6. Hai

1 0 0
                                    

" Halo Melani" ucap seorang pemuda dengan senyumnya yang tentunya mengembang dengan sangat lebar.

" Halo juga kak" jawabnya dengan tersenyum.

" Apa kabarmu di hari yang cerah ini, dan sepertinya kondisimu sudah mulai baik ya?" tanya yang tentunya memperhatikan Melani dari ujung rambut sampai ujung kakinya.

" Syukur Alhamdulillah hari ini keadaanku sudah baik-baik saja, walaupun sebenarnya aku masih menyimpan sedikit rasa sakit di hatiku" jelasnya.

" Aku tidak tahu rasa apa yang telah membuatmu merasakan itu, tetapi menurutku lebih baik kamu melupakan semuanya. Karena mengingat momen-momen yang menyakitkan tidak ada gunanya, dan momen itu justru akan semakin menyakitimu" ucapnya mengingatkan.

" Terima kasih atas sarannya Kak, kalau begitu aku permisi dulu ya. Kebetulan aku ada kelas" ucapnya yang kemudian langsung pergi meninggalkan pemuda itu.

' Aku mengetahui saat ini kau sedang merasakan rasa sakit yang terlambat dalam, seandainya saja aku selalu bisa disamping mu dan kau mau menceritakan semuanya kepadaku. Aku sangat berharap kau mau menganggap ku ada, dan berada di sampingku' batinnya.

Pemuda itu terus saja menatap kepergian Melani, ia tentunya masih merasakan rasa sakit yang terlambat dalam itu. Kini ia sangat bingung harus mengutarakannya harus bagaimana, nama Melani itulah tertancap begitu dalam hatinya. Walau ia berusaha melupakannya tetapi ia masih tidak bisa, baginya ia harus terus berusaha hingga titik darah penghabisan.

Bagas, itu adalah nama dari pemuda itu. Pemuda yang selama ini menyimpan perasaannya kepada Melani, pemuda yang selalu berusaha hadir di dalam kehidupan Melani. Walaupun kehadirannya tentu tidak diharapkan, karena Melani sangat tidak suka dengan kehadiran dari Bagas yang selalu mengusiknya.

Pemuda tampan dan juga berwibawa ini, tentunya memiliki aura tersendiri. Banyak gadis yang jatuh hati kepadanya, namun pandangan hatinya justru hanya tertuju kepada Melani seorang. Gadis cantik yang membuatnya jatuh cinta, sejak awal pertemuan mereka di masa MPLS.

Ia pun tiba-tiba saja teringat dengan bayangan di masa lalu, ya itu momen pertemuan pertamanya bersama dengan Melani. Seorang gadis yang pertama kali membuat jantungnya berdebar dengan sangat kencang, dan tentunya hal itu membuat ia tidak ingin melepaskan gadis itu. Dan memutuskan hingga sekarang mengejarnya, walaupun masih belum mendapatkan kepastian juga.

***
Bagas kini sudah berada di dalam ruangan kelas, tentunya semua yang berada di sana sedikit merasa heran dengan raut wajah dari Bagas. Pemuda tampan itu kini tampak sedang cemberut, dan mereka yakin ada sesuatu yang sering dipikirkan oleh Bagas.

" Kau sedang memikirkan apa sih Bagas, sehingga tampaknya kau sedang tidak fokus dengan pembelajaran?" tanya seorang gadis yang sangat penasaran.

" Sudahlah kau tidak usah memperdulikan mengenai Bagas, aku yakin ini semua pasti ada sangkut pautnya dengan Melani. Apalagi beberapa waktu lalu sempat terjadi sesuatu kepada Melani, sesuatu yang tentunya menggemparkan seisi kampus ini" jelas seorang pemuda yang menatap ke arah gadis yang tampak perhatian kepada Bagas.

' sebenarnya apa istimewanya dia, sehingga pada akhirnya kau lebih memilih dia ketimbang aku. Padahal menurutku masih lebih cantik aku daripada dia, dan apalagi tentang jati dirinya masih belum ada yang mengetahuinya' batin seorang wanita yang memang memendam perasaan kepada Bagas.

Melani, nama yang terlantun indah di hati Bagas. Dan tentunya semua warga di kampus itu juga mengetahui hal itu, apalagi Bagas memperlihatkannya dengan sangat jelas.

Semua mengetahui kalau bagus mencintai Melani sejak awal pertemuan mereka, tetapi sayangnya Melani masih menyimpan sebuah nama. Yah benar, nama itu adalah Gema. Seorang pemuda yang ia temui di masa sma-nya, yang tentunya bisa membuat hatinya berdebar. Tetapi di saat itu ia tidak bisa menerima pernyataan hatinya, karena ia memiliki sebuah janji yang harus ditepati.

Ini Melani sudah tidak memiliki tanggung jawab lagi untuk melaksanakan janji itu, tetapi sampai sekarang sang ayah sama masih saja mengejarnya. Ia sangat yakin kalau keluarga dari calon tunangannya itu menuntut, sebab ia juga bertemu dengan calon tunangannya itu beberapa saat lalu.

Ia frustasi memikirkan kejadian yang baru saja menimpanya, dan ia sangat yakin kalau pemuda itu pasti akan terus mencarinya. Apalagi ia sudah mengenal sifat dan tabiat dari pemuda itu, yang memang sejak dulu sudah jatuh hati kepadanya. Dan ia sebenarnya sejak awal dulu sudah ingin menolak permintaan Ayah sama dia itu untuk pertunangan dengan pemuda itu, tetapi dengan bujuk rayu dari sang Bunda akhirnya ia pun setuju.

Tiba-tiba bayangan tentang masa lalu terlintas, dan ia pun mengingat momen bersama dengan sang Bunda yang tentunya sangat ia rindukan.

" Adek nurut aja ya sama ayah, bunda yakin kalau ini semua pasti yang terbaik" ucap sang Bunda.

" Baik Bunda, adek yakin dengan perkataan Bunda. Lagian benar yang Bunda katakan kalau ayah sudah sangat baik dan menyayangi kita" ucapnya dan tentunya mereka tersenyum dengan sangat lebar.

***
" Awas saja kau Melani, aku yakin kau pasti akan bisa me jadi milikku. Dan aku nggak akan membuat siapapun merebutmu dari pelukan ku, aku sangat tidak terima juga harus bersandar dengan gadis busuk bernama "Siska" itu. Dia sangat memuakkan, dan tidak bisa apa-apa. Bidang hanya nyusain orang aja, dia sangat berbanding terbalik dengan mu sayang" ucapnya dengan menggenggam sebuah foto.

Melani Puspa Bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang