EL - 0.01

760 72 13
                                    

Hay kenalin nama aku EL, terdengar pendekkan?

Iya....
Nama aku tuh emang sependek itu, cuman dua huruf doang.

Dulu pas masih bayi, nama lamaku itu Elbrian Aditya Pratama, tapi malah diganti karna tubuh aku yang mudah sakit-sakitan.

Tiap seminggu sekali, aku tuh suka banget dibawa kerumah sakit, entah itu demam ataupun pingsan tiba-tiba.

Saat umurku 2 tahun, tiba-tiba salah satu tetangga yang menyadari keanehan ditubuhku.

Diapun sempat bilang pada orang tuaku, mungkin bawaan aku yang nggak sanggup sama nama yang diberi sama orang tuaku.

Terjadilah....

Akhirnya ayahku memberi ide dan lalu membuang nama Brian Aditya Pratama nya.

Akhirnya jadilah namaku yang hanya bernamakan El.

Setelah berganti nama, memang manjur, aku tak kumat pingsan seperti sebelumnya dan bahkan jarang demam.

Tubuhkupun yang awalnya lemah, mulai terlihat membaik. Serta wajah pucatku akhirnya hilang dan mulai terlihat cerah.

Akupun menyadari itu sendiri, selama 3 tahun aku benar-benar merasa senang akan tubuhku yang sehat.

Namun itu hanya sementara, perlahan setiap sebulan sekali aku....

"Ayah.....ibu......tolong...."

Kalian tau apa ini?

Benar, aku yang berteriak karna melihat sesuatu yang tak seharusnya kulihat.

Aku melihatnya, dia tinggi dan berbayangan hitam, matanya semerah darah menatap tajam kearahku seakan-akan ingin memakanku.

Aku ketakutan, keringat ditubuhku sudah keluar dan membuatku trauma sendiri.

Ada sekitar setahun lebih aku selalu seperti itu, orang tuaku kembali panik. Aku yang awalnya biasa saja, kenapa malah seperti itu.

Rasanya saat itu, aku benar-benar tak sanggup lagi, aku selalu melihat wajah yang mengerikan menggangguku.

"Mengerikan" ujarku yang teringat wajah-wajah yang terlihat lapar saat melihatku.

Beruntung saat aku berusia 8 tahun, ada satu orang yang tiba-tiba muncul dan berniat ingin menginap dirumah kami.

Ia berperawakan tinggi, wajahnya terlihat tua, rambutnya putih panjang seperti tetua petapa dalam drama-drama kolosal, jenggotnya yang juga tak kalah panjang dengan warna putih.

Ia menatapku dan mengangguk kepala, seakan-akan dia seperti memahami apa yang ia lihat ini.

Hingga aku mendengar dua kata darinya....

"Tubuh spritual" ujarnya dengan suara yang terdengar serak.

Aku yang saat itu masih berusia 8 tahun hanya bisa bersembunyi dibelakang tubuh ayahku.

Menyembunyikan tubuhku, aku bukan takut padanya, melainkan orang dibelakangnya yang menatapku dengan wajah yang sendu.

"Dia.....siapa dia?" Ujarku dengan polos saat itu.

Kakek itu ia hanya tersenyum seperti orang jahat didalam sinetron, ia membelai jenggot panjangnya dan berkata....."hahahaha.....memang tubuh langka, bahkan bisa melihat orang dibelakangku" ujarnya saat itu sambil menunjuk orang yang kulihat itu.

Orang tuaku saat itu tak tau menahu apa yang kami bicarakan, karna jujur mereka hanya orang biasa yang tak mengetahui alam yang berbeda.

"Anak kalian agak spesial ya, jika dibiarkan takutnya dia akan dibawa oleh orang-orang jahat itu" ujarnya yang membuatku ketakutan.

EL (BLHAREM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang