22. [S2]

2.7K 259 3
                                    

12 tahun kemudian.

Zio yang dulunya kecil kini bertambah tinggi sekitar 150cm. Itu sudah tinggi di umurnya yang 15 tahun. Namun, keluarganya lebih tinggi darinya sehingga ia merasa iri dengan tinggi keluarganya yang seperti titan kolosal.

Tak banyak perubahan yang terjadi pada Zio. Ia mulai melupakan sedikit dari banyaknya kenangannya bersama dengan Rainer. Sikap polos dan perilakunya yang di luar nalar masih melekat pada diri Zio.

Selain kehilangan Rainer, keluarga Maximilian juga mendapat kabar jika Zivanna dan Valeri meninggal dunia karena kecelakaan pesawat saat menuju ke Italia. Jika tidak ada Zio, keluarga Maximilian pasti akan merenggang.

Zhen juga sudah memiliki keluarga sendiri. Ia menikah dengan seorang wanita yang berkerja sebagai model, wanita itu bernama Caroline Veronica Sacha. Mereka menikah lima tahun yang lalu dan sekarang memiliki anak laki laki bernama, Kavian Sacha Maximilian. Walaupun sudah mempunyai keluarga sendiri, mereka tak mau meninggalkan negara dimana Zio berada. Sangat lengket seperti permen karet yang menempel pada sepatu.

Sedangkan yang lain masih melajang, mereka hanya ingin fokus pada pekerjaan mereka agar mendapatkan uang dari hasil mereka sendiri dan kemudian mencari seorang yang ingin menjadi pasangannya. Tak sembarangan mereka memilih pasangan. Mereka ingin pasangan yang sempurna di mata mereka. Kata sempurna bukan hanya cantik saja, dalam segala hal harus bisa melakukannya.



Hari ini adalah hari pertama Zio masuk sekolah. Ia di antar oleh Keith dan Lyra. Mau bagaimanapun Zio tetap anak kecil dimata mereka, jadi apapun itu mereka harus menjaganya.

Mobil mewah milik Keith pun masuk kedalam halaman sekolah. Banyak para siswa dan siswi kagum dengan mobil tersebut, mobil itu adalah mobil keluaran terbaru dan hanya ada 3 di dunia ini. Selain kagum, mereka juga penasaran siapa pemilik mobil tersebut.

Sedangkan di dalam mobil, Zio mengenakan tas berwarna hitam dengan berbagai gantungan di tasnya. "Mommy, Dede berangkat dulu yaa." Ucapnya dengan antusiasme yang tinggi.

"Eh tunggu." Lyra menghentikan Zio yang akan membuka pintu mobil. Lyra mengambil tasnya dan memberikan sebuah kartu berwarna hitam pada Zio. "Ini untuk jajan. Inget, jangan beli yang pedes pedes, jangan makan terlalu banyak, jangan minum es terlalu banyak dan jangan nakal di sekolah. Jika mommy tau dede nakal di sekolah, maka-"

"Daddy hukum." Sela Keith membuat Zio menelan ludah sembari mengambil black card dari tangan Lyra. Ia mengangguk mengiyakan larangan yang di berikan mommy dan daddynya itu. "Dede janji gak akan nakal, daddy jangan hukum dede ya?"

"Itu tergantung dede. Kalo dede nakal, daddy bakal hukum dede." Ucap Keith yang tak kuasa melihat wajah memelas Zio.

"Yaudah, sana berangkat. Hati hati ya." Ucap Lyra dan di balas anggukan oleh Zio.

Seorang bodyguard membuka pintu mobil dan mempersilahkan Zio untuk keluar. Beberapa siswa yang penasaran pun kagum melihat seseorang yang keluar dari mobil tersebut. Mereka memekik gemas ketika Zio sepenuhnya keluar dari mobil.

Anj dedek bayik!

Cok! Imut begete bangsat!

Asksksksksk!! Gemes banget sihhhh!!

Akhhhh! Jantungku turun!!!

Blah blah blah blah blah blah dan blah.

Sedangkan Zio sendiri hanya menatap aneh mereka. Ada apa dengan mereka? Apakah ada yang aneh? Kerena ia tak terlalu peduli, jadi ia melangkah ke bangunan lantai 3 tersebut.

Di sisi lain, Keith menatap para siswa dan siswi dengan tatapannya yang seolah olah akan mencincang tubuh mereka karena memekik dan mencari perhatian pada Zio. Jika bukan kerena Lyra untuk menahan amarahnya, Keith sudah membunuh semuanya.



Baby Zio Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang