FATE HAS DECIDED (ON GOING)

Bab 6

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Dengan menyebut nama Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang

الْبِدَايَةُ لِلْكُلِّ وَلَكِنَّ الثَّبَاتَ لِلصَّادِقِينَ وَالصَّابِرِينَ

"Semua orang bisa memulai, tetapi yang sanggup bertahan adalah orang-orang yang jujur dan sabar"

ARFAN ALDARI XAVERIUS

Hari ini Arfan dan Zalena memutuskan untuk pindah kerumah nya dia akan pindak ke rumah yang dekat dengan umi Asmita dan juga pesantren

"Hati hati yah nanti umi bakalan berkunjung kerumah kalian"

"Iya umi assalamualaikum"

"Waalikumsallam"

Tidak butuh mobil dalam waktu 15 menit mereka pun sudah sampai di rumah baru mereka

"Ayo ze kita masuk"

"Assalamualaikum"ucap zalena dan Gus Arfan bebarengan

"Masya Allah Gus besar banget ini gak kegedean emng ini kita hanya berdua loh tinggal disini"

"Sekarng kita berdua tapi enggak tau kedepannya kan pasti akan ada suara anak anak di rumah ini"

Zalena pun tersenyum ah dia jadi malu sekarng kenapa coba harus bahas anak segala dia saja belum memberikan kewajiban sebagai seorang istri kepada suaminya itu

"Tapi gu-"

"Nanti ze nanti kalau kita panjang umur dan masih bersama"

"Hmm iya Gus"

"Gus rumah nya masih kotor aku beresin deh"

"Saya bantu"

"Apah boleh lepas cadar nya Gus"

"Boleh sekarang kita lagi di dalam rumah jdi tidak apa kalau kamu mau buka hijab pun boleh"

"Hmm"

Memang Gus Arfan sudah melihat rambut zalena waktu malam ituu zalena tidak sengaja membuka hijabnya saat tengah malam dia lupa kalau dia sudah bersuami dan saat itu juga Gus Arfan melihat itu dan dengan terlanjur zalena pun memperlihatkan mahkotanya yang sudah dia jaga dari kecil tapi dia tidak menyesal karna yang melihat itu adalah suaminya sendiri

Zalena dan Arfan pun membersihkan rumah mereka bersama sama

"Gus udah biar aku aja bentar lagi juga beres ko"

"Hmm"

Tepat pukul 11:00 siang membersihkan rumah selesai

"Gus ini minumnya"

"Ze"

"Iya Gus"

"Saya cape"ujarnya lalu membaringkan tubuhnya di atas pangkuan Zalena

Zalena hanya bisa tersenyum lalu mengusap kepala Gus Arfan