Sakit. Itu yang dirasakan hati Ferrel saat ini. Sungguh rasanya Ferrel sangat amat ingin menangis karena sekuat-kuatnya seseorang akan ada saatnya dimana merasa sudah tidak kuat lagi untuk menahan segalanya. Ferrel memang sudah biasa ditolak oleh Marsha tapi, entah kenapa hari ini rasanya terasa amat sangat sakit. Entah karena perkataan Marsha yang cukup kasar, entah karena hati Ferrel yang sudah tidak sekuat biasanya.
Ferrel hanya berdiri diam membeku di depan Marsha, bingung harus merespon seperti apa. Hanya ada 1 kata yang terlintas dibenak Ferrel.
"Sorry, Sha." ucap Ferrel tak berani menatap Marsha.
"Gue harap lo pergi dari hidup gue." balas Marsha datar.
Kalimat itu keluar dari mulut Marsha dengan sangat mudah. Tampaknya Marsha sudah muak dengan adanya Ferrel dihidupnya, membuat Ferrel semakin berpikir keras apa yang harus dilakukannya hingga terpikirkan hal yang cukup gila di benak Ferrel.
Dengan mata yang mulai berair Ferrel berbicara. "Oke, aku bakal pergi dari hidup kamu. Tapi dengan satu syarat dan kamu harus mau."
"Apa?" tanya Marsha.
"Kasih aku waktu 1 bulan buat jadi pacar kamu. Kalo setelah 1 bulan kamu ga jatuh cinta sama aku, aku janji bakal pergi dari hidup kamu selamanya." kata Ferrel
Orang-orang yang berada disana kaget dengan permintaan Ferrel, apalagi teman-teman Ferrel dan Marsha.
"Astaga, Rel. Sebenernya apa sih yang ada dipikiran lo?" tanya Zean dalam hati.
"Jadi pacar Marsha selama 1 bulan? Gue yakin Marsha ga akan nerima sih." kata Jessi dalam hati.
1 bulan menjadi pacar nya? Orang ini sungguh tidak waras, sudah tau Marsha tidak suka pada dirinya tapi dia tetap saja masih berusaha. Sudah dihancurkna hati nya pun Ferrel masih berusaha mendapatkan Marsha.
Marsha berpikir sejenak, awalnya ia ingin menolak permintaan itu tapi dia berpikir kembali. Menurutnya permintaan Ferrel cukup bisa diterima, pikir Marsha apa salahnya tersiksa selama 1 bulan untuk mendapatkan kebebasan selamanya? Rasanya itu cukup sepadan.
"Huft, oke. Gue terima." jawaban Marsha membuat semua orang disana kaget. Mereka pikir Marsha akan menolak permintaan itu mentah-mentah, ternyata tidak. Marsha malah menerimanya.
"Mulai dari besok, 1 bulan itu dimulai. Jadi manfaatin hari-hari lo 1 bulan kedepan dan setelah itu jangan pernah temuin gue lagi." Marsha lalu pergi meninggalkan lorong kelas tanpa memperdulikan banyak orang yang melihat mereka. Seolah pertunjukan sirkus yang sudah selesai orang-orang mulai pergi dari tempat itu karena pemeran utamanya telah pergi. Hanya menyisakan Ferrel, teman-teman Ferrel, dan juga teman-teman Marsha.
"LO GILA YA REL? Kenapa lo minta kek gitu sih?" tanya Aldo tak terima dengan permintaan Ferrel.
"Lo cuman bakal jadi mainan Marsha selama 1 bulan Rel. Lo cuma buang-buang waktu dan setelah 1 bulan lo gabakal bisa ketemu dia lagi." kata Febrian
"Kenapa lo ga nyerah aja sih, Rel? Lo cuma tinggal nyerah buat ngejar dia dan bisa cuman temenan sama dia, ga harus kayak gini." bingung Zean.
Ferrel sudah lelah dengan cinta yang tak ada ujung nya ini. Dia hanya ingin merasakan kebahagiaan sesaat walaupun setelahnya dia akan mengalami kesedihan yang sangat lama. Ferrel hanya ingin punya memori yang indah bersama Marsha. Walau sebentar itu akan menjadi kenangan yang sangat berarti bagi Ferrel selamanya.
"Nggak pa-pa guys, gue cuman gamau nyerah begitu aja. Gue tetep masih mau berusaha walau cuman sebentar." jawab Ferrel sambil tersenyum getir, terlihat banyak kesedihan didalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine!
Teen FictionJatuh cinta gabisa sendirian, kita gabisa maksa orang buat punya perasaan yang sama kaya kita.