Typo ✌️
Happy reading
*
*Malam harinya,
"Zayyan, kau mau pilih siapa? Aku atau dia?" tanya Sing sambil memegang pergelangan tangan kanan Zayyan.
"Zayyan, dia itu bukan manusia! Masa kau mau menghabiskan hidupmu bersama mahluk seperti dia?" ucap Leo sambil memegang pergelangan tangan kiri Zayyan.
Zayyan pun menoleh ke kanan dan ke kiri, ke arah kedua pemuda tampan itu dengan perasaan bimbang.
"Aku ... ng ... aku ...." Zayyan bingung mau pilih yang mana.
"Cepat putuskan, Zayyan! Jangan terlalu lama!" desak Leo.
"Zayyan, tatap aku! Bukankah kau mencintaiku?" ucap Sing sambil menatap dalam mata Zayyan. "Aku mohon, jangan tinggalkan aku!" Sing memohon dengan sangat.
"Zayyan, kau jangan terpengaruh dengan ucapannya! Dia itu hanya memperdayamu, kau akan dibunuhnya jika kau memilih bersamanya!" ucap Leo.
"Tidak! Itu tidak benar, aku tidak akan membunuhmu," ucap Sing, membantah ucapan Leo.
"Zayyan, jangan dengarkan dia! Kau harus punya pendirian! Kau itu manusia, dan kau tidak boleh terperdaya oleh mahluk vampir seperti dia! Kau harus membela kaummu sendiri, dan berjuang demi peradaban manusia di muka bumi, bukannya malah berpihak pada vampir!" ucap Leo.
"Sing ... maaf, aku pilih Leo. Aku tidak bisa bersamamu, karena kita berdua berbeda. Maafkan aku, Sing." Lalu Zayyan menarik tangannya dari genggaman Sing.
Sing menatap Zayyan dengan mata berkaca-kaca. Ia kecewa, karena Zayyan ternyata mencampakkannya.
Lalu Leo pun menarik tangan Zayyan dan membawanya pergi dari hadapan Sing.
"ZAYAAAANNN ...!!" teriak Sing patah hati, mengiringi kepergian Zayyan dan Leo.
Lalu Sing terbang ke atas, mengejar mereka. Namun Leo tiba-tiba mengucapkan mantra-mantra yang Zayyan tak mengerti, sehingga membuat Sing seolah terkurung dan tak dapat bergerak dan akhirnya jatuh ke tanah dengan sangat keras. Sing pun tampaknya terluka, sehingga tak dapat mengejar Zayyan lagi.
Dan Zayyan pun pergi bersama Leo menggunakan mobil Leo, meninggalkan kastil tersebut.
"Zayyan, terimakasih. Keputusanmu sudah tepat!" ucap Leo seraya tersenyum puas.
Seketika itu juga perasaan Zayyan tiba-tiba terasa hampa.
***
"Hh ... hhh ... hhh ...!!"
Zayyan terbangun dengan napas terengah-ngengah dan keringat di pelipisnya.
"Aigoo! Barusan aku bermimpi buruk?!"
Zayyan menarik napas dalam-dalam, mencoba untuk menenangkan dirinya.
Ia pun mencoba melihat ke sekeliling ruangan kamarnya, lalu mengelus dadanya lega.
"Ah, syukurlah, ternyata itu tadi hanya mimpi, dan aku masih berada di dalam kastil ini. Dan itu berarti Tuan Muda tidak terluka."
"Lagipula, aku kan sudah berjanji padanya untuk menerimanya apa adanya, jadi mana mungkin aku mau meninggalkannya?"
Setelah sibuk bergumam, lantas Zayyan pun turun dari tempat tidurnya, dan bermaksud untuk melihat Sing ke kamarnya.
Namun saat Zayyan tiba di kamar Sing, dirinya tak mendapati Sing di dalam di sana, meski saat ini waktu telah menunjukkan pukul 00:50 waktu KST.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kastil (SingZay) End√
FanfictionBerawal dari sebuah insiden kecelakaan yang akhirnya membawa Zayyan harus tinggal di sebuah kastil. Di tengah kenyamanannya tinggal di dalam kastil megah tersebut, ada hal yang tak ia ketahui yakni bahwa semua penghuni di dalam kastil tersebut terny...