31. SAKIT YANG BERBEDA 🦣

446 99 54
                                    

[SAKIT YANG BERBEDA]

▪️▪️▪️

Banyak yang mengatakan jika anak kecil adalah individu yang paling baik dan pemaaf. Tak peduli hatinya telah disakiti, keesokkan harinya ia akan kembali seperti biasa dan bermain tanpa dendam. Dan itu terbukti sangat jelas, walau kakak beradik ini sehabis bertengkar hebat, pada hari ini keduanya sudah bermain kembali seperti tidak terjadi apa-apa sebelumnya.

"Abang, ini untuk Abang.." ucap si adik kecil sembari memberikan lego yang telah ia susun kepada sang kakak.

Sedikit termangu, yang lebih tua terdiam sejenak menatap adiknya yang telah menyodorkan mainan kesukaannya. Padahal kemarin mereka habis bertengkar perihal berebut makanan.

"Untuk Abang?" Tanya sang kakak memastikan.

"Eum .. Abang suka tidak?"

"Suka kok, terima kasih, Adik Awan" sahut sang kakak sembari memeluk tubuh mungil adiknya.

"Abang, Awan meminta maaf ya kemarin melempar Abang dengan buah. Ini sakit tidak?" Awan mengusap kening Gema yang menjadi korban lemparan buah apel dirinya.

"Tidak sakit sama sekali, kan Awan melemparnya tidak kuat, Abang juga minta maaf ya kemarin berteriak kepada Awan.." balas Gema sambil mengusap pipi gembul adiknya.

"Iya, Abang.." Awan terkekeh merasakan geli pada pipinya.

Walau habis bertengkar hebat biasanya keduanya akan berbaikkan kembali seperti tidak terjadi apa-apa. Sepertinya semua anak kecil memang seperti ini, karena hati mereka masih bersih dan murni.

▪️▪️▪️

Sebagai kepala keluarga yang saat ini sedang ditinggal oleh istrinya dan menghadapi kedua putranya yang sedang bertengkar membuat Abi merasakan kelelahan yang berlipat ganda.

Ia pikir, kedua putranya hanya bertengkar biasa dan akan berbaikkan secara cepat. Namun nyatanya ia salah, keduanya bukan lagi anak kecil yang mudah berbaikkan sehabis bertengkar. Karena hingga saat ini kedua putranya belum juga berbaikkan.

Padahal malam sebelumnya, setelah keduanya berdebat, Abi sempat menghampiri si sulung yang tampak tak baik. Sulungnya menatapnya kosong penuh ketakutan, takut jika adiknya berakhir membencinya dan tidak ingin bertemu dengannya lagi.

"Ayah, jika nanti Awan tidak ingin bertemu Abang lagi, Abang harus bagaimana, Ayah?" Putra sulung Abi bertanya dengan nada yang sudah putus asa.

"Ssstt .. Abang jangan berpikir begitu, Ayah yakin ini hanya sebentar, Abang tahu sendiri jika adik tidak bisa tanpa Abang" sahut Abi berusaha menenangkan putranya.

"Tapi tadi adik mengatakan jika dia tidak membutuhkan Abang lagi, dia bisa melakukan semuanya tanpa Abang di sisinya" namun nyatanya, kalimat lembut itu tak mampu menenangkan hati Gema yang sudah resah sejak tadi.

"Tidak akan, adik itu sangat membutuhkan Abang, Ayah yakin itu hanya karena adik emosi saja" Abi tak berputus asa untuk berusaha menenangkan hati si sulung.

"Tapi Abang takut, Ayah, Abang takut .. rasanya takut sekali, Abang tidak bisa jika harus tanpa adik"

"Sstt .. sudah-sudah Abang tenang ya.." Abi menarik tubuh Gema ke dalam rengkuhannya.

CASUARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang