I

338 28 5
                                    

                  
Hujan mengguyur kota Jakarta siang ini. Sudah empat belas hari semenjak kepergian ayah Lea. Perempuan yang genap berusia enam belas tahun itu masih dirundung perasaan duka mendalam. Lea duduk termenung di dekat jendela besar yang ada di kamarnya dengan kedua tangan yang menggenggam foto dirinya dan ayahnya.

Airmata Lea tiba-tiba berlinang di pipinya saat melihat wajah bahagia dirinya dan ayahnya di foto itu. "Ayah, aku sudah libur. Apa Ayah lupa? Kita sudah merencanakan liburan kita bulan lalu? Kita akan pergi berkemah bersama kan, Ayah? Lalu kenapa Ayah pergi?" isak Lea sambil mengelus- ngelus foto itu.

Sambil menatap foto ayahnya, tiba-tiba saja terlintas di ingatannya, permintaan terakhir ayahnya saat itu.

'Cari ibumu, Lea. Ayah mohon'

Lea menghembuskan napas gusar. "Bagaimana bisa Ayah mengingat wanita itu di saat-saat terakhir Ayah? Kenapa aku harus mencarinya? Kenapa bukan Ayah saja yang kembali?" isak Lea sambil menatap foto ayahnya.  Lea akhirnya berpaling dari foto itu, dia menatap hujan yang sudah mulai reda. Lea menatap kaca jendelanya yang berembun karena dinginnya air hujan.

Tok Tok Tok

Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Lea. Dia kemudian mengambil tisu yang ada di meja dan mengusap airmatanya. "Siapa yang datang siang-siang begini?" gumam Lea sambil berjalan menuju ruang depan untuk membuka pintu.

Lea dengan perlahan-lahan memutar kenop pintu. Saat pintu sudah terbuka lebar, Lea melihat sosok lelaki menggunakan ransel dan kacamata hitam berdiri di hadapannya.

"Hai, gorgeous."

Lea mengerutkan keningnya menatap lelaki asing yang baru dilihatnya itu. "Kamu siapa--" belum sempat Lea selesai bicara, lelaki asing itu langsung masuk ke dalam rumah Lea.

Lea memutar bola matanya kemudian melihat apa yang dilakukan lelaki asing itu di ruang tamunya. Lelaki asing itu tengah melihat-lihat foto Lea dan ayahnya yang terpajang di ruang tamu sambil sesekali mengangguk.

Melihat tingkah aneh lelaki asing itu, membuat Lea semakin was-was. "Maaf, kamu sebenarnya siapa?" tanya Lea dengan mata yang terus mengawasi gerak-gerik lelaki asing itu. Lelaki asing itu menoleh ke arah Lea, kemudian tersenyum.

Lea makin bingung dengan lelaki asing yang berada di rumahnya ini. "Tidak usah khawatir, Lea," ucap lelaki asing itu sembari melepas kacamata hitamnya dan duduk di sofa yang ada di ruang tamu Lea. Setelah lelaki asing itu melepas kacamatanya, Lea mengerutkan keningnya. Lea merasa sepertinya lelaki ini tidak asing, Lea pernah berjumpa dengannya tapi entah dimana dan kapan.

Keraguan Lea tentang lelaki ini makin sempurna ketika menyadari bahwa lelaki asing itu baru saja menyebut namanya. "Ka--kau tahu namaku dari mana?" tanya Lea sambil menunjuk lelaki asing itu. Lelaki asing itu lagi-lagi tersenyum dan mengatakan,"tentu saja aku tahu."

Jawaban lelaki misterius itu semakin membuat Lea bingung. Lea sangat yakin, bahwa dia pernah bertemu dengan orang ini, tapi entah dimana dan kapan. Lea menundukkan kepalanya berusaha mengingat dimana dia bertemu dengan lelaki ini. Tapi tetap saja, dia tidak mengingat apa-apa.

"Maaf, tapi ...  sebenarnya kau siapa? Kau mau apa di rumahku? Dan apakah kita pernah bertemu?" kata sambil menatap wajah lelaki asing itu. Lelaki asing itu menganggukkan  kepalanya. "Ya, kita pernah bertemu ," ungkap lelaki asing itu santai.

I'm In Love With Stranger [EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang