"Marry me Violet."
Violet seorang dealer di sebuah kasino mewah tiba-tiba dilamar oleh seorang pelanggan yang tak lain adalah sahabat bosnya. Dia adalah Caesar Edgar Deoma, seorang konglomerat atas sekaligus Bos besar Mafia.
"Marry me or die Violet...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
♣♣♣
"Marry me or die Violet?" Caesar menodongkan pistol tepat ke kepala wanita di depannya sambil tersenyum manis. Violet gemetar ketakutan, matanya berlinang. Dia tidak menyangka dalam hidupnya akan dilamar dengan cara begini. Sebenernya bagaimana ini bisa terjadi?
Beberapa saat yang lalu
Violet terbangun, mendapati dirinya terikat di kursi. Disebelahnya ada Aera rekan kerjanya yang masih tidak sadarkan diri.
"Di mana ini?"
Violet mencoba bersikap tenang, mengamati sekitarnya. Hanya ruangan kosong dengan satu lampu tepat diatas kepala mereka. Tidak ada ventilasi apapun di sana menandakan mungkin saja mereka berada basement atau ruang bawah tanah. Siapa yang telah menculik mereka? Siapakah pelakunya? Dan apa tujuan mereka melakukan ini?
Violet tenggelam dalam pikiran, tidak menyadari rekan kerja di sebelahnya sudah terbangun. Aera langsung panik mendapati dirinya terikat di kursi.
"Um ... di mana ini?" ucapnya.
Violet menoleh "Aera!" Tapi sebelum dia berbicara rekannya itu sudah lebih dulu berteriak meminta tolong. Suaranya keras dan nyaring, cukup memekakan telinganya.
"Tolong ...!"
"Siapapun tolong aku!" Aera terus meminta tolong. Sambil dia terus memberontak mencoba melepaskan diri. Dia bahkan tidak menyadari keberadaan Violet yang juga terikat disebelahnya.
"To —"
"Diam!" Bentak Violet. Dia sudah tidak tahan dengan teriakan Aera yang membuat kepalanya mumet. Belum lagi suaranya itu yang seperti tikus kejepit ban, telinganya sangat terganggu.
"Kau?" Aera akhirnya menyadari keberadaan Violet. Ternyata bukan hanya dia yang disekap, rekan kerjanya itu juga. Tapi mengapa?
"Kau lebih baik diam. Tidak akan ada yang mendengar suara mu," tukasnya. Violet sudah mengamatinya tidak akan ada yang mendengar teriakan mereka seberapa keras pun itu. Sekarang lebih baik mereka untuk tenang dan memikirkan jalan keluar dari tempat ini.
"Apa maksudmu? Pasti akan ada orang diluar yang mendengarnya." Aera tidak mau mendengarkan. Bahkan jika itu hal baik, dia tidak akan mau mendengarkan rekan kerjanya itu. Dia sangat membencinya.
"Siapapun tolong aku ...!"
Violet memutar bola matanya malas. Dia tahu rekannya itu tidak akan mendengarkan, dia tau betapa Aera sangat membencinya. Entah kesalahan apa yang sudah dia lakukan sampai dia begitu sangat membencinya.