Try.

420 79 4
                                    








DAY 3

Pagi ini Ferrel sudah bangun cukup awal karena bersemangat untuk menjemput Marsha. Ferrel memang tidak pernah terlambat karena dia memiliki kebiasaan untuk menunggu Marsha di depan kelasnya. Tapi kali ini berbeda, dia akan menjemput Marsha. Benar-benar perubahan yang tak disangka bagi Ferrel. Baru hari ketiga perjanjian mereka tapi Marsha sudah mau dijemput oleh Ferrel.

"Ini masih pagi banget, Rel. Kok udah siap berangkat aja?" tanya Ibu Ferrel.

"Nggak pa-pa, Bu. Pengen aja." balas Ferrel.

"Ya udah, hati-hati ya dijalan nya."

"Iya, Bu. Pasti kok. Aku pamit ya." kata Ferrel.

Di lain sisi Marsha baru saja selesai mandi dan berpakaian. Dia merasa cukup malas jika hari-nya diawali dengan bertemu Ferrel. Marsha menerima ajakan Ferrel ini karena rasa bersalahnya kemarin lusa dan Marsha pikir setidaknya dia harus mencoba terbiasa dengan adanya Ferrel.

Marsha sedang sarapan bersama dengan kedua orang tua nya.

"Sha, hari ini mau dianterin Papa atau gimana?" tanya Papa Marsha.

"Ga usah, Pa. Aku mau berangkat bareng temen." jawab Marsha.

"Ohh, tumben berangkat bareng temen."

"Lagi pengen aja."

Tak lama Ferrel mengabari Marsha bahwa dia sudah berada di depan rumahnya.

"Ma, Pa. Aku berangkat sekarang ya." pamit Marsha.

"Iya, Sha. Hati-hati ya." balas Papa dan Mama Marsha

Marsha keluar rumahnya, berjalan menuju gerbang mendekati Ferrel.

"Pagi, Sha." sapa Ferrel sambil tersenyum manis.

"Pagi." balas Marsha singkat.

"Udah sarapan belum? Kok kayak lemes gitu." tanya Ferrel.

"Udah. Gue nggak lemes, gue cuma males karena hari ini harus diawali dengan ketemu lo." balas Marsha.

Cukup menyakitkan bagi Ferrel mendengar hal sepeti itu, padahal kemarin Marsha terlihat senang saat bersamanya. Tapi hari ini sepertinya tidak, sungguh Ferrel tak mengerti.

"Haha, jangan gitu dong, Sha. Agak sakit juga dengernya." Ferrel tertawa getir.

"Emang fakta. Udah ah, ayo berangkat." ajak Marsha.

Ferrel tak berbicara lagi. Dia langsung memberikan helm pada Marsha dan menurunkan step motornya. Marsha menatap motor Ferrel sejenak, sepertinya dia kesusahan untuk menaikinya. Pandangan Marsha beralih pada Ferrel yang sudah mengulurkan tangannya seolah mengerti jika Marsha akan kesusahan menaiki motornya.

Marsha menerima uluran tangan itu dan segera naik ke motor Ferrel. Dirasa sang penumpang sudah duduk dengan nyaman, Ferrel langsung menjalankan motornya menuju sekolah. Setelah sampai di sekolah Marsha langsung turun dari motor Ferrel dan langsung melepaskan helm yang dipakainya. 

"Nih." Marsha memberikan helmnya pada Ferrel. Setelah Ferrel menerimanya Marsha langsung balik badan dan berjalan meninggalkan Ferrel yang masih tertegun di motornya.

"Ehh, Sha. Tunggu dong." Ferrel buru-buru melepaskan helmnya dan langsung turun dari motornya untuk mengejar Marsha. Ferrel berlari mengejar Marsha yang sudah berada di koridor kelas.

Be Mine!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang