DAISHUN FANs TIME
.
PART 4 (shun, kamu benar baik-baik saja? - shun)
.
.
.
2 minggu kemudian, dai tetap menjalankan kuliah nya seperti biasa, terkadang dai membawa shun ke kampus nya atau sekarang menjadi lebih sering dai menitipkan shun ke rumah orangtua nya, karena ada 2 adik dai yang masih libur sekolah bersedia menemani shun.
Bersyukurnya shun patuh, dan shun juga tak ingin merepotkan dai sesungguhnya, tapi benar-benar jika shun pergi ke rumah orangtua dai, shun akan dimanja, benar-benar seperti anak mereka, dan yang paling shun suka adalah semua makanan yang shun inginkan semua ada di sana.
Hari minggu ini, membuat mood shun jauh lebih baik, karena dai tidak pergi kemana-mana, dan shungguh shun akan membunuh dai jika dai keluar lagi seperti kemarin bahkan dihari libur bahagia ini.
Shun kembali mengeratkan pelukan nya ke tubuh dai, wangi... belum mandi loh mereka berdua. shun menggeliat di tubuh dai, mencari kehangatan... tapi sebentar, kenapa disini menjadi sangat panas, shun menoleh ke AC yang menyala bahkan menunjuk ke angka rendah yang otomatis ruangan nya menjadi dingin.
Shun mendongak, terkejut...
karena rasa panas itu berasal dari tubuh dai, telapak tangan shun ia letakkan di dahi dai, yang benar saja seperti menyentuh api neraka. Shun mulai khawatir, dengan cepat terduduk dan menggoyangkan pelan badan dai
"dai... bangun... daiii" goyang shun, dai malah bergumam tak jelas, menyebut mamanya
"mama... sakitt... shun... sa...kit" rintih dai terbata-bata.
Shun benar-benar kalang kabut, dengan cekatan bahkan kaki nya sempat terhaduk pinggir kasur saat shun berlari menuju kamar mandi, mengambil kain apa saja lalu shun celupkan ke air dan shun kembali berlari ke dai meletakkan kain basah itu di dahinya dengan hati-hati.
"dai... bangun sayang... mana yang sakit? Bilang kepadaku cepat"
"dai... jangan membuat ku khawatir seperti ini..." namun dai masih menutup mata nya, mulutnya terbuka sedikit
"dai.. kamu habis makan apa, kenapa bisa begini sih" runtuk shun, tetapi tetap menganti kain basah saat kain itu sudah kering.
Mata shun terus saja menatap wajah dai yang tertidur, tapi seakan-akan dai diserang mimpi buruk, berkali-kali dahi dai berkerut tak nyaman, tangan dai shun genggam erat, mengusap pelan sesering mungkin, hingga dai nyaman.
.
Setelah hampir setengah jam, shun memandangi dai yang tak membuka matanya kini dai membuka mata dengan rintihan sakit yang amat jelas dari pada saat dia bangun
"shun.. sa.. kit.. hiks.. hiks.."
shun bingung, dirinya langsung pergi ke dapur mengambil air putih, berlari cepat bahkan air yang dibawanya sempat tumpah, untung saja shun tidak terpeleset, pikiran nya hanya dai. Shun tidak pandai mengurusi orang sakit, bahkan jika dirinya sakit pun tak ada yang peduli, shun akan membiarkan demam nya hilang sendiri...
Air putih itu shun minumkan ke dai sedikit demi sedikit, namun dai malah menutup matanya, dan berlari ke kamar mandi...
Shun menghela nafas, mengejar dai yang berada di kamar mandi, mengusap pundak dai pelan, bahkan shun tak jijik saat membersihan sisa muntahan di mulut dai.
"apakah sudah merasa lebih baik dai?" tanya shun sambil mengurut leher belakang dai, yang ditanya menggeleng, memeluk shun lemas, menumpu seluruh tubuhnya ke shun, mulai menangis kesal. Dai tak ingin sakit, bahkan demam saja seperti ingin dicabut nyawa nya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAISHUN FANs TIME
Fanfiction🔆daishun after the boyfriend🔆 -dainakai -shunnakanishi one shot-two/three?? like, comment, and follow. KOMENTAR YANG BANYAK, SEMAKIN DEKAT UNTUK UP HEHE bibil_la01