3. Melancarkan Aksi Cinta
***
● Jangan lupa vote dan komentarnya, ya.
Terima kasih ♡♡ ●●●
Aku melamun dengan wajah lesu di bangku. Pikiranku seolah menjadi kosong beberapa saat, setelah Aksa membuang kotak susu minuman favorit ku.
"Nih, makan dulu. Lo belum makan apapun sejak tadi." Dissa memberikan sebuah roti plastik rasa coklat dan meletakkannya di atas meja.
"Gue nggak nafsu makan," ucapku dengan gelengan.
"Apaan sih?! Lo nggak mau makan bisa bahaya buat lo. Pingsan lo, nggak bakal ada yang nyelamatin lo kayak di drama-drama! Apa?! Gak terima?! Aksa lo bahkan nggak menghargain lo! Berhenti meng-halu buat dapetin itu semua. Entah mengapa, kesan gue ke manusia iblis itu, makin memburuk. Masih mending lo sama Dava." Dissa berceloteh panjang, menyampaikan unek-unek yang terpendam dalam kepalanya. Kekesalannya bertambah kali lipat melihat teman karibnya diperlakukan bagaikan sampah.
"Dis-sa ... lo marah ya, sama gue?" Mendengar ucapannya membuatku ingin menangis. Aku jadi teringat dengan armahum Papa yang pernah mengomeliku karena satu kesalahan.
"Enggak, gue cuma marah karena lo masih suka ke dia setelah diperlakukan seperti itu." Dissa membuang nafas, dia menatapku lekat. "Lo mau coba?"
"Coba apa?" tanyaku kebingungan.
"Gue ada tempat yang bisa bantu lo. Dengan lo pergi ke tempat itu, lo bisa mendapatkan Aksa."
Aku mendengar ucapan Dissa, seketika hilang sedih. Aku bisa mendapatkan Aksa hanya dengan pergi ke tempat itu? Ini sangat langka, aku harus mencoba itu.
"Bagaimana caranya?" tanyaku ingin tau.
Dissa tersenyum, "Sudah gue duga lo tertarik, nanti pulang sekolah kita ke sana."
●
Bel yang ku tunggu datang juga, aku mendesak Dissa untuk bergegas dan mengantarkan ku ke tempat di mana aku akan mendapatkan Aksa. Dissa melihatku seperti itu pun tak habis pikir, kenapa dirinya memiliki teman gila sepertiku.
Dissa mulai menjelaskan tempat rekomendasi itu. Tempat yang mereka temui ini adalah seorang Dukun. Dukun ini bukan sembarangan, dia adalah seseorang terpengaruh yang sangat penting. Layaknya sebuah sihir dia mampu menciptakannya, tapi itu bukan hal terpenting untukku. Aku hanya ingin mendapatkan hal yang ku mau. Dissa mulai diam, membiarkanku bertanya-tanya pada diri sendiri. Hingga— kami sampai di tempat yang dituju. Rumah kecil dengan desain mewah. Tidak layak di sebut sebagai tempat perdukunan.
"Jadi, kamu ingin berada di dekat dia?" tanya pria dengan penampilan aneh itu. Dia menatapku dengan lekat, seperti melakukan sebuah introgasi.
Aku tersadar dari lamunan kecil, lalu mengangguk mengiyakan. Dukun itu terdiam dan mulai merapalkan mantra. Sementara aku juga Dissa hanya diam dengan ekspresi tidak mengerti.
"Ini, minumlah setengah dari botol dan ambil fotonya. Setelah itu, letakkan fotonya di bawah bantalmu sebelum tidur. Dengan begitu kamu akan sampai di rumahnya dan akan semakin dekat dengannya." Pria itu menyerahkan sebuah botol kecil, sekecil botol parfum.
Aku menerimanya, akan tetapi aku merasa tidak percaya dengan perkataan pria itu. Bagaimana bisa dengan meminum ini aku akan dekat dengan Aksa. Itu benar-benar hal yang mencurigakan bagiku.
●
"Lo merasa aneh nggak sih? Sama dukun itu?" ucapku setelah berada di atas motor Dissa. Pikiranku masih sibuk dengan perkataan pada perkataan pria itu setelah 5 menit keluar dari rumah itu.
"Aneh kenapa?" Dissa bertanya dengan pandangan masih fokus ke jalan."Aih, aneh tau. Kok cuma segampang itu, gue bisa dekat dengan Aksa. Mana syaratnya gampang, cuma foto, terus minum ramuan itu setengah. Kan aneh 'kan?"
"Tapi ... bukannya bagus buat lo. Lo bisa masuk ke rumah Aksa dan itu membuat kalian semakin dekat."
Aku membenarkan juga kata Dissa. Buat apa juga aku berpikir aneh begitu, lebih baik aku bisa memikurkan bagaimana cara mendapatkan foto Aksa. Bagaimana caranya, ya? Aku masih sedikit merasa dicampakkan karena hal kemaren.
"Apa gue foto diam-diam Aksa saja, ya?"
"Ha? Ngapain lo kayak gitu? Mau jadi kalem? Gak bakal bisa, isu soal lo kemaren yang sudah dicampakkan Aksa tersebar luas."
"Serius?! Di mana lo tau?" Aku kaget karena kejadian itu bisa sampai di pendengaran orang lain.
"Itulah lo nggak tau, lagian guna lo diam kayak gitu nggak akan merubah image lo lebih baik," ucap Dissa seakan menohokku agar sadar diri.
"Ih, biarin aja."
****
● Bersambung ●
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Hours With You [ON GOING]
RomanceKatanya, kalau meletakkan foto crush di bawah bantal sebelum tidur, akan membuat kita pindah posisi ke rumahnya. Ashley Syakila mempercayai, dia melakukan uji coba walaupun ragu. Ya, benar, uji coba itu berhasil. Tapi kok, di tempat yang salah?! Bu...