Bab 3

30 0 0
                                    


Bab3



"selamat datang nak" ucap lelaki tua dengan senyum ramah memperjelas wajah yang sudah berkerut menandakan sudah menuanya usia nya. Ya tentunya bagi bebrapa orang tertentu menganggabnya wajah orang tua itu menakutkan. Meskipun tidak pernah melontarkan komentar mengenai hal tersebut.

Meskipun sudah tua, orang tua yang biasa di panggil roan kakek limun ini masih tegap dan bugar tidak kalah dengan para preman jika beradu bahkan, seolah tak kenal takut kakek limun ini akan beradu dengan orang yang lebih kuat dari dia jika di perlukan tentunya.

.

"ayah" jawab yang di sambut singkat.

"aku akan masak" jawab anak tersebut sembari berjalan ke dapur

Orang tau lawan bicara masih tersenyum ramah seperti biasa, seolah sudah terbiasa dengan itu.

"aku akan mengabari tuan muda dan anak-anak itu untuk berbersih dulu sebelum makan, apa lagi tuan muda" Ucapnya Mengingat kebiasaan anak-anak yang sering latihan tempur. Dan dengan mata makin menyipit seolah menggambarkan kasing sayangnya, mengingat kebiasan tuan mudanya 😊

Penampilannya yang sudah tua dan berumur tidak menghalangi sang kakek untuk pergi dalam keadaan bersemngat sembari menyandungkan lagu yang terdengar hanya di pikirannya, dan pergi dengan ho,ho ho, seolah tertawa teringat bahwa tuan mudanya seolah tidak tau apa itu yang dinamakan siang atau malam tidak mengenal dengan apa yang dinamakan jam.

.

Beacrok yang melihat ayahnya pergi dengan suasana senang mengurungkan niatnya untuk memanggil ayahnya kembali.

'Lain kali saja' batinnya

.

.

.

Tuan muda yang masih menengkan dirinya dari keterkejutannya dengan bersender dan menggoyangak sedikit di kursi goyang kesayanganny berusaha mengingat mimpi buruk apa yang di alaminya tadi. Seolah terlihat melamun

"tuan muda" panggil kakek ron

Jelas cale yang belum sepenuhnya fokus dan tenang yang baru saja terjasi tersentak kembali. Tapi hal itu tentu saja tidak terlihat seolah tidak terjadi apa-apa. Pasalnya orang yang terkejut memiliki muka kek dinding tampa expresi tentu saja tidak dengan batinnya yang meratap.

"tenang jantung. Tenang" batinnya seolah menenangkan jantungnya sendiri agar tenang karena berdegup kenjang pasal di kejutkan.

Yang membuat kejut tentu saja hanya tersenyum ramah seolah sedang menghadapi cucu kesayangn.

'menyeramkan' batinnya dengan muka datar, orang-oarng melihatnya pasti tidak akan menyangka bahwa ron adalah pembunuh/apalagi keluarga pembunuh pikirnya.

"Sungguh mengejutkan melihat anda tidak tidur di jam ini"

"apa"

"tuan muda cale"

"iya" dengan muka datarnya tentu saja

"apa ada sesuatu yang menggangu tuan muda?"

"tidak" jawab cale cepat seoala tak ingin mengatakan apa-apa

'tuan muda' batin ron. Tidak ingin memaksa tuan mudanya lagi jadi.

"sudah waktunya makan siang tuan muda, saya akan memanggil anak-anak agar dapat bersiap terlebih dahulu. Permisi tuan muda"

Ron kemudian pergi meninggalkan tuan mudanya tanpa memperdulikan empunya yang masih loading

.

'lelaki tua yang menakutkan' batin nya

Cale henituse & Kim dokjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang