Berselingkuh itu sangatlah mudah. Benar-bener sangatlah mudah. Kemudahan untuk berselingkuh di abad kita ini membuat kita nyaris setiap hari bisa membaca berita mengenai perselingkuhan yang dilakukan oleh pihak perempuan atau laki-laki. Atau pasangan yang malah kedua-keduanya juga berselingkuh dan juga punya selingkuhan masing-masing.
Kita terkadang tak sengaja membaca keluh kesah seorang anak remaja di media sosial, sewaktu ia melihat sendiri orangtuanya berselingkuh, cekcok di rumah, dan akhirnya bercerai telah menjadi hal yang tak aneh lagi. Melihat video rekaman seorang perempuan yang melakukan penggrebekan di rumah, apartemen, hotel, atau kos-kosan dan menyaksikan langsung suaminya dalam keadaan telanjang bersama perempuan lain, kini, seolah-olah menjadi hal yang tak asing lagi. Membaca dan melihat video mengenai seorang perempuan yang rela jadi selingkuhan atau simpanan laki-laki yang sudah beranak dan memiliki istri kini tak lagi menjadi hal yang rahasia. Atau membaca berita mengenai para laki-laki yang memiliki uang dan kekuasaan lalu menggunakannya untuk mencari selingkuhan atau menikah siri secara diam-diam kini sudah menjadi hal umum dan tak lagi mengagetkan.
Atau kita malah sudah sangat terbiasa menjadi saksi mata atau kabar mulut perihal perselingkuhan yang heboh dari tetangga kita. Perselingkuhan yang terjadi di antara teman sekelas atau para guru. Perselingkuhan rekan kerja, atasan, atau berbagai macam perselingkuhan di lingkungan kerja kita saat ini atau yang dahulu. Kita mungkin juga pernah melihat berita mengenai perselingkuhan salah satu anggota keluarga kita. Perselingkuhan di antara teman kita sendiri. Atau malah, kita yang diselingkuhi oleh pasangan kita. Atau kasus perselingkuhan itu terjadi di kedua orangtua kita.
Yang lebih ironis, bisa jadi, yang berselingkuh adalah diri kita sendiri. Sungguh plot twist yang begitu berantakan memang.
Berita, cerita, kasus, isu, kisah, dan beragam fakta mengenai perselingkuhan telah menjadi bagian normal dalam kehidupan kita sehari-hari. Yang tanpa sadar telah kita terima sebagai kejadian yang normal dan biasa saja. Terlalu banyaknya berita perselingkuhan setiap harinya yang masuk ke kepala kita membuat banyak orang yang satu generasi dengan kita atau sedikit lebih tua dan yang lebih muda dari kita. Kini tengah mengalami ketakutan secara besar-besaran untuk menikah.
Apalagi, saat seseorang hari ini bisa berselingkuh dengan siapa saja. Di mana saja. Kapan pun. Menggunakan saluran komunikasi yang normal atau yang paling aneh sekalipun. Membuat segala jenis keamanan jangka panjang dalam setiap hubungan percintaan menjadi sangat bermasalah dan begitu dipenuhi oleh kecemasan.
Kita telah kehilangan masa depan kita yang penuh dengan kepastian. Pasangan kita hari ini bisa saja meninggalkan kita. Berselingkuh dengan orang yang kita kenal atau tak kita kenal. Dan perselingkuhan, menjadi isu yang paling serius di abad kita saat ini. Membuat banyak sekali jejak rasa sakit, derita hidup, dan pewarisan masalah emosional bagi yang generasi yang lebih muda.
Apalagi, kita sekarang hidup di abad pornografi dan masyarakat yang telah menjadikan pornografi sebagai gaya hidup, jalan hidup, atau asupan psikologis harian dan semakin diterimanya pekerja seks komersial sebagai pekerjaan yang normal dan didukung oleh baik laki-laki dan para perempuan. Membuat sejarah hubungan percintaan dan pernikahan menjadi jauh lebih rentan dan bermasalah.
Para laki-laki bisa jajan sesuka hati dengan biaya murah dan terjangkau demi memuaskan hasrat dan perasaan lemah atau hasrat berkuasanya. Sedangkan para perempuan bisa dengan mudahnya menjajakan diri demi alasan apa pun dan tak lagi harus malu karena masyarakat secara luas pun sudah mengakomodasi pornografi itu sendiri.
Masuknya pornografi ke dalam rumah tangga membuat kehidupan berumah tangga menjadi tak lagi memuaskan dan terasa mengekang. Banyaknya perempuan cantik di luar sana yang sebagian begitu mudahnya dibeli, dibiayai, dan dinikahi, membuat para laki-laki tak segan-segan mengabaikan perasaan istri dan anak-anaknya. Di sisi lainnya, banyaknya laki-laki mapan, tampan, dan menyenangkan di media sosial dan dunia nyata, yang mudah dirayu, tak kuat menahan godaan, dan tak setia. Membuat para perempuan juga dengan mudahnya menjadikan mereka sebagai miliknya sendiri. Tak peduli mereka sudah memiliki anak dan istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABAD PERSELINGKUHAN. ABAD PERCERAIAN
Non-FictionSebuah dunia yang kita tinggali sekarang ini telah menjadi rumah bagi banyaknya kasus perselingkuhan dan perceraian yang melukai banyak pihak