang berdetak kencang, bahwa ia mencintai wanita itu sejak matanya pertama kali menangkap mata itu.

Awalnya Eric tampak kesulitan mengejar Ibelyn dikarenakan si cantik sempat menolaknya berulangnya. Namun karena setelah dua tahun Ibelyn melihat perasaan Eric yang terlihat begitu tulus, perlahan lahan pun ia mulai menerima cinta itu.

"Aku, tidak tau ini dimulai dari mana. Namun kebersamaanku bersama sekretarisku membuatku lebih mencintainya. Maafkan aku, Ibelyn."

"Kau bisa memukulku, atau memintaku membayar denda atas perbuatanku ini. Aku tak mempermasalahkan hal itu."

Lyn hanya tersenyum lembut mendengar perkataan tersebut. Kemudian si cantik pun berjalan mendekati Eric berdiri di sampingnya "Apa kau bahagia dengan wanita itu?"

Eric hanya terdiam dengan raut bersalahnya. Lalu dengan nada rendah ia pun menjawab, "Ya."

"Maafkan aku." Lanjutnya lagi.

Ibelyn terkekeh "Tak apa Eric."

"Aku tak masalah jika kau bahagia bersama wanita itu. Karena yang terpenting dalam hidup ini adalah kebahagiaan. Dan jika kau bahagia maka aku juga akan bahagia Eric."

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Lyn pun membalikkan tubuh dan berlalu. Ia mengerucutkan bibir seraya menatap langit langit kafe.

Sekarang ia tak memiliki pegangan uang lebih karena Eric tak ada di sampingnya. Sepertinya, ia harus mencari pekerjaan part time tambahan kali ini.

Pikir Ibelyn seraya melanjutkan kembali perjalanannya dan bersenandung kecil dalam hati.

Meninggalkan seorang pria yang sedang berdiri sendirian di kafe itu. Sambil menahan sesak yang entah kenapa tiba tiba menjalar di hatinya.

***

Scotland, Edinburgh
University of Crishenburgh

Sambil menyatukan kedua tangan di atas dada dan menatap langit langit kelas si cantik berkata "Aku berharap bisa memeluk setiap pria tampan. Dan merasakan degup jantung mereka yang berdegup kencang untukku dan tidak bisa mengendalikan diri di atasku. Rasanya sangat senang membayangkannya~"

"Pria tampan, pria tampan. Di otakmu hanya itu saja yang kau tau."

"Ouch~ tentu saja tidak~" Ibelyn mendekati sahabatnya Ashley lalu mengalungkan tangan dan kemudian menjilat leher itu tiba tiba.

Membuat Ash kaget. Ash yang sebelumnya duduk dengan sedikit membungkuk kini menegakkan punggungnya karena mendapat atraksi dari si cantik.

"Tentu saja selain pria tampan. Aku juga menyayangi sahabatku yang satu satunya ini~" ujar Ibelyn bernada.

Ash menatap ibelyn tak percaya dan ia menyentuh lehernya yang dijilat itu "Be berhenti lakukan itu! Jika kau tidak berhenti bersikap seperti ini, kau akan membuat Amber semakin membulimu."

Lyn and LustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang