03. p balap

160 32 2
                                    

n: semua yg terjadi disini hanyalah fiksi!!

Sorai ramai malam itu begitu bising, belum lagi suara mesin yg begitu menggema nyaris menimbulkan denging telinga bagi orang lain yg tidak terbiasa. Jalanan sepi itu entah bagaimana di jadikan arena balapan liar bagi mereka yg rata-rata masih dibawah umur. Deretan motor dengan kecepatan tinggi sudah membuat barisan shaf dengan para pemiliknya yg sudah siap tinggal menunggu aba-aba untuk tancap gas menuju garis finish.

"Gw gak nyangka si Harris pengecut banget sampe nurunin anak kecil cupu kayak lu buat turun kejalan" ucap salah satu pesaing disana, wajahnya yg sudah tertutupi helm full face membuat Souta tak dapat melihat reaksi apa yg di tunjukan oleh lawannya ini. Namun sudah ia pastikan wajah jelek itu semakin jelek dibuatnya

Souta kemudian mendengus kecil dan meludah tepat mengenai sepatu boot hitam yg lawannya itu pakai, pria itu menatap Souta nanar. Ia sendiri tak begitu peduli dan memakai helmnya, membuka kaca penutup helm menampilkan mata birunya yg menatap pria itu rendah.

"Jilat ludah gw yg ada di ujung sepatu lu kalau gw menang, kita lihat mana yg lebih cupu" ucapnya tengil. Harris dan teman-temannya yg mendengar itu tertawa puas. Pria itu kemudian menatap Harris nyalang.

"Awas aja lu Harris, gw pastiiin lu bakal terikat sama gw" ucapnya menunjuk-nunjuk Harris. Si surai merah itu tak begitu peduli, mata keemasan itu justru fokus pada ponselnya dan pergi begitu saja.

"Gak ada harga dirinya banget lu masih ngejar-ngejar Harris dari dulu" ucap Riji

"Malu sih gw kalau jadi lu" ucap si surai abu, Krow namanya.

Seorang wanita berpakaian cukup seksi dengan hot pants dan crop top yg begitu pas membentuk badannya, bibirnya berwarna merah menyala membuat semua mata tertuju padanya belum lagi sebuah bendera yg ia genggam pertanda aba-aba akan dimulainya pertandingan.

Wanita itu mengibarkan benderanya dengan cantik berkali-kali, suara mesin kendaraan bermotor semakin menggema saling menyahut. Hingga kibaran aba terakhir semua motor itu melaju tangkas menunjukkan siapa yg terbaik untuk sampai di garis akhir.

Sorak semakin histeris berseru jagoan masing-masing, perlahan bising itu mereda tanda laju motor semakin menjauhi keramaian. Yamaha Ninja berwarna biru itu nampak lihai menyusul dan meninggalkan lawannya di belakang, perlahan namun pasti dirinya kini berada di barisan 3 dari depan. Semakin melaju meningkatkan gas yg keluar dari motornya, membelokkan kemudi motor ke kanan ke kiri dengan elok.

Ujung bibirnya menarik senyum penuh kemenangan begitu meninggalkan pria yg baru saja berlagak sombong sebelum pertandingan, membunyikan klakson dengan sengaja menimbulkan kerutan di kening penuh amarah. Lihat lah dirinya sekarang, benar-benar meninggalkan semua kroco itu jauh dibelakang, seakan terbang tinggi di udara ketika dirinya menjadi orang pertama di garis akhir.

Kemenangan menyambutnya, tepukan bangga mengingat ini pertama kalinya ia turun ke jalan. Tidak ini bukan lah keberutungan, bukan juga karena dirinya yg terlalu lihai, namun memang lawannya saja yg terlalu payah. Sebut saja ia dan motornya sedang dalam kondisi super prima malam ini.

"Gila keren banget Sou"  Puji seorang gadis berambut ungu pastel disana, namanya Elaine seingat Souta.

"Funin aja yg biasa balapan jadi urutan nomor 4" ucap Krow

Souta besar kepala tentunya, mengangkat dagunya congkak penuh kemenangan. Mata biru itu menatap sekeliling mencari seseorang, tak ada ketua kesayangannya sama sekali. Ternyata dirinya masih belum puas, ia masih haus akan pujian.

"Loh? Kak Harris mana?" Tanyanya

"Tadi gw liat dia nyamperin orang, pake baju serba hitam sama helm full face. Gw sama Riji gak kenal, mungkin temennya" jawab Mako mendapat anggukan paham. Mungkin Souta akan menagih pujiannya nanti.

Little BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang