SM-00

6.6K 93 8
                                    

HAPPY READINGS!!!

***

"Selin!" Panggil seorang laki-laki bertubuh tinggi dan beefy. Terlihat sangat jelas raut wajah lelaki itu seperti sedang kesal, rahang yang mengeras dan kepalan di kedua tangannya sangat mendukung.

Tak lama, seorang wanita yang bernama Selin Putri Liandra pun keluar dari kamar dan bergegas menuruni anak tangga satu per satu. Melihat kearah sang lelaki tersebut yang dimana itu adalah suaminya sendiri, Arnold.

"Kamu kenapa sayang? Kenapa teriak-teriak kaya gitu? Ada apa?" Tanya Selin panik.

Disaat Selin akan meraup wajah sang suami, dengan gerakan cepat Arnold menepis tangan Selin kasar.

"Ngaku sama aku sekarang juga."

"Anak yang sekarang ada di dalam kandungan kamu itu, anak siapa, hah?!" Tegas Arnold.

Dengan senyum yang dipaksakan, Selin berusaha meraih wajah suaminya dan berharap bisa menenangkannya sekaligus. Selin juga tak tau kenapa mendadak suaminya malah bertanya demikian, padahal sudah sangat jelas jika anak dalam kandungannya adalah anak dia sendiri. Arnold. Pertanyaan macam apa yang Arnold lontarkan barusan?

"Jawab aku, Selin!" Tegas Arnold sekali lagi.

"Ini anak kita, kamu kenapa nanya kaya gitu? Pertanyaan yang ga seharusnya kamu tanyakan," jawab Selin.

Arnold berdecih, tapi lelaki itu pun seketika sibuk dengan ponselnya seakan sedang mencari sesuatu. Sementara Selin sendiri, ia langsung pergi mengambilkan air minum juga mengambilkan sesuatu yang sudah ia persiapkan untuk sang suami. Karena kebetulan juga hari ini adalah hari pernikahan dan hari dimana kandungannya memasuki usia ke 4 bulan.

"Sayang, kamu mending minum dulu, ya? Terus liat in---"

Arnold pun berbalik dan menyingkirkan gelas berisikan air tersebut hingga jatuh dan pecah, ditambah sebuah lukisan yang Selin siapkan sebagai hadiah tapi malah patah dan terkena air.

"Diem!"

"Mending sekarang kamu jujur sama aku tentang semuanya, termasuk hubungan kamu sama Rendi dan anak yang sekarang ada di perut kamu itu," jelas Arnold seraya menunjuk perut Selin.

Selin menggeleng.

"Ke-kenapa kamu malah bawa-bawa Rendi? Apa hubungannya? Aku sama dia gaada hubungan apa-apa dan anak yang ada di dalam perut aku ini anak kamu sendiri, Arnold," jawab Selin.

Seakan tak percaya, Arnold malah tersenyum dengan tatapan penuh curiga. Tak hanya itu, Arnold juga menunjukkan sesuatu yang ada di ponselnya. Sebuah video dan juga foto-foto dimana itu menunjukkan Selin bersama sosok laki-laki bernama Rendi, teman Arnold sendiri.

Selin sendiri sampai diam tak bisa berkata-kata, meskipun Selin tak tau itu kapan dan dimana. Tapi yang jelas, memang Selin tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Rendi.

Tapi, darimana Arnold mendapatkan foto dan video tersebut? Tempatnya pun sepertinya di hotel.

"Ini apa, hah? Udah berapa kali kamu ke hotel ini sama Rendi? Jujur aja," ucap Arnold memojokkan.

Selin menggeleng, "Gak!"

"Halah!"

"Aku lupa kalo kamu emang cewek penggila batang!"

Mendengar ujaran tak pantas tentang dirinya, Selin pun muak. Ia tak merasa melakukan apapun tapi dituduh dan dihina seperti ini.

PLAK!

Tamparan yang membuat wajah Arnold berpaling, membekas dan juga memerah di pipi kanan lelaki tersebut.

"Demi apapun aku ga pernah ngelakuin hal serendah itu, dan aku selama ini cuma fokus sama kamu!"

"Tapi apa? Kamu malah nuduh aku seenaknya cuma karena foto sama video yang ga jelas ini?"

Selin tak percaya jika lelaki yang ia sangat cintai malah tidak mempercayainya sama sekali, apa Arnold memang tidak sepenuhnya mencintainya?

Dan parahnya, Arnold seakan tidak mendengar dan tak peduli dengan apa yang Selin katakan. Keterlaluan bukan?

"Kalo emang kamu yakin ini bukan anak kamu, mau kamu apa?" Tanya Selin.

"Pergi," jawab Arnold dingin.

"Pergi?"

Tak ada jawaban.

Dengan perasaan yang campur aduk, Selin hanya bisa tertawa. Bisa-bisanya Selin mencintai laki-laki seperti Arnold. Sangat disayangkan juga ia malah mengandung anak dari Arnold. Tapi...

"Oke..."

"Ga perlu kamu suruh juga aku bakalan pergi. Aku ngerasa jadi orang bodoh karena udah menikah sama laki-laki kaya kamu yang ga pernah percaya dan gamau dengerin penjelasan pasangannya sendiri."

Hanya memakai baju tidur dan membawa ponsel nya, Selin pun berjalan menghampiri Arnold.

"Inget, aku pergi ga bawa apapun dari rumah ini. Jadi, silahkan nikmati semuanya sendiri."

"Karena aku ga perlu ini semua," tambah Selin.

Rumah tangga yang sudah berjalan selama hampir 3 tahun lamanya malah harus berakhir dengan tuduhan dan alasan yang tak masuk akal?

Tak apa, jika memang ini sudah takdirnya maka Selin akan menerimanya.

Sambil berjalan keluar dari rumah yang menjadi tempat dimana Selin dan Arnold bersama, wanita itu mengelus perutnya sendiri.

"Gapapa sayang, Mama bakalan buktiin kalo Mama bakalan bisa bahagia in kamu seorang diri. Mulai detik ini, kamu cuma punya Mama, oke?"

Jika memang bisa meminta, Selin hanya ingin meminta satu hal saja, ia berharap takkan pernah lagi bertemu dengan Arnold di kesempatan manapun lagi.

Rasa sakit karena tuduhan dan penghinaan yang dapat, membuat Selin mengubah prinsip hidupnya sendiri mulai dari sekarang. Jika dulu ia cukup mencintai satu laki-laki saja, maka sekarang ia akan mengendalikan banyak laki-laki dan menjadi pusat perhatian.

Tapi, kemana kah Selin akan pergi? Disaat dirinya hanya seorang diri saja?

***

SEE YOU NEXT PART!!!

Sugar Mommy [21+] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang