𝐈𝐈ㅤ❝ 𝐖𝐄 𝐒𝐓𝐀𝐑𝐓 𝐓𝐎 𝐏𝐋𝐀𝐘

49 12 0
                                    

“Jadi apa keluhan mu, Saven?” Tanya Jay yang sudah duduk kembali di kursi kerjanya, sembari menggenggam erat pulpen di sebelah tangannya. Siap untuk menuliskan setiap keluhan dari Sunoo.

Yap, yang beberapa saat lalu datang mengganggu kemesraan Heeseung dan Jay adalah Sunoo.

Pria bermanik rubah itu sedari awal memang berniat menemui Jay di ruang medis, tetapi pria itu tidak berada di sana. Alhasil ia menunda niatnya tersebut, dan lebih dahulu memilih untuk membersihkan diri.

Setelahnya baru lah Sunoo kembali menemui Jay, langsung ke ruangan pria itu.

Sebab kebiasaannya yang memang selalu seenaknya masuk keruangan Jay, jadi ia tak perlu lagi repot-repot mengetuk pintu.

Akan tetapi, Sunoo benar-benar tidak menyangka menemukan sang pimpinan yang sedang bermesraan di sana. Walaupun memang keseluruhan anggota markas ini tau, bahwa Heeseung dan Jay merupakan sepasang kekasih yang telah lama menjalin hubungan.

Tetapi, bagaimana pun Sunoo merasa tidak enak telah mengganggu kemesraan mereka.

Dan lagi. Seharusnya ia sudah pergi dari ruangan ini, jika saja Jay tidak memintanya untuk masuk ke dalam ruangan.

“Aku mendapatkan luka sayat di bahu ku, saat dalam pertarungan tadi. Um, Jardav. Apakah Leader baik-baik saja? Wajahnya terlihat sangat menyeramkan sekarang,” Tanya Sunoo dengan nada berbisik. Begitu menyaksikan wajah datar Heeseung, yang sedari tadi menyandarkan tubuhnya pada pintu masuk yang tertutup dengan kedua tangan bersedekap.

“Dia memang berwajah seperti itu sejak dahulu, jangan hiraukan dia.” Kekeh Jay menuliskan keluhan Sunoo, sembari menimbang-nimbang obat yang sekiranya cocok untuk menyembuhkan luka yang di derita pria itu.

“Jardav,” Panggil Heeseung yang tidak terima terus menerus di abaikan oleh sang kekasih.

“Oh, benar juga. Leader, apa kita jadi berkumpul malam ini?” Heeseung memberikan tatapan tajam tak bersahabat pada Sunoo yang baru saja mengajukan pertanyaan, membuat pria itu tersenyum kikuk.

“Tentu saja, malam ini seluruh anggota divisi utama akan berkumpul. Kita perlu membahas beberapa hal penting,” Sahut sang pimpinan yang nampaknya sudah mulai kembali bersahabat, meski wajah datar nya masih terlihat menyeramkan.

Tanpa menunggu lama, Sunoo pun mengangguk mengerti. Sebelum kemudian Jay memintanya mendekat, untuk melihat bagaimana keadaan lukanya.

“Jika kau ingin berkumpul bersama anggota divisi utama yang lain, sebaiknya cepatlah bersiap Leader.”

“Kau juga harus ikut berkumpul, Jardav.” Ujar Heeseung yang kembali di abaikan. Sebab sang kekasih nampak sibuk membicarakan banyak hal bersama Sunoo.

Ia mendengus kesal dengan pemandangan itu. Tanpa aba-aba kakinya melangkah, mendekati meja kerja Jay yang kini di huni oleh dua orang.

Satu tangan Heeseung terjulur, tanpa permisi meraih dagu Jay. Yang saat itu masih menunduk untuk mengamati luka di bahu Sunoo.

Kepala Jay yang terpaksa mendongak pun di sambut oleh wajah Heeseung, yang tiba-tiba menyatukan bibir mereka. Memberikannya kecupan singkat yang lembut.

Tak seperti Jay yang nampak tenang menerima perlakuan tak terduga dari Heeseung. Sunoo justru di buat kaget setengah mati, menyaksikan kejadian yang berlalu begitu cepat di hadapannya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

twilight of desireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang