DTY - 09

2.9K 282 21
                                    

Pagi yang tenang di kota Bangkok tampak berbeda bagi Orm. Alih-alih menikmati suasana pagi yang damai, dia sudah sibuk sejak dini hari di rumah Ling, tepatnya di dapur. Matahari pagi memberikan sinar lembut yang masuk melalui jendela dapur, seakan memberikan semangat untuk Orm menyiapkan sarapan ini.

Orm membuka pintu kulkas dan mulai mengeluarkan satu per satu bahan makanan yang sudah dipersiapkan. Telur, tepung, susu, dan beberapa bumbu dapur lainnya diletakkan rapi di atas meja dapur. Di sebelahnya, wajan sudah siap di atas kompor, menunggu untuk digunakan.

“Mari kita mulai,” ucap Orm dengan suara pelan, lebih kepada dirinya sendiri, sembari meregangkan jari-jarinya seperti seorang atlet yang bersiap menghadapi pertandingan penting. Kali ini, tantangan di hadapannya adalah memasak pancake telur khas Tiongkok, makanan sederhana namun membutuhkan keterampilan agar hasilnya sempurna.

Langkah pertama yang Orm lakukan adalah membuka bungkus tepung dan menuangkannya ke dalam mangkuk besar. Dengan gerakan cepat dan terampil, dia memecahkan telur dan menambahkannya ke dalam adonan.

Ling baru saja menyelesaikan rutinitas olahraganya. Keringat mengalir di pelipisnya, dan tanpa berpikir panjang, ia meraih handuk kecil untuk mengelap keringat yang membasahi wajah dan lehernya. Setelah itu, pandangannya beralih ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul delapan pagi. Ia memutuskan untuk mengakhiri sesi olahraganya dan bersiap untuk menikmati hari.

Ling keluar dari ruang gym rumahnya, berjalan perlahan menyusuri lorong menuju ruang utama. Saat ia semakin mendekati dapur, terdengar suara berisik dari arah sana. Ling tersenyum kecil, merasa sudah tahu siapa yang berada di dapur itu. Tanpa ragu, ia melangkah masuk dan berhenti di ambang pintu.

"Good morning, N'Orm," sapa Ling dengan nada hangat, melihat sosok yang sudah dikenalnya sibuk di meja dapur.

"Good morning, P'Ling," balas Orm sambil melirik sekilas ke arah Ling dengan senyum di bibirnya. Tangannya terus bergerak lincah, menyiapkan sesuatu di atas kompor.

Ling mendekat, sedikit penasaran dengan apa yang sedang dimasak Orm. "Apa yang kamu masak?" tanyanya sembari melirik bahan-bahan yang berjejer di meja dapur.

"Pancake telur, phi. Apa tidak masalah?" tanya Orm, matanya sesaat menatap Ling yang dikenal cukup selektif soal makanan.

Ling tertawa kecil mendengar kekhawatiran itu. "Aku suka apa pun yang kamu masak, Nong. Jangan khawatir," jawabnya ringan. Meskipun ia memang tipe yang pemilih, setiap masakan Orm selalu bisa membuatnya puas.

Orm tersenyum lega. "Aku sedang membuat pancake telur khas Tiongkok. Mungkin rasanya tidak seautentik yang asli, tapi aku pastikan rasanya tetap enak."

"Oh ya? Lama rasanya aku tidak makan pancake telur," balas Ling, menunjukkan ketertarikannya.

"Ya, aku harap hasilnya nanti bisa memuaskan. Tapi mungkin tidak akan seenak yang di Tiongkok."

Ling mengangguk, lalu melangkah ke wastafel untuk mencuci tangannya. Setelah selesai, ia berdiri di samping Orm. "Biar aku bantu," ucapnya sambil mengulurkan tangan.

Orm dengan cepat menghentikan gerakannya. "Tidak usah, phi. Biar aku yang menyelesaikannya sendiri," katanya lembut, khawatir jika Ling membantu, sesuatu yang tak terduga bisa terjadi.

Namun, Ling tidak menyerah. "Ayo, biar aku bantu. Masak berdua akan lebih cepat, kan?" ujarnya, sambil perlahan mengambil wajan dari tangan Orm.

"Tapi... apa phi bisa memasak? Aku takut minyak panas ini nanti mengenai phi," balas Orm, sedikit ragu karena selama ini ia jarang melihat Ling memasak.

Ling tertawa mendengar kekhawatiran Orm. "Aku bisa masak, kok. Kalau kamu libur, kadang-kadang aku masak sendiri. Bosan juga kalau terus-menerus beli makanan di luar."

Drown to You - LingOrm (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang