wedding photo

105 17 1
                                    

Yang lagi menunggu hari pernikahan mereka mungkin di part berikutnya...

Sebenarnya Mimin mau langsung membu




at part hari pernikahan mereka tapi Mimin pikir akan lebih bagus jika cerita ikut hari...

Happy reading









≈≈≈≈≈≈≈≈≈★★★≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈










Matahari pagi pun mulai bersinar terang, masuk ke dalam kamar dan menyinari wajah gadis itu yang masih tertidur pulas. Karena merasa terganggu akhirnya Ia membuka mata Nya. Mengingat semalam Ia tidur dengan Jeffry Ia langsung menoleh ke samping namun pria itu sudah tidak ada lagi. Membangunkan tubuh Nya lalu duduk di sisi tempat tidur.

" Ya Tuhan, ini sudah pukul tujuh pagi?". Teriak Nya melihat jam didinding yang sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Pantas saja pria itu sudah pergi, karena memang ini sudah jam tujuh. Bergegas turun dari tempat tidur lalu masuk ke dalam kamar. Jangan sampai Dia terlambat lagi hari ini. Lima belas menit kemudian Dia sudah keluar dari kamar mandi. Selesai menata diri Nya Ia langsung mengambil obat lalu memasukkan kedalam tas dan turun ke bawah.

Sesampainya di bawah Ia langsung menuju ke ruang makan. Karena orang tua Nya sudah makan, jadi Dia langsung makan. Selesai makan tidak lupa minum obat. Untuk menunggu pria itu Ia memilih untuk duduk di ruang tamu.

" Tolong jangan sekarang". Ujar Nya ketika merasa perut Nya terasa kram. Mengelus perut Nya berharap tidak kram lagi.

" Ada apa Non?". Tanya Bibi Nita yang sedang membersihkan ruangan itu.

" Bi,tolong ambilkan air hangat untuk Ku". Ujar Nya kepada Bibi Nita.

" Baik Non". Bibi Nita langsung berlari ke dapur untuk mengambil air panas.

Setelah kepergian Bibi Nita Aurel langsung bersandar pada sofa sambil menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan. Tak lama kemudian Bibi Nita kembali sambil membawa segelas air hangat. Memberikannya kepada Aurel lalu duduk di samping gadis itu. Nyonya Marcelina sepertinya sedang berada di kamar itu sebabnya Dia tidak mengetahui hal ini.

" Ada apa ini?".

Tiba-tiba terdengar suara dari belakang mereka. Bibi Nita yang melihat siapa yang datang langsung berdiri lalu membungkuk hormat kepada orang itu.

" Maaf tuan Jeffry, Non Aurel merasa perus kram dan pinggang Nya juga sakit". Jawab Bibi Nita. Walaupun Bibi Nita sudah berkepala lima tapi, Dia belum menikah itu sebabnya Dia kurang paham tentang kehamilan.

Jeffry langsung beralih menatap Aurel yang tidak peduli dengan kehadiran Nya. Memberikan isyarat kepada Bibi Nita untuk pergi. Ia lalu melangkah mendekati gadis, berdiri sambil memasukkan kedua tangan Nya di saku celana Nya. Aurel merasakan pinggang Nya seperti ditikam pisau. Memegang bagian sofa lalu meremat dengan kuat untuk menyalurkan sakitnya.

Jeffry mengambil posisi disamping gadis itu. Tangan Nya langsung terulur untuk mengelus perut gadis itu. Dan entah karena keajaiban atau apa tiba-tiba Aurel langsung tidak merasakan perut Nya kram seperti tadi. Ini sudah lumayan tidak seperti tadi.

" Kau kenapa sayang?, Bi Nita mengatakan jika Kau merasakan Perut kram". Nyonya Marcelina merasa khawatir ketika mendengar dari Bibi Nita jika putri Nya sedang mengalami perut kram.

grace Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang