Prolog

1 0 0
                                    

“Berhenti ganggu aku, Jiwa! Aku gak mau main sama kamu!.” Teriak anak laki-laki itu penuh kekesalan.

Jiwa menampilkan raut sedih yang dibuat-buat. Ini bukan pertama kalinya anak laki-laki itu menolak bermain dengannya. Memang apa salahnya?

“Kenapa sih, Barat? Aku suka main tamiya juga, kok!”

Anak laki-laki itu mengerutkan keningnya bingung. “Emangnya kamu punya?”

Jiwa mengangguk antusias. “Ada punya om ku, aku ambil dulu!” Jiwa berlari ke arah rumahnya. Barat melongo tak percaya.

“Kamu jangan kemana-mana! Tungguin aku ya!”

Samar-samar Barat mengangguk. Lalu Jiwa masuk ke dalam rumahnya.

🌷🌷🌷

“Happy anniversary BARAT!!” Jiwa menyodorkan hasil gambarnya pada Barat. Di sana terlihat gambar sepasang sahabat yang jauh dari kata bagus.

Barat mengernyit bingung. “Apasih? Pacaran juga enggak!”

Jiwa mendengus. Menatap malas pada Barat. “Ini anniversary persahabatan kita, Barat! Emangnya yang pacaran doang yang boleh rayain anniv?”

Barat menatap Jiwa tak percaya. Ada saja tingkah sahabatnya ini. “Sejak kapan?”

Jiwa menatap Barat antusias. Ia mengeluarkan ponselnya lalu bersiap selfie bersama. Melihat itu Barat menurut saja dengan gaya malas-malasannya.

“Sejak hari ini!”

🌷🌷🌷

Hai guys! Ini bakal jadi story pertama aku. Gimana prolognya? Jangan lupa FOLLOW aku biar dapet terus update Barat dan Jiwa.
Tiap hari Sabtu-Minggu ya!

Next update hari sabtu!


Jangan jadi silent reader ya! Aku suka kalo bisa interaksi sama kalian🌷

Salam hangat,
sae.

Dua Arah | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang