Pagi Orm dimulai lebih lambat dari yang direncanakan. Jam alarm di meja samping tempat tidurnya berbunyi pukul 08.00, namun dalam keadaan yang masih mengantuk Orm mematikan alarmnya berkali-kali sebelum dia menyadari waktu telah berlalu. Orm tersentak bangun saat melihat bahwa sekarang sudah jam 9 pagi. Kepanikan muncul saat dia menyadari bahwa dia kesiangan dan sekarang terlambat untuk kelasnya pukul 10:00.
Dia melompat dari tempat tidur, jantungnya berdebar kencang, dan bergegas ke kamar mandi. Dia buru-buru mencuci muka, menggosok gigi, dan mengenakan pakaian pertama yang dia temukan yaitu baju berwarna krem sederhana dan celana jeans, rambutnya dibiarkan terurai dengan rapi.
Orm mengambil tasnya yang untungnya dia siapkan malam sebelumnya dan berlari keluar dari kamarnya. Dia hampir tidak punya waktu untuk memakai sepatunya saat dia bergegas ke dapur untuk mengucapkan selamat tinggal.
"Mae, aku pergi dulu ke kampus!" Orm berseru dengan terengah-engah saat dia berhenti di dekat pintu dapur.
Mae Koy mendongak dari tehnya, ekspresinya tenang dan tidak terkejut. Dia pernah melihat rutinitas Orm seperti ini sebelumnya.
"Kamu kesiangan lagi, bukan?" Mae Koy bertanya, ada sedikit nada geli dalam suaranya.
Orm mengangguk malu-malu, berusaha mengatur napas. "Ya, Orm tidak mendengar suara alarm... atau mungkin aku mengabaikannya saja. Aku sangat terlambat kali ini."
Mae Koy menggelengkan kepalanya, meski tidak ada omelan dalam nada bicaranya. Dia sudah terbiasa dengan kesibukan Orm di pagi hari, dan dia tahu putrinya selalu berhasil menyelesaikannya pada akhirnya.
"Kamu harus berhenti begadang dan bermain game sampai larut malam, Orm." ucap Mae Koy memperingatkan.
"Aku tahu, aku tahu," jawab Orm sambil berjalan menuju pintu utama. "Aku berjanji tidak akan begadang lagi."
Mae Koy meletakkan cangkir tehnya lalu menyusul Orm, "Apakah kamu setidaknya mengambil sesuatu untuk dimakan?" Mae Koy bertanya, kekhawatiran mulai terdengar dalam suaranya.
Orm terdiam, menyadari dia lupa sarapan sama sekali. Dia menggelengkan kepalanya, "Tidak ada waktu untuk sarapan itu hari ini. Aku akan membeli sesuatu di jalan."
Mae Koy menghela nafas tapi tidak mempermasalahkannya. "Pastikan kamu makan, oke? Mae tidak ingin kamu kelaparan sepanjang hari."
Orm mengangguk dengan cepat. "Ya, Mae. Aku benar-benar harus pergi!" ucap Orm lalu masuk ke dalam mobilnya.
Mae Koy melambai padanya dengan senyum lembut. "Baiklah baiklah. Berhati-hatilah di jalan dan jangan ngebut, kamu pasti akan sampai tepat waktu."
"Terima kasih, Mae. Selamat tinggal!" Orm berteriak dan melambaikan tangannya sebelum melajukan mobilnya pergi meninggalkan rumah.
••••
Meski hampir terlambat tiba di kampus, Orm akhirnya bisa bernapas lega setelah menyelesaikan ujian hari ini. Meskipun dia belum belajar banyak tapi Orm berhasil melewatinya dengan cukup baik.
Beban di pundaknya terasa lebih ringan setelah ujian ini ujian ini sangat penting dan jika dia gagal mengikuti atau berprestasi dengan baik, mungkin Orm akan mendapatkan masalah besar.
Saat ketegangan ujian mulai mereda, perut Orm terasa mulai keroncongan, mengingatkannya bahwa dia belum sarapan tadi pagi. Rasa laparnya semakin kuat, dan dia menyadari bahwa dia perlu segera makan sesuatu.
Orm melirik ketiga temannya yang sedang mengobrol di dekatnya lalu memutuskan untuk berbicara memberikan saran.
"Hei, teman-teman, ayo kita membeli makan," serunya, suaranya penuh dengan antisipasi akan makanan yang memang layak didapatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drown to You - LingOrm (END)
RomanceLingOrm - GxG Kita jatuh cinta di tengah badai ketidakpastian, ketika dunia berkata 'tidak', tapi hati kita bersikeras 'ya'