𝐒𝐨𝐧𝐠 𝐟𝐨𝐫 𝐭𝐡𝐢𝐬 𝐜𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫: 𝐑𝐢𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐡𝐚𝐭𝐢.𝟐𝐧𝐝 𝐌𝐨𝐧𝐭𝐡.
‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙
Sesampainya di rumah, Rei menaruh tasnya asal, mengganti bajunya dan merebahkan tubuhnya. Tak bosan menatap layar hpnya, terus melanjutkan mengstalk akun Instagram Owen, mengerikan.
"Anjinglah, mamanya ngidam apa ya? Anaknya ganteng banget anjir.. Nomorku disave ga ya.. Kalo aku confess sekarang aneh ga? ARGHHH KOK ADA MANUSIA SEGANTENG INI ANJIR!! Eh.. Punya cewe ga ya? Tapi masa secakep ini ga punya cewe? Tapi ga ada sih kayaknya.. Galau deh gue.." Monolognya sambil berguling-guling di kasur.
.・。.・゜✭・.・✫・゜・。.・。.・゜✭・
Hari demi dari berganti, sudah dua bulan Rei menyukai laki-laki itu, diam-diam tentunya. Sudah dua bulan pula Cia diberitahu oleh Rei tentang segala ketampanan Owen. Muak, sangat muak, sampai melihat wajah Owen saja, sepertinya Cia sudah tidak sanggup.
"Udah ya, bangke! Enek gua, anjing, denger nama Owen Owen itu, stop bahas Owen! Muntah gua bentar lagi!" Ucap Cia membuat alis Rei menukik.
"Kak Owen kan emang gant-"
"Iya iya! Ganteng kok, tau gua, tau banget!! Tapi stop anjing, dua bulan cok? Dua bulan lo bahas anak itu! Gua remet juga wajah si Owen lama lama! Ganti topik ga?!" Potong Cia kesal, tidak sanggup mendengar pernyataan dari Rei seputar Owen.
"Dia punya cewe ga ya.." Tanya Rei, berniat mengganti topik.
"Ganti topik yang bener, bloon, itu mah kaga ganti topik, pe'a, ganti pertanyaan doang itu, jing! Topiknya mah masih Owen! Arghh!!" Ingin rasanya dia menjambak rambut Rei, tapi Ia tidak setega itu.
"Ihh.. Serius tau! Aku mikirin ini udah dua bulan! Kalo dia punya cewe gimana ya.."
"Ya ga gimana gimana, kocak! Bukan cowo lu juga!" Cia menjawab sambil memakan kentang yang ada di hadapannya dengan kesal, niatnya hanya sekedar menyegarkan pikiran dari tugas, malah ditambah dengan segala pertanyaan Rei tentang Owen. Stres.
Rei diam, memikirkan pertanyaan yang Ia lontarkan barusan, Apakah Owen benar benar mempunyai pacar? Mungkin.. Ia terhanyut dalam pikirannya sendiri sambil meminum matcha yang ada di tangannya.
"Mat-"
"Stop bahas Owen!" Potong Cia
"Ihh! Aku mau bilang matchanya enak! Dengerin dulu kenapa?!" Tidak suka ucapannya dipotong, Rei mengambil kentang milik Cia dan memakannya.
"Tsk! Makanya jangan bahas Owen terus! Enek tau ga!" Ucap Cia, membiarkan Rei menghabiskan kentang miliknya.
"..."
"Kok diem?! Marah sama gua ya lo?!"
"Capek ngomong! Diem ih!" Ucap Rei sambil terus memasukkan kentang ke dalam mulutnya.
Mendengar jawaban Rei, Cia hanya memutar bola matanya malas. Cepat sekali mood anak itu berubah, bagaimana rasanya menjadi ibu dari anak di hadapannya, pasti sangat melelahkan, dengan segala moodnya yang bisa berubah kapan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐰𝐞𝐧 𝐆𝐲𝐚𝐧𝐞𝐧𝐝𝐫𝐚'𝐬
Teen Fiction𝐏𝐞𝐫𝐟𝐞𝐜𝐭 /ˈ𝐩ə𝐫𝐟ə𝐤(𝐭)/ 𝐧𝐨𝐮𝐧 𝐇𝐚𝐯𝐢𝐧𝐠 𝐚𝐥𝐥 𝐭𝐡𝐞 𝐫𝐞𝐪𝐮𝐢𝐫𝐞𝐝 𝐨𝐫 𝐝𝐞𝐬𝐢𝐫𝐚𝐛𝐥𝐞 𝐞𝐥𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐬, 𝐪𝐮𝐚𝐥𝐢𝐭𝐢𝐞𝐬, 𝐨𝐫 𝐜𝐡𝐚𝐫𝐚𝐜𝐭𝐞𝐫𝐢𝐬𝐭𝐢𝐜𝐬; 𝐚𝐬 𝐠𝐨𝐨𝐝 𝐚𝐬 𝐢𝐭 𝐢𝐬 𝐩𝐨𝐬𝐬𝐢𝐛𝐥𝐞 𝐭𝐨 𝐛𝐞. 𝐄𝐱�...