Setelah akhir peperangan besar dengan hasil 7 senjata legendaris jatuh ke tangan Ragnarok, dan Moon adalah Zero, yaitu sekutu dari Darkness seperti Ubi. Seluruh Fraksi memutuskan untuk istirahat untuk memulihkan tenaga, mental, dan mengobati seluruh luka yang ada.
Meski begitu banyak luka yang sulit terobati dari sesuatu yang sering terjadi. 'Rusaknya Kepercayaan'. Ya, hal yang umum bagi mereka namun sangat menyakitkan. Saat kau percaya dengan suatu individu dan kau sudah dekat dengannya hingga menganggapnya bukan sekedar seorang biasa namun sebagai 'Sahabat', 'Keluarga', 'Saudara' dan sejenisnya, tapi seketika itu dihancurkan begitu mudahnya.
Bagi yang ditinggalkan tentu kita sudah tahu bagaimana sakitnya itu. Tapi bagi yang meninggalkan? Entahlah ... Apakah mereka menikmati atau merasa bersalah. Itu adalah cerita untuk lain waktu bagi individu itu.
Asgard.
Kaguwir: "SIALAN!"
Anna: "Tenanglah Kaguta."
Kaguwir: "Bagaimana bisa tenang Anna?! Seluruh senjata legendaris ada di Ragnarok! Moon adalah Zero! dan apakah rencana kita selama ini sia-sia?!"
Megi: "Meskipun Noya punya kekuatan dewi. Dia juga tidak bisa sembarangan pakai. Belum lagi kemungkinan senjata-senjata yang belum terevolusi itu akan berevolusi ... dan kita jadi uji coba damage-nya."
Seketika ruangan itu menjadi hening setelah mendengar perkataan Megi.
Kirman: "Mencoba lucu dengan muka serius?"
Megi: "Kirain berhasil." :v
Kaguwir: "Garing, lagian ngapain ngelucu."
Megi: "Terus? Ngapain serius amat? Kita baru selesai perang. Semua orang pasti capek dan butuh istirahat. Jadi lebih baik kumpulin tenaga buat jaga-jaga kalau kita harus mertahanin Asgard atau kabur untuk bertahan hidup daripada mati dan ngurangin peluang."
Kirman: "Aku setuju dengan Megi. Lebih baik untuk sementara kita kumpulin tenaga, dinginin pikiran juga lalu kita rapat lagi dan bahas apa yang dilakukan selanjutnya dengan yang lain."
Anna: "Anna juga setuju."
Kaguwir menghela nafas berat. Sebenarnya ketiganya ada benarnya. Lebih baik jangan menguras tenaga untuk sementara waktu.
Kaguwir: "Ya sudahlah. Tapi andai saja Moon gak berkhianat."
Anna: "Yang terjadi sudah terjadi, Kaguta."
Megi: "Lagian kau mau nyalahin Noya juga percuma. Kita juga berkali-kali dikasih mata-mata, berkali-kali trust issue, tapi kita gak pernah nyangka tuh Moon bakal gitu."
Kirman: "Sama kek Ubi waktu itu. Manis diawal, dikira berubah karena senjata ... Eh rupanya utusan kegelapan."
Anna: "Dan lagi, pasti yang paling terluka disini tuh Noya ama Sean."
Kaguwir: "Iya juga. Omong-omong ada kabar dari mereka berdua?"
Mereka bertiga hanya menggelengkan kepala dan mengatakan kalau tidak ada kabar dari mereka untuk saat ini. Kaguwir berpikir sebentar lalu berdiri.
Kaguwir: "Aku mau mencari mereka. Kalian ikut?"
Anna: "Ikut."
Kirman: "Ikut saja deh, aku agak khawatir sama Noya."
Megisa: "Sama."
Kaguwir: "Ngapain khawatir?"
Kirman, Megi: "Gak tahu juga."
R.O.R
Awan: "Sudahlah Feb."
Febfeb: "Gak bisa Awan! Aku belum evo tuh senjata! Belum lagi aku ngorbanin hidup gua sampai ubanan kek gini demi buat ngeevoin Leviathan!"
Garox: "Ya ... Kalau senjata dimereka kan, jadinya mereka yang gantian berkorban."
Ikkan: "Tapi artinya kekuatan mereka bertambah."
Narendra: "Lalu. Apa yang harus kita lakukan selanjutnya?"
Awan: "Kita istirahat. Tidak mungkin Ragnarok akan bergerak setelah perang besar seperti itu. Tapi kalian harus tetap waspada."
All: "Baik."
Awan: "Silahkan kalau mau kembali ke base masing-masing. Aku mau ke Noya bentaran."
Febfeb: "Eh ikut dong!
Narendra: "Gua juga, entah kenapa feelingku nggak enak."
Awan: "Ya sudah, yang mau ikut ayo."
Mereka bertiga pun pergi meninggalkan yang lain untuk urusan masing masing.
Nether.
Dua orang tengah berjalan ditengah tempat yang panas yang mungkin replika dari neraka.
Citem: "Lo tuh ngapain sih ke Fenrir?"
Reeze: "Fenrir itu teman-teman aku, keluargaku juga. Jadi wajar dong kalau aku khawatir. Lagipula aku keluar tuh karena ngehindarin mereka dari masalah Ragnarok yang pengen senjata ke-enam. Sekaligus suruhannya Belphegor noh yang pengen bareng Asmodeus."
Citem: "Nggak ada pikiran mereka bakal nolak lo?"
Reeze: "Ada. Tapi ya mungkin sakit hati sih."
Citem: "Terus. Kenapa ini lo minta dianterin?"
Reeze berhenti lalu berbalik menghadap satu-satunya orang hitam didunia itu.
Reeze: "Bang, kau pikun ya. Ragnarok punya tujuh senjata legendaris! Takut dibegal aku bang."
Citem hanya memutar mata dan menyuruh Reeze untuk terus berjalan menuju portal Fenrir.
Sementara itu ditempat lain.
Maji: "Aduh. Habis ini lewat mana ya."
![](https://img.wattpad.com/cover/376122106-288-k616001.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Brutal Legend Pasca Ending Fase 3
FanfictionSetelah akhir peperangan besar dengan hasil 7 senjata legendaris jatuh ke tangan Ragnarok, dan Moon adalah Zero, yaitu sekutu dari Darkness seperti Ubi. Seluruh fraksi berhenti berperang atau membuat masalah untuk sementara waktu sebelum konflik ya...