.Chapter 3.

16 3 1
                                    

Three Of Cup

.•°•.

Perpindahan angin senja yang sejajar dengan turunnya matahari, dengan langkah tenang bangsawan dengan surai perak nya berjalan tenang menopang sosok manusia terlihat menyedihkan. Jalanan desa yang sempit dan berkilau menuntun langkah mereka ke sebuah penginapan sederhana. Tanpa ragu Xerion-- tidak Zhyphyiel Rayzenith Qi Yuan, atau master menara, sang jenius Archimage masuk ke penginapan tersebut. Pemilik penginapan sangat terkejut dengan siapa yang datang.

"S-selamat datang m-master menara..." seorang pria tua bersujud hormat melihat Zhyphyiel datang bersama seseorang yang penuh dengan luka.

Dengan heran Zenith menatap pria tua itu tanpa mengatakan apa-apa.
'Sebenarnya apa yang dahulu dilakukan penyihir gila ini semasa hidupnya.?' batinnya bingung melihat reaksi orang-orang disekitarnya yang menurutnya sangat berlebihan.

"Berikan ruangan terpisah dan aku ingin ruangan lantai atas dan yang paling jauh darinya..." ucap Zenith datar.

Pemilik penginapan hanya mengangguk mengerti. Zenith berjalan ke arah balkon yang tidak jauh dari sana namun, langkahnya terhenti karena seseorang yang mendorongnya jauh secara kasar.

"Kenapa kau memesan 2 kamar untuk budak sepertiku, apakah kau begitu jijik denganku? Ah... bukankah aku untuk eksperimen sihirmu?, bangsawan menjijikan bereksperimen dengan manusia, apa kau sudah -GILA, KAU GILA.!!" Tidak ada tanggapan dan seperti biasa, Zenith dengan datar tidak menanggapi, dan hanya melangkah pergi menuju ruangannya.

Merasa frustasi diabaikan budak tersebut berjalan kearah Zenith dan memberontak dengan marah.
"Jangan bercanda, melihat reaksimu aku tahu niatmu! Kau sama saja dengan bangsawan lain, kau bersikap seolah kau suci, kau bersenang-senang diatas penderitaan manusia, Jika kau tidak lahir sebagai bangsawan maka salahkan takdir mu, jangan Konyol, Kau-" belum selesai berbicara ucapan pemuda itu terpotong oleh Zenith yang mengarahkan aura dominan yang menyesakan.

"Jika aku tidak cukup baik, sekarang kau tidak akan berdiri menghina diriku dihadapanku!, Istirahatlah karena aku tidak mau 'alat' eksperimenku 'patah'." Dengan singkat Zenith menjauh meninggalkan pemuda yang masih mematung ditempatnya.

Malam hari itu, seseorang berdiri dengan sebuah pisau buah yang ia curi dari pemilik penginapan, dengan sebuah langkah hati-hati ia menyelinap ke kamar Zenith, namun ia masih terlalu naif untuk menghadapi seorang Master menara. Dengan pisau kecil itu, ia menyelinap melalui malam dan siap menerima segala konsekuensi yang ada. Begitu ia memasuki kamar Zenith terkejut saat melihat Zenith berdiri di tengah ruangan dan menatapnya dingin.

"Apa kau sungguh berpikir bisa membunuhku?"

"Hahaha..... aku bahkan tidak keberatan jika aku mati saat berhasil membunuhmu..." Pemuda itu dengan cepat mendorong ujung pisaunya ke arah Zenith sebelum, menyadari bahwa Zenith sudah tidak berada di hadapannya.

BUGH...

Dengan cepat Zenith menghindar dan membuat pemuda dihadapannya terjatuh.

"Huftt... Dasar bodoh jika ingin membunuhku lakukanlah saat luka mu sudah sembuh, bukankah sudah ku bilang untuk beristirahat? Kau benar-benar merepotkan." ucap Zenith yang kini menghela nafasnya karena kesal.

Dengan cepat Zenith mencengkram lengan pemuda yang berusaha memberontak, walaupun perlawanannya sia-sia, membuat Zenith semakin menyeringai lebar. Dengan cepat ia menekan layar dan meminta sistem untuk memberinya healing potion dengan kompensasi efek paling cepat. Sebuah potion secara tiba-tiba, muncul membuat pemuda itu terkejut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

P C . D I S C ON N E C T E DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang