02. Kelulusan Sekolah Dasar Adiëth

24 6 0
                                    


.
.
.

Selamat datang di bab kedua dari "Love Tragedy"
Jangan lupa vote dan comment nya yaa!
Selamat membaca, hope you all enjoy

Banyak typo bertebaran, tandain yaa

7 Tahun berlalu, kini gadis kecil bernama Adiëth Skara sudah berusia 12 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


7 Tahun berlalu, kini gadis kecil bernama Adiëth Skara sudah berusia 12 tahun. Tahun ini dia akan lulus dari Jenjang Sekolah Dasar. Selama beberapa bulan ini dia tidak menampakkan dirinya di depan kakaknya. Ia sangat sibuk belajar untuk UNBK alias Ujian Nasional Berbasis Komputer yang dilaksanakan kurang dari 5 bulan lagi.

Gadis itu sedari tadi duduk di depan meja belajarnya sambil mengusak-ngusak kepalanya kasar. Kenapa dia sebodoh ini ya? Sudah hampir 2 jam dia belajar, tapi tak sedikitpun materi masuk ke otaknya.

Dia sudah mencoba berbagai macam metode belajar, seperti pomodoro ataupun yang mencoret-coret menggunakan tangan yang pasif, tidak ada yang berhasil di otaknya. "Mamaaaaaa huaaaaaaa...."

Rengekkan dari mulutnya menarik suara derap kaki yang tergesa-gesa menghampirinya. Itu kakaknya, Mahesa.

"Kenapa teriak teriak? Lebay."

Sudah pelajaran tidak masuk, kena omel kakaknya pula. Lengkap sudah sakit hati Adiëth. Dia lelah sekali belajar. Setetes air mata keluar dari pelupuk mata Adiëth membuat Mahesa memutar kedua bola matanya malas.

"Ck. Cengeng."

Bukannya menghentikan tangisnya, Adiëth malah semakin keras. Ia sangat kesal, pada materi juga pada kakaknya ini. Ia bangkit dari kursi belajarnya, mendorong tubuh besar kakaknya yang lebih tua 2 tahun diatasnya itu. Kakaknya masih SMP tapi badannya sudah kokoh dan sebidang itu.

Sekuat tenaga Adiëth mendorong tubuh kakaknya itu. Bukannya bergeser malah tetap stay pada posisi itu saja.  Apa Adiëth terlalu lemah ya? Padahal dirinya sudah mengerahkan semua tenaganya.

Melihat bocah Sekolah Dasar yang sok di depannya ini berusaha mengusirnya tapi tidak bisa, sontak Mahesa reflek tertawa kecil. Tawa Mahesa membuat usaha Adiëth mendorong kakaknya itu terhenti.

Netranya menatap kakaknya yang masih tersenyum kecil. Belum sadar jika ia tertawa. Seketika anak SMP itu menghentikan tawanya, mendatarkan wajahnya ketika melihat bocah Sekolah Dasar di depannya ini menatapnya kagum.

"Wah, kakak ternyata bisa tertawa ya?"

"Gue nggak ketawa."

"Nggak papa kak. Nggak usah malu, kakak lebih manis kalau ketawa kok."

"Ck. Ngaco."

Bocah lelaki SMP itu segera keluar dari kamar Adiëth tanpa diminta. Berjalan cepat kearah dapur, ia menuju kearah wastafel mengusap wajahnya. Wajahnya panas. Pipinya memerah hingga telinga.

Love Tragedy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang