memilih usai

381 39 13
                                    

"Sayang, hoonie udah tidur?" Seseorang memeluk jisung dari belakang. Menginterupsi jisung yang sedang memasak.

Jisung berusaha melepas pelukan itu, "kak, udah berapa kali aku bilang. Aku gak mau dipanggil sayang. Udah 4 tahun kok gak ngerti ngerti sih."

"Ya tapi kakak maunya manggil sayang. Gimana dong?" Minho, sang suami memang suka menjahili jsiung dengan memanggil jisung sayang meskipun jisung tidak pernah mau dipanggil sayang.

'Sayang udah banyak yang make, nanti kalo ada yang manggil sayang takut ikut nengok.' Alasan yang tak masuk akal, tapi masuk akal?

"Diem! Atau gak aku masakin?!" Ancam jisung.

Minho mengangkat kedua tangannya. "Siap. Saya akan diam."

"Mandi gih. Aku kelarin masaknya. Nanti abis makan aku mau ngomong sama kakak."

"Oke~" minho melenggang meninggalkan jisung yang menatap minho dengan tatapan datar.

.

"Tunggu aku diruang tv." Ucap jisung setelah selesai mencuci piring. Minho menurut lalu beranjak dari duduknya.

Jisung datang membawa amplop coklat.

"Aku boleh minta tolong ke kakak?"

"Minta tolong apa?" Tanya minho dengan kerutan didahinya.

"Tolong tanda tangani surat ini." Jisung duduk didepan minho lalu menyodorkan amplop yang dibawanya.

Minho menerimanya lalu membuka amplop itu.

"Gugatan cerai?" Kerutan didahi minho bertambah. "Hah? Siapa yang cerai? Kenapa kakak yang tanda tangan?"

"Kita."

"Dek, jangan bercanda."

"Apa mukaku keliatan bercanda?"

"Dek. Kita baik baik aja. Kenapa cerai? Bahkan barusan kita abis makan bareng."

"Maaf."

"Kenapa? Kamu bosen sama kakak? Kamu ada orang lain? Kamu-"

"Kakak."

"Ya?" Minho berusaha mengontrol emosinya.

"Kakak yang punya orang lain."

"Maksud kamu?"

"Kak, aku minta maaf. Karna bikin kekasih kakak nungguin kakak selama 5 tahun, atau lebih?"

Minho tertegun mendengar ucapan jisung.

"Maaf karna aku ngerebut waktu kalian, yang harusnya kalian bisa hidup bahagia sekarang." Lanjut jisung.

"Maaf kak. Karna aku ngebohongin kakak selama ini. Aku selalu balas i love you too, padahal aku mati matian buat rasa ini hilang, tapi aku gak bisa. Aku selalu luluh saat kakak berperan menjadi seorang suami dan juga ayah yang baik. Meskipun aku tau itu hanya akting."

"Dek-"

"Maaf kak, mulai besok, kakak gak usah datang kekantor lagi."

"Ji-"

"Kakak udah ada usaha kan? Toko bunga? Kakak juga udah nyiapin tabungan buat bangun rumah kan? Kakak gak perlu khawatir soal ekonomi kakakkan kalo aku ngambil alih perusahaan?"

"Ji-"

"Kak, balik ke kekasih kakak ya, kasihan dia, gara gara aku dia harus nungguin kakak." Ucapan jisung terjeda karna ada tangis yang hendak meledak, tapi ditahan.
"Kakak bilang, kakak bakal balik ke dia pas hoonie udah 5 tahun kan? 5 tahun itu gak sebentar kak. Sekarang hoonie udah 3 tahun, kayaknya kalo kakak balik ke kekasih kakak sekarang lebih baik, biar dia gak lebih lama lagi nungguin kakak."

Hurt inside // 2minsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang