˖𔓕 𝟏𝟎. ›

1.2K 230 16
                                    

𝆹𝅥

𝆹𝅥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

"Penyakit siscon-mu... sudah sembuh, ya?" tanya [Name]. Dia mengangkat kedua alisnya, bibir merah jambu miliknya menyunggingkan senyuman cerah. Dia merasa terhibur melihat perilaku Lance yang tiba-tiba jadi agresif seperti ini. Biasanya kan, si siscon ini selalu jijik melihatnya.

Lance menggertakkan gigi, tangan besarnya langsung bergerak untuk membungkam mulut kecil [Name], membuat gadis itu terkesiap. "Diam." titahnya.

[Name] menganggukkan kepala tanpa ragu, lalu diam patuh. Dia tidak protes ataupun memberontak dengan sikap kasar pria itu padanya. Seolah-olah, dia juga menikmati perubahan sifat Lance yang menurutnya sedikit... lucu.

Lance mendengus. Ada banyak sekali pertanyaan yang ingin dia lontarkan pada [Name]. Seperti, kenapa dia tidak menjahilinya di kelas? Kenapa dia tidak membuat keributan? Kenapa dia tidak menggodanya lagi lebih sering? Dan yang paling menyebalkan, kenapa [Name] memilih pergi bersama laki-laki dewasa sialan itu?

Hatinya jadi berdenyut sakit. Lance jadi merasa cemb—tidak, tidak. Mana mungkin dia melakukan hal-hal bodoh seperti itu.

"Kau," Lance kembali berbicara, nadanya yang rendah membuat suaranya terdengar berat. Dia mencondongkan tubuhnya lebih dekat, membuat [Name] semakin terpojok ke dinding. "Dengarkan aku baik-baik."

Lance menurunkan telapak tangannya dari mulut [Name], beralih mencengkeram pergelangan gadis itu dengan kasar dan menjepitnya ke dinding.

[Name] tidak bergeming, tindakan kasar Lance sama sekali tidak mengganggunya. Sebaliknya, dia tersenyum tipis. "Apa sekarang fetish-mu berubah jadi gadis yang suka menempel di dinding?"

"Sudah kubilang diam—"

"LANCE CROWN ADA DI SANA, BU! PELAKU YANG MENGHANCURKAN MEJA DAN KURSI DI KELAS!"

"DIA BERSAMA [NAME] WAINWRIGHT!"

Teriakan-teriakan itu membuat kalimat Lance terpotong. Dia segera mendongak, mendapati segerombolan murid yang berada dalam gedung sekolah, kepala mereka mencondong keluar dari jendela kelas saat menunjuk dirinya bersama [Name]. Tak lama, seorang guru paruh baya yang diketahui menjadi wali kelas mereka pun muncul.

[Name] menoleh melihat Lance, mulutnya sedikit menganga. "Yang benar saja? Sekarang kau yang meniruku membuat masalah?"

Lance diam tak menjawab.

[Name] melebarkan senyumnya. Sekarang semuanya terlihat jelas. Lance marah karena dia mengabaikannya di kelas, pria siscon ini sepertinya juga merindukan pertengkaran kecil yang selalu mereka lakukan di saat jam pelajaran. Atau yang paling menggemaskan, Lance cemburu karena melihat [Name] bersama Orter. Sayang, pria itu tidak mau mengakuinya.

siscon ; lance crownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang