Kastil #12

343 30 67
                                    

Typo ✌️

Happy reading

*
*

Zayyan tak dapat berkata-kata lagi, ia menutup panggilannya tanpa menimpali ucapan Leo lagi.

Saat ini Zayyan benar-benar syok setelah mengetahui kenyataan tersebut. Kenyataan bahwa dirinya kini tinggal di tengah-tengah vampir. Zayyan menatap ke sekelilingnya dengan tubuh gemetar dan jantung berdegup kencang. Bahkan saking takutnya ia, wajahnya pun jadi berubah pucat.

Dirinya pun jadi teringat kembali akan kejadian beberapa waktu lalu, yakni ketika Sing menyelamatkannya dari ketiga gadis vampir yang hendak menggigitnya kala itu.

"Sial! Kenapa aku baru menyadarinya sekarang? Pantas saja, waktu itu Tuan Muda tidak takut pada ketiga gadis mengerikan itu. Ya, karena mereka sama."

"Dan waktu itu Tuan Muda juga membawaku terbang ke atas menara kastil. Seharusnya aku menyadarinya saat itu, bahwa bagaimana mungkin manusia normal bisa membawaku terbang setinggi itu. Dan Itu semua karena dirinya adalah ... vampir."

"Dan inikah alasannya Tuan Hyunsik mengadakan pesta tengah malam? Ya, apalagi kalau bukan karena dia dan semua penghuni kastil berikut para tamu itu adalah vampir."

"Hh ... apa yang harus kulakukan sekarang?" Zayyan terus bergumul dalam hati sambil berpikir.

"Sepertinya aku harus segera pergi dari tempat mengerikan ini. Ya, aku harus pergi!"

Kemudian Zayyan pun menghampiri Gyumin. Dan dengan perasaan takut, ia pun memberanikan diri untuk berbicara dengan atasannya tersebut.

"G-Gyumin-nim."

"Nee?" Gyumin pun menoleh ke arahnya, lalu menatapnya heran. "Zayyan-ssi, kenapa wajahmu pucat? Apa kau sedang sakit?"

"I-Iya, Gyumin-nim. Aku se-sepertinya memang sedang tidak enak badan. Ja-Jadi bolehkah aku ijin untuk istirahat dulu?" Zayyan beralasan agar dirinya dapat melarikan diri.

"Tentu saja boleh. Kalau memang sedang sakit, lebih baik kau beristirahat saja, tidak usah bekerja dulu sampai kau benar-benar pulih."

"Te-Terimakasih, Gyumin-nim. A-Aku permisi." Zayyan pun buru-buru berlalu dari hadapan Gyumin.

"Semoga lekas sembuh ya, Zayyan-ssi!" teriak Gyumin mengiringi kepergian Zayyan.

***

Setelah dirinya berjalan jauh dari taman tadi, Zayyan bukannya masuk ke dalam kastil utama untuk beristirahat, melainkan terus berjalan dengan tergesa-gesa menuju ke pintu gerbang kastil, untuk melarikan diri.

"Hosshh ... hosshh ... hosshh ...!!"

Kini Zayyan tengah berlari menjauh dari kastil tersebut dengan napas terengah-ngengah dan bulir-bulir keringat yang mulai membasahi pelipisnya.

Zayyan hanya berlari dan berlari terus dengan sekuat tenaga, tanpa menoleh ke belakang lagi. Tekadnya sudah bulat, yakni ingin meninggalkan kastil tersebut dan pergi sejauh mungkin.

Namun kemudian,

"Zayyan-ie, saranghae."

"Nado saranghae, Tuan Muda."

"Zayyan-ie, apa kau mau menerima diriku apa adanya?"

Deg!

Zayyan pun berhenti, ketika tiba-tiba ucapan Sing terhadapnya kini terngiang dalam ingatannya.

"Kau tidak akan meninggalkanku dan berpaling pada yang lain kan, Zayyan?"

"Tidak akan pernah, Tuan Muda. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu."

Kastil (SingZay) End√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang