*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*Jill berdehem dan menepuk kasur di sebelahnya, mengisyaratkan untuk Elina duduk di sebelahnya. Elina mengerti apa yang dimaksud Jill, langsung merangkak dan berbaring di sebelahnya.
"Jill... kenapa kau meninggalkanku? apakah disana kau memiliki teman baru?" ucap Elina sambil cemberut, bagaimana bibirnya yang monyong saat cemberut benar-benar menggemaskan.
"tidak, aku tidak berteman dengan siapapun saat aku di luar negri..." ucapnya dengan jujur.
"lalu... kenapa kau pergi begitu saja. aku sangat kesal saat kau berbohong padaku! tapi, aku menanyakan pada tetangga sebelah rumahmu, dan aku mengetahuinya!" ucap Elina yang kesal. ia benar, saat Jill sudah pergi. Jill berbohong padanya, ia mengatakan ia akan liburan di rumah kakek dan neneknya. tapi Elina kurang meyakinkan, jadi saat Jill sudah pergi ke luar negri. Elina, memutuskan untuk mencari informasi di sekitar rumahnya Jill. dan, mengetahui bahwa Jill akan tinggal di sana dan juga berbisnis disana. tapi, itu bohong juga. karena, yang sebenarnya adalah, ia akan menggantikan posisi kakek nya yang seorang mafia yang paling terkuat, karena setiap ada peperangan. dirinya akan selalu menang, dan bawahannya hanya mendapatkan luka kecil, jika itupun luka besar, mereka tetap mengikuti peperangan yang akan datang.
Jill yang mendengar itu bersiul, dan memalingkan wajahnya. Elina kesal, dan memeluk pinggang Jill, dan mendusel ke pinggulnya. Jill yang melihat itu hanya tersenyum dan membelai rambut Elina.
"aku merindukanmu..." ucap Elina dengan suara imutnya.
Jill, terkikik dan menyisir rambut Elina ke belakang telinganya. "aku juga merindukanmu Mousy, kau pikir aku tidak?" ucapnya dengan nada mengejek.
"tapi, kenapa kamu kembali ke sini lagi?" ucap Elina yang baru terlintas di benaknya itu.
"tentu saja untuk bertemu denganmu lagi... apalagi?" ucapnya santai.
Elina yang mendengar itu pipinya memerah, dan ia segera mencubit pinggang Jill. Jill sontak kaget dan menepis tangan Elina. "Apaan itu?!" Jill menatap sinis pada Elina, tapi saat melihat pipi Elina yang memerah, ia mengerti.
"aaah... lebih baik kamu mandi. dan aku akan menyiapkan pakaian untukmu... aku harus pergi." ucap Jill sambil menyisir rambut Elina.
"kemana?" jawab Elina, singkat dan padat.
"bekerja. dan, aku akan memerintahkan anak buahku untuk pergi ke rumahmu, mengambil pakaianmu dan barang-barangmu." ucap Jill santai. tapi tidak dengan Elina.
"kenapa?" ucap Elina yang bingung.
"kau tinggal disini mulai sekarang ok?" ucap Jill.
"t-tapi-" ucap Elina yang terpotong oleh Jill.
"menurut lah, padaku, Elina... aku tidak ingin kamu dalam bahaya, sekarang, kamu berada di sini. kau akan aman bersamaku... anak buahku akan menjagamu... jangan lari dariku, kali ini aku tidak ingin kamu meninggalkan tempat ini, dan jika kamu ingin dompetmu kembali, ada di laci sebrang." ucap Jill dengan tatapannya tajam seperti elang, mata hitamnya yang menyeramkan menusuk pada jiwa Elina. dan saat mendengar ucapan Jill ia menjadi takut, ia seperti berada di sarang singa. tapi bodohnya, Elina mengangguk.
"good girl, sekarang kamu mandi sana..." ucap Jill sambil bangkit dari ranjang dan meninggalkan Elina di ranjang, sedangkan Jill keluar dari kamar tidur. Elina hanya diam dan ekspresi nya berubah menjadi sedih, tapi masih banyak pertanyaan yang ingin ia keluarkan. tapi, saat mendengar ucapan Jill. ia menjadi sunkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Tiny Girl
Teen Fiction"lacak lokasinya. dan, aku tidak ingin ada sedikit goresan di tubuhnya atau apapun itu. aku ingin tubuhnya bersih tanpa noda." "baik non!" berputar di kursi kerjanya, dan menyeringai, lalu mengeluarkan cincin dari saku jas nya. "lama tak jumpa... ka...