13. Kesialan Yang Begitu Cepat

487 93 8
                                    

"Siapa yang melakukannya? Apa sekolah ini mulai mendatangkan orang-orang bersifat buruk, eoh?"

Rora dan Asa mengangkat kedua bahunya tidak tahu. Mereka tidak tahu siapa yang sudah menyayat ban mobil mereka sampai tidak berbentuk. Bukan cuma satu ban, tapi semua ban di rusak.

Chaeyoung tidak bisa mentoleransinya lebih dari ini. "Appa, tenanglah dulu. Sebaiknya kita bicarakan ini pada Daddy saja, kalau hanya Appa, sepertinya orang-orang yang melakukan semua ini tidak akan berhenti.." ucap Rora menghentikan Chaeyoung yang akan melangkah memasuki sekolah.

Chaeyoung diam. Benar apa yang di katakan Rora. Dia harus membicarakannya dengan Lisa. Bagaimanapun, sekalipun dia tangan kanan yang paling di percayai mengurus banyak hal, tapi Lisa yang menentukan semua keputusan dalam pekerjaan.

"Kita pulang sekarang. Mobil kalian tinggalkan saja di sini.."
_____

Kepala sekolah menghampiri Mingyu. Wajahnya terlihat begitu panik. "Gawat! Gawat! Mingyu! Apa yang sudah kau lakukan!? Apa kau tidak tahu seberapa takutnya aku!?"

Wajah Mingyu terlihat bingung saat kepala sekolah terlihat marah padanya. "W-wae? Aku tidak melakukan apapun.."

Kepala sekolah tidak langsung mempercayai ucapan pria yang lebih muda di hadapannya ini. "Park Chaeyoung baru saja kesini. Aku melihatnya di parkiran, wajahnya terlihat marah setelah berbincang beberapa saat dengan Rora dan Asa.... Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan, tapi kau harus ingat jika Park Chaeyoung adalah orang yang menjadi tangan kanan Lalisa Manoban selama bertahun-tahun. Sial bagi kita jika Rora mengadu pada Lalisa Manoban!"

Mingyu menelan ludahnya gugup. Keringat dingin membasahi punggungnya saat mendengar kata-kata kepala sekolah yang merupakan kerabatnya. "E.. tapi aku tidak melakukan apapun. L-lalisa Manoban tidak akan melakukan apapun padaku.." Mingyu menggeleng dengan tidak percaya. Dia menolak jika Lisa akan langsung menghempaskannya begitu saja hanya karena Rora dan Asa mengadu.

"Hah! Tetap jaga sikapmu! Aku akan mencoba menghubungi Park Chaeyoung!"
_____

LM Regency

Rora dan Asa keluar, keduanya berjalan di belakang Chaeyoung. "Aku pikir Appa akan pulang lebih lama.."

"Tidak. Limario bekerja keras agar pulang lebih cepat dari perkiraan.." jawabnya pada pertanyaan putrinya itu.

Ketiganya langsung berjalan menuju ruang tamu. Di sana, sudah ada Lisa dan Jennie juga Ahyeon yang tengah menikmati hari-hari seperti biasanya. "Oh.. Chaeng, kau tidak perlu kesini, lebih baik istirahat setelah itu kau bisa kesini.."

Chaeyoung menggeleng. "Tidak. Aku datang untuk masalah yang lain. Apa kepala sekolah memberitahu tentang masuknya orang baru?"

Lisa berpikir sejenak sebelum mengangguk. "Ne. Sebelumnya dia memberitahu ku. Tapi aku tidak tahu siapa orang itu, aku hanya menyuruhnya mencari orang yang sudah lulus tes seperti yang sudah di tetapkan.."

"Tapi.... Apa kalian ingin berdiri terus?"

Ketiganya duduk dengan cepat saat Ahyeon yang berada di pelukan Jennie terkekeh. "Kau ingin menertawakan unnie, huh?"

Rora merangkul Ahyeon. "Aniyo.." Ahyeon menggeleng. Gadis Jung itu kini berada di tengah-tengah Jennie dan Rora.

"Lim Oppa mu dimana?"

"Di kamarnya. Dia sedang mandi.." balas Ahyeon.

Kembali ke perbincangan antara Lisa dan Chaeyoung.

"Pria yang di usulkan kepada sekolah itu membuat masalah. Dia merusak ban mobil Rora dan Asa. Juga, dari cerita Rora, pria itu sangat terobsesi padanya. Sepertinya kepala sekolah juga tidak mengikuti standar yang ada, dari informasi yang aku dapatkan. Orang yang di bawa kepada sekolah adalah kerabat dekatnya dan tidak masuk dalam standar yang di tetapkan sekolah.." jelas Chaeyoung dengan rinci.

Lisa mengangguk mengerti. "Aku mengerti. Aku akan meminta Jiyong untuk mengurusnya.."

"Itu harus."

Lisa sedikit tidak senang. Berani-beraninya ada orang yang ingin berbuat jahat pada putrinya dan ingin menjilat. Dia pasti akan menendang orang-orang seperti itu.

"MOMMY! DIMANA BAJU KU YANG PUTIH!!!"

"Ck. Ahyeon, sana bantu Lim Oppa mu.." Ahyeon mengangguk dan segera pergi ke atas.

"Itu Limario? Ada apa dengan? Biasanya dia tidak seperti itu.." Rora dan Asa sedikit terkejut, sedangkan Chaeyoung yang sudah tahu terlebih dahulu terlihat biasa saja.
_____

Esok harinya.

Jiyong benar-benar datang. Tapi, dia datang dengan Chaeyoung. Keduanya datang dengan keinginan Lisa yang tidak menyukai jika orang yang kepada sekolah bawa berbuat jahat pada Rora dan Asa. Juga, kali ini Ahyeon tidak di perbolehkan sekolah, karena dari apa yang Rora jelaskan jika Mingyu cukup nekat. Apalagi, Mingyu pernah melihat Rora dan Ahyeon bersama-sama.

Melihat Chaeyoung dan Jiyong. Kepala sekolah langsung menghampiri dengan tergesa-gesa. Raut wajah panik muncul saat melihat dua orang yang cukup di percayai banyak hal oleh Lisa.

"A-asisten Park.... Tuan Jiyong... S-selamat pagi... Aku tidak menyangka kalian akan datang kesini.."

Jiyong menatap Chaeyoung sekilas, "Kami di sini atas perintah Presiden Manoban... Apa kau membawa pria bernama Mingyu ke sini? Pria itu merupakan kerabat mu?"

Jiyong langsung blak-blakan. Dia begitu terus terang dan membuat kepala sekolah panas dingin. Wajahnya pucat kali ini dengan jantung yang berdetak kencang. Dia tidak menyangka Jiyong akan sebegitu langsung menanyakan inti dari tujuannya.

Kepala sekolah mau tidak mau mengangguk. Dia mengiyakan apa yang Jiyong katakan. "Ne..."

Plak!!

"Bukankah aku sudah memperingatkan mu saat membawamu kesini untuk berprinsip adil pada setiap orang yang ingin bekerja menjadi guru?"

Plak!!

"Peraturan sudah tertulis. Beraninya kau melanggar standar yang sudah di buat hanya untuk kerabat mu! Dan mengabaikan orang-orang yang jauh lebih cocok menjadi guru!"

Plak!!

"Sepertinya kau tidak perlu berada di posisi mu yang sekarang ini!"

Tiga kali tamparan keras yang Jiyong layangkan membuat pipi kepala sekolah memerah. Kepala sekolah memegangi pipinya yang terasa begitu panas dan menahan malu saat dia di perhatikan oleh murid-muridnya. Karena saat ini, mereka memang berada di luar ruangan dan Jiyong tidak menahan sedikitpun.

Murid-murid saling berbisik tentang apa yang di katakan Jiyong dengan lantang. Mereka memandang kepada sekolah dengan tatapan tidak suka. Kepala sekolah tidak bisa membela Mingyu saat ini. Jadi, dia harus setidaknya menjaga dirinya sendiri.

"M-maafkan aku.... Aku akan membawa Mingyu pergi dari sini.."

"Sudah terlambat. Seharusnya saat Rora tidak setuju, kau harusnya sudah mengusirnya dari sini. Kau tahu sepenting apa Rora bagi keluarga Manoban, walaupun keluarga Manoban meminta untuk memperlakukannya sama seperti guru-guru yang lain, bukan berarti kau bisa seenaknya. Apalagi, Mingyu dengan berani merusak mobil Rora dan Asa!"

Kepala sekolah terdiam. Dia tidak bisa memberikan alasan lagi. Mulutnya seolah terkunci, keringat mulai membasahi punggungnya. Sepertinya, nasibnya ataupun Mingyu akan berakhir dengan buruk. Begitu cepat.
______________________________________

Domino Impact bakal jarang update. Karena fokus ke cerita ini dulu. Sama juga lagi bikin cerita baru sih di draft.
Jangan lupa vote dan komen biar makin semangat.

See you next chapter guys.

Million Dollar BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang