MLC.13

73 9 0
                                    

Saat suasana sudah tenang, seorang pria datang mendekat dengan tergesa gesa ke arah Blaze. Dia adalah paman dari Blaze yang mereka temui di restoran sebelumnya, dan orang yang sama pula yang membuat Blaze hampir celaka saat evakuasi terjadi.

'' Blaze .... syukurlah kau selamat, kudengar kau bangkit jadi Class A hunter apa itu benar ..? Class A bisa menghasilkan banyak uang kan, ayo kembali Blaze aku janji akan memperlakukanmu dengan baik. Kita mulai lagi dari awal ya. Anak baik '' pamannya terlihat senang, seolah Blaze akan menuruti permintaannya dengan mudah. Taufan dan Gentar menatap datar interaksi mereka tak ingin menganggu sama sekali akan apa yang terjadi, sementara Gempa dan Hali  tak mengerti apa yang sedang  terjadi.

'' siap tua bangka itu..? '' sarkas Hali. Terlihat jelas dia tak suka dengan interaksi mereka.

'' dia pamannya Blaze '' jawab Taufan singkat.

'' pamannya..? Itu berarti anak itu punya wali, tapi kenapa kakak yang menjadi wali kontraknya ..?'' Heran Gempa.

'' yah Gem... lo liat aja dulu '' ujarnya membalas seadanya. Gempa yang sama sekali gak mengerti hanya menurut dan menyaksikan interaksi kedua orang itu.

'' Fan ... apa perlu gw hajar aja orang itu..? '' Terlihat jelas bahwa Gentar mulai geram.

'' jangan ... kita lihat aja dulu situasinya, lagian semua keputusan kan ada pada anak itu. '' Taufan menjawab acuh.

'' paman Tom, sebelum ayah meninggal paman kemana saja. Paman bahkan tak berusaha menghubungi ibu dan adikku soal kematian ayah, harta yang ayah tinggalkan. Paman juga yang menghabiskannya tanpa menyisakanku sepeser pun, paman juga berniat menjualku sebelumnya bahkan saat evakuasi paman berusaha membunuhku secara sengaja. Apa paman pikir aku melupakan itu semua dengan mudah ...? '' manik jingga itu itu menatap nyalang. Namun senyuman menyeringai yang ditunjukan Blaze membuat Taufan sadar bahwa hal buruk mungkin terjadi.

'' apa maksudmu Blaze keponakanku tersayang, aku menyayangimu sepenuh hati, apa kau gak ingat siapa yang membesarkanmu setelah ayahmu tiada. Kau tak akan membuat pamanmu sedihkan ..?'' Setelah mendengar ucapan itu berbagai memori buruk akan kelakuan pamannya berputar di kepala Blaze begitu saja.

'' ah... ya..... gw inget lo emang gak pantas di panggil manusia dasar gak tau diri '' Blaze mengepalkan tangannya kuat. Entah kemana rasa takutnya pergi sebelumnya dia bahkan tak berani menatap mana pria tua di depannya ini.

'' anak sial ini ... maksudku kau tau itu demi kebaikanmu kan ...'' dengan wajah memelas yang dibuat buat kedua pundak Blaze dipegang erat.

' apa dia berpikir anak itu akan percaya dengan air mata buaya itu, dia salah memilih lawan ' batin Taufan.

''Paman .... karna sudah membesarkan gw , gw berterimakasi tapi '' Blaze menggantung ucapannya sambil memegang kedua tangan pamannya dan dalam sekali hentakan.

''BRAK .... ''' tubuh itu sudah terbaring di tanah.

'' AGH .... APA YANG LO LAKUKAN KEPARA-'' tubuh yang tiba tiba sudah terlentang di tanah itu seketika bergidik ngeri saat melihat tinju berapi yang berada beberapa senti dari wajahnya.

'' ummm B....Bla..ze...? '' dengan keringat dingin Tom memanggil nama keponakannya itu, tapi tatapan dingin dan wajaalh datar itulah yang dia saksikan .

Blaze mendekatkan bibirnya ke telinga kanan Tom, dan mulai berbisik '' ini adalah bayaran karna membesarkan gw , gw bakal biarin lo hidup, tapi jangan sekali kali perlihatkan muka lo lagi dihadapan gw, saat itu terjadi gak bakal ada lain kali lo mengertikan '' Tom mengangguk cepat sebagai jawaban.

Blaze pun bangkit dari posisi jongkoknya dan begitu ada kesempatan Tom langsung berlari menjauh meninggalkan mereka. Sembari berteriak takut '' MOSTER ....''

'' bang Taufan gimana..? Aku menirunya darimu tak ku sangka itu sangat efektif '' mendengar itu Taufan pun berguman  pelan '' haha ... aku harus  memperhatikan tidakanku di hadapan anak anak nanti ''

'' baiklah,  ayo pulang kita semua sudah bekerja keras '' ujar Gempa semangat.

'' bagaimana dengan kekacauan ini..?'' Blaze bertanya dengan polos sambil melihat sekeliling.

'' nanti organisasi hunter yang akan mengurusnya jadi anda jangan khawatir '' Gentar menjelaskan dengan tenang. Dan hanya dibalas oh ria dari mulut mungil Blaze.

'' Blaze kerja bagus, syukurlah kalian Semua selamat  aku gak mau sampai kehilangan orang yang ku  sayangi lagi '' ujar Taufan lembut sambil mengusap kepala Blaze, tak sadar bahwa ucapannya telah membuat semua orang  di sekitarnya merona merah.

'' hehe... gw juga sayang abang Taufan '' ujar Blaze bangga.

Sebuah notif terdengar di gendang telinga Taufan.

Tring

[Selamat Blaze Agatha dan Gentar Raharja telah terpengaruh dengan kata kunci .] Taufan yang mendengarnya langsung melirik ke arah Gentar. ' gak hanya Blaze tapi Gentar juga ..?' Batinnya.

''Fan sampai rumah kita harus obati lo dulu '' seru Hali dari arah depan, manik merah rubinya melirik tajam ke arah belakang lebih tepatnya melirik Gentar tak suka, Gentar yang merasakan tatapan itu segera menundukkan kepalanya.

'' gw ngerti kok, kalian juga kan harus diobati, lagian dari awal kalo gak ada Gentar yang nolong gw. Gw pasti udah sekarat atau mungkin ma...'' menyadari arah tatapan Hali, Taufan tentu saja akan membela Gentar. Dia tak mau Genyar sampai dihukum hanya karna ini.

'' KAK TAUFAN ....'' teriakan Gempa yang tiba tiba langsung membuat Taufan menghentikan ucapannya. '' aku gak suka mendengar kakak mengatakan itu...!? Jangan sekali kali kak Upan ucapin kata mati lagi..!? '' ahh..... Taufan sadar sekarang kedua saudaranya memiliki trauma akan kehilangan saat bunda dan kakek Aba meninggal. '' Maaf Gem... tapi gw gak apa apa kok, jadi tenanglah '' Taufan mendekatkan dirinya ke arah Gempa dan menepuk pundak sang adik pelan. '' gw ... gak akan mati dengan mudah jadi lo jangan Khawatir '' lanjut Taufan yang membuat Gempa sedikit merasa lega. Halilintar yang berada di sebelah Gempa pun turut mengusap kepala sang adik bungsunya itu.

'' wah ... Bang Taufan beruntung punya saudara seperti mereka.'' Blaze yang melihat dari belakang merasa sedikit iri dengan kebersamaan ketiga saudara itu.

Gentar yang melihat kedepan langsung terdiam sesaat '' iya ... mereka beruntung memiliki saudara seperti Taufan '' ujarnya seketika. Blaze yang mendengar itu hanya menatap heran ke arah Gentar. '' tadi itu maksutnya apa paman Gentar....?'' Pertanyaan yang Blaze ucapkan hanya di balas Gelengan kepala dari Gentar.

'' mulai sekarang kau akan tinggal dengan Ku ... '' ujar Gentar tiba tiba mengubah topik pembicaraan.

'' eeeehhh .... gw gak tinggal ama bang Taufan. !?'' Gentar mengeleng sebagai jawaban untuk protes yang diberikan oleh Blaze.

Hali yang melihat reaksi Blaze tersenyum kemenangan '' heh ...''

'' si ....@nj!ng '' grutu Blaze. Ingin rasanya di menghajar wajah songong milik Halilintar.

Disisi lain ...

'' wah  ..... gak gw sangka bisa secepat itu selesainya , hooooaaaam .... ngantuknya'' manik biru lautnya menatap malas ke arah Class A baru yang bersama kerumunan Taufan.
'' sayang sekali udah diambil orang '' menyayangkan hal yang terjadi barusan .

Pemuda yang melihatnya mulai malas malasan segera memberikan teguran. '' sebaiknya kita kembali, tugas kita  sudah selesai. '' ujar pemuda dengan manik campuran itu.

'' Sopan .... lo pikir bos bakal suka laporan bahwa orang yang dia mau udah di ambil orang lain ... '' mendengar penuturan rekannya Sopan hanya menatap kertas yang dia pegang sambil berguman tak suka.

'' yang penting kita sudah mengawasi  keadaan sesuai dengan yang dia perintahkan, ayo kembali tuan Ice '' manik mata aqua itu menatap tak suka akan ucapan Sopan. Lalu beranjak dari tempat duduknya.

'' huh... malas banget balik kesana ''

Tbc ....

Siapa nih yang nanya si pola bear ...? Gimana ya nasif mereka nanti. Penasaran ditunggu lanjutannya minggu depan ya ....

See you ....

my last change [BBB AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang