"Marry me Violet."
Violet seorang dealer di sebuah kasino mewah tiba-tiba dilamar oleh seorang pelanggan yang tak lain adalah sahabat bosnya. Dia adalah Caesar Edgar Deoma, seorang konglomerat atas sekaligus Bos besar Mafia.
"Marry me or die Violet...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
♣♣♣
"Apa?" Violet terkejut begitu juga dengan Alex yang tidak menyangka Caesar akan berkata begitu. Tidak peduli seberapa sukanya dia dengan permainannya, dia tidak bisa tiba-tiba menawarkannya untuk 'One night stand'.
"Caesar. Dia tidak — "
"$10.000 untuk satu malam," potongnya menyodorkan cek pada wanita didepannya. Violet menatap cek di depannya, di cek tersebut benar tertulis $10.000 dan sudah ditandatangani. Cek itu adalah gajinya selama 5 bulan bekerja. Tapi sekarang dia bisa mendapatkannya hanya dalam 1 jam.
"Aku tau kau menganggapnya terlalu besar, anggap saja itu sekaligus tip untuk permainan mu."
Violet menatap mata Caesar, dia bisa melihat pandangan merendahkan di sana. Tatapan yang sering dia lihat dari orang-orang terhadap dirinya. Violet membalas tersenyum, menerima cek tersebut. Alex terkejut melihatnya. Selama Violet bekerja sebagai 'Dealer kasino' dia selalu menolak dengan tegas ajakan seperti itu entah siapapun orangnya. Apakah ini efek pesona tuan muda Caesar yang tak tertandingi?
"Terimakasih."
Caesar menyeringai, dia semakin memandangnya rendah. Tapi yang tak di sangka-sangka kemudian Violet memutar balikan situasi.
"Tapi maaf, saya akan menolaknya. Anda bukanlah type saya tuan Caesar!" Violet memasukkan cek itu kembali ke dalam saku kemeja Caesar kemudian melangkah pergi setelah memberi hormat pada mereka. Alex dan Caesar tercengang. Caesar bahkan tidak bisa menutupi wajah terkejutnya.
"Apa?"
"Saya hanya akan tidur dengan orang yang saya sukai dan pastinya itu bukan anda tuan Caesar," Ucap Violet sebelum dia keluar dari ruangan.
Alex langsung menghampiri Caesar dan memukul lengannya. "Apa kau sudah gila? Kenapa kau melakukan itu?" Alex cukup marah dengan perlakuan Caesar yang keterlaluan.
"Apa masalahnya? Bukankah wanita sepertinya menjual diri untuk mendapatkan uang." Caesar membela diri.
"Kau pikir ini tempat apa? Apa kau lupa ini tempat untuk bermain bukan tempat penjualan prostitusi." Alex masih tidak habis pikir, padahal Caesar sendiri yang membuat perjanjian bahwa tidak boleh adanya tindakan ilegal seperti penjualan obat-obatan atau prostitusi.
"Tempat ini 100% legal!" Alex memperjelas. Caesar terdiam, dia akhirnya menyadari kesalahannya.
"Dan aku katakan padamu, wanita itu tidak pernah menerima ajakan siapapun bahkan dengan tawaran lebih dari $10.000 mu itu."
Caesar semakin merasa jengkel dengan omelan temannya. Dia teringat dengan ekspresi terakhir Violet tadi, wanita itu tersenyum miring padanya. Menatapnya rendah. Itu menghancurkan harga dirinya, apalagi kalimat terakhir dari wanita itu.
"Sial." Caesar mengumpat, melempar botol anggur didekatnya ke dinding.