Satu Minggu Kemudian...
Setelah melewati serangkaian acara pernikahan yang megah dan penuh kebahagiaan, akhirnya Ling dan Orm bisa menikmati momen istimewa mereka dengan lebih santai. Jepang menjadi pilihan keduanya untuk menghabiskan liburan sekaligus bulan madu mereka. Ketika pesawat mereka mendarat di Bandara Narita, Jepang, keduanya langsung merasakan suasana berbeda yang memancarkan kehangatan, meskipun udara di luar terasa cukup dingin. Matahari pagi yang menyambut kedatangan mereka seolah memberikan isyarat bahwa tiga hari ke depan akan penuh dengan kenangan indah.
Ling dan Orm melangkah keluar dari bandara dengan tangan saling menggenggam erat, seolah tak ingin kehilangan satu sama lain sedetik pun. Perjalanan ini adalah pertama kalinya mereka lakukan setelah resmi menikah, momen-momen yang sudah menunggu untuk dijalani bersama.
Dengan senyum yang tidak bisa disembunyikan, Ling merangkul bahu Orm, mengajak istrinya untuk berjalan menuju pintu utama bandara.
“Kita akan menggunakan taksi dulu untuk pergi ke penginapan,” ucap Ling, matanya menyiratkan kelembutan dan rasa tanggung jawab yang besar.
Orm menatap Ling penuh kepercayaan. “Ya, Phi,” jawabnya sambil tersenyum manis, merasa tenang karena tahu bahwa Ling sudah mengurus semua detail perjalanan ini dengan cermat. Seluruh rencana perjalanan mereka memang telah disusun rapi oleh Ling, yang ingin memastikan setiap momen bulan madu mereka di Jepang berjalan lancar dan berkesan.
Ling kemudian menuntun Orm menuju antrean taksi. Tangannya menggenggam erat tangan Orm, memastikan ia tetap berada di dekatnya. Ketika giliran mereka tiba, Ling membukakan pintu taksi, mempersilakan Orm untuk masuk terlebih dahulu. Dengan cekatan, ia kemudian mengarahkan sopir taksi untuk memasukkan koper mereka ke dalam bagasi, memastikan semua barang bawaan tersimpan dengan aman.
Di dalam taksi, Orm menyandarkan kepalanya pada bahu Ling. Melalui jendela, ia melihat pemandangan kota Tokyo yang memikat hatinya. Hiruk-pikuk kota besar itu terasa damai ketika ia berada di sisi Ling, membuatnya merasa bahwa segala sesuatu yang ada di sekitarnya menjadi lebih indah. Meski ini bukanlah perjalanan pertama Ling ke Jepang tapi ini adalah pertama kalinya dirinya pergi bersama Orm, orang yang paling ia cintai.
Akhirnya, taksi yang mereka tumpangi berhenti di depan sebuah villa kecil yang tampak tenang dan elegan, dengan nuansa modern khas Jepang yang memikat. Ling dan Orm turun dari taksi, di mana Orm segera berdiri menatap villa itu sambil tersenyum kagum. Villa itu memiliki perpaduan yang sempurna antara elemen tradisional Jepang dan sentuhan modern, menciptakan suasana yang hangat dan nyaman. Sementara Orm terpesona oleh pemandangan itu, Ling sibuk menurunkan koper-koper mereka dari bagasi taksi. Setelah taksi berlalu pergi, Ling menghampiri Orm dan berdiri di sisinya.
Tak lama kemudian, seorang lelaki paruh baya dengan senyum ramah menghampiri mereka. Wajahnya penuh kehangatan, dan pakaiannya sederhana namun rapi, menunjukkan bahwa ia adalah penjaga villa tersebut. “Selamat datang, Ling dan Orm,” ucapnya ramah, membuat keduanya merasa disambut dengan hangat.
“Terima kasih banyak,” balas Ling sambil tersenyum sopan, menanggapi sambutan hangat lelaki itu.
Lelaki itu mengeluarkan sebuah kunci dari sakunya dan menyerahkannya kepada Ling. “Ini kunci villanya,” katanya sambil menyerahkan kunci tersebut. “Jika kalian membutuhkan bantuan apa pun, saya tinggal di rumah depan sana.” Lelaki itu menunjuk sebuah rumah kecil yang berada tak jauh dari villa mereka, masih dalam jarak pandang dan mudah dijangkau.
Ling membalas dengan membungkukkan tubuhnya sedikit sebagai tanda hormat. “Sekali lagi, terima kasih,” ucapnya dengan tulus. Lelaki itu menganggukkan kepala dan, dengan senyum ramah, meninggalkan Ling dan Orm agar mereka bisa menikmati villa tersebut dengan privasi penuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drown to You - LingOrm (END)
RomanceLingOrm - GxG Kita jatuh cinta di tengah badai ketidakpastian, ketika dunia berkata 'tidak', tapi hati kita bersikeras 'ya'