𝟓

5 1 0
                                    


𝐒𝐨𝐧𝐠 𝐟𝐨𝐫 𝐭𝐡𝐢𝐬 𝐜𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫: 𝐖𝐞 𝐅𝐞𝐥𝐥 𝐈𝐧 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐈𝐧 𝐎𝐜𝐭𝐨𝐛𝐞𝐫.

𝟓𝐭𝐡 𝐦𝐨𝐧𝐭𝐡.

‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

Pagi hari yang indah, hari di mana semua siswa mendapat hari libur, hari minggu tentunya. Namun sebaliknya, siswa/siswi yang seharusnya senang karena hari libur, Rei justru terus menerus berdiam diri di kamarnya dan melamun.

Bulan-bulan yang cukup melelahkan baginya, lima bulan berlalu tanpa kejelasan, arah, tujuan, ataupun jawaban dari sang pujaan hati, sepertinya memang bertepuk sebelah tangan.

Harapannya pupus, ia sudah hampir menyerah, sampai akhirnya ia membuka benda kesayangannya, menyalakan data agar semua pesan dari teman-temannya masuk. Benar, notifikasi yang ia harapkan betul-betul muncul di bar notifikasi paling atas.

𝐊𝐚𝐤 𝐎𝐰𝐞𝐧𝐧𝐧
𝟑 𝐮𝐧𝐫𝐞𝐚𝐝 𝐦𝐞𝐬𝐬𝐚𝐠𝐞𝐬.

Ia membaca pesan Owen dari notifikasi hpnya, tidak berniat membalas, ia tidak memiliki energi untuk bertemu dengan Owen hari ini.

Ting

Benda pipih di tangannya berbunyi, ia menatap layarnya lagi,

𝐎𝐰𝐞𝐧_𝐆𝐲𝐧𝐧𝐝𝐫 𝐥𝐢𝐤𝐞𝐝 𝐲𝐨𝐮𝐫 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲.

Perempuan itu menghela nafasnya, memberanikan diri untuk membuka room chatnya dengan Owen,

Kak Owennn
"Free hari ini?"
"Mau ke cafe ngga?"
"Aku punya buku baru."

Rei
"Free kok, boleh, mau jam berapa?"

Kak Owennn
"Jam 3 bisa? Nanti aku jemput."

Rei
"Okeii, see you soon."

Ia melihat ke arah jam, sekarang pukul 10.00 pagi, masih ada waktu untuk mengumpulkan tenaga, "brengsek, apaan sih, anjing!"

Rei mengacak rambutnya kesal, perasaannya kacau, semalam saat beberapa temannya bermain ke rumahnya,

"Lo suka sama Owen? Owen yang satu sekolah sama lo itu kan? Serius lo?" Joy berkata dengan nada heran. Rei hanya mengangguk, tidak berniat menjawab, lelah.

"Lo suka dia dari apanya? Playboy gitu, cewe bejibun lo sukain, dijadiin pelampiasan tau rasa lo, dek!"

Lagi dan lagi, kenapa orang orang di sekitarnya tidak pernah membiarkannya menjalani pilihannya? Penuh dengan aturan dan harapan, sampah.

"Hidup hidup gua, yang repot gua, yang sakit gua, ngurus banget lo," Rei mencebik kesal sambil meremat boneka di sampingnya, menjadikannya sebagai samsak.

"Kesel banget gua!"

.・✫・゜・。.・。.・゜✭・.・✫・゜・。.

Sesuai janji mereka, kini tepat di hadapan Rei ada Owen yang sedang memakan toast pesanan mereka.

"Lagi bad mood, ya?" Tanya Owen, dalam kurun waktu satu bulan, ia sudah menjumpai wajah murung Rei puluhan kali, entah apa yang membuat suasana hati perempuan itu buruk.

𝐎𝐰𝐞𝐧 𝐆𝐲𝐚𝐧𝐞𝐧𝐝𝐫𝐚'𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang