chapter 6

458 89 22
                                    

"Lima menit lagi, pacar lo bakalan ngajak lo kencan." Ucap Namjoon tenang, Dan Jungkook yang mendengar nya pun terheran.

"Kok bisa?"

"Ck tungguin aja.." ucap Namjoon
Sesuai prediksi Namjoon, lima menit
kemudian Jungkook mendapat pesan dari Seokjin.

From Ayang beb:

Jam 7 kita kencan.

"Gimana? Bener gak omongan gue?"
Tanya Namjoon,

Memang ini adalah yang Jungkook
inginkan, tapi kok ada yang aneh?
Setelah kapan hari Jungkook meminta bantuan Namjoon, tiba-tiba Namjoon menjadi hilang kontak dan sulit di temui selama lima hari. Lalu sekarang, Namjoon datang kekamar Jungkook dan berkata kalau Seokjin akan mengajak nya kencan?

Jungkook merasa ganjal akan hal ini,
tapi rasa nya sangat tidak pantas jika
bertanya dengan Namjoon, karena ia dulu yang meminta tolong. Tapi mau menerima bantuan nya pun hati tidak tenang.

"Misi gue berhasil kan? Kalo gitu semoga kencan lo lancar" ucap Namjoon lalu beranjak keluar dari kamar Jungkook, Namun saat membuka pintu Namjoon tiba-tiba berkata,

"kalo si Jin batalin
kencan lo, bilang sama gue!" Kata Namjoon dingin hingga bulu kuduk Jungkook terasa merinding.

Namjoon keluar dari rumah Jungkook lalu pergi ke tempat ia tuju, Namjoon mengarahkan mobil sport nya ke
sebuah bangunan tua nan sepi, Tapi saat masuk ke dalam bangunan
itu, terlihat interior nya yang mewah dan
megah. Di tengah ruangan itu ada seorang gadis dengan keadaan terikat tangan dan kakinya. Jangan dibayangkan gadis itu, kita sebut
Irene dalam keadaan mengenaskan, Irene hanya di ikat tapi tidak di sakiti karena ia masih di layani oleh seorang bibi untuk membantu apa yang ia perlukan. Setelah melihat keadaan gadis yang ia culik, ia keluar dari bangunan itu dan bersiap-siap untuk ke luar negeri dalam perjalanan bisnis nya.

Yahh, rencana klasik itu adalah menculik Irene, lalu mengancam Seokjin agar mau berkencan. Walau klasik dan pasaran, nyatanya sangat ampuh untuk mengabulkan permintaan sepupu yang sudah ia anggap adik itu.

Sedangkan Seokjin, ia kalang kabut saat mendapatkan pesan dari nomor asing yang berisi kalau Irene, telah di culik. Dan orang yang Seokjin curigai ialah Jungkook, karena sang penculik bukan nya meminta jaminan uang, malah meminta untuk mengencani Jungkook. Dari sini sudah terlihat siapa yang melakukan hal selicik ini?

Jadi Seokjin turuti permintaan Jungkook (penculik) agar kekasihnya bisa kembali dengan selamat.

"kencan cuma sejam, jadi gak perlu
anggep kalo ini kencan beneran" mantra yang selalu Seokjin ucapkan dalam hatinya.

Di samping itu, Seokjin tidak bergantung pada kencan itu untuk menjemput Irene, ia juga berusaha mencari dimana tempat kekasihnya di culik dengan meminta bantuan Sahabatnya, Yoongi.

Sekarang jam menunjukkan pukul 7
kurang lima belas menit, Seokjin sudah siap untuk kencan bersama Jungkook dengan terpaksa, Baru mau pergi ke tempat nya janjian dengan Jungkook, kantong celananya bergetar menandakan ada yang menelponnya, Seokjin cek ternyata dari Yoongi.

"Jin, Rene udah gue temukan." Ucap
Yoongi di seberang sana.

"ok yon, gue kesana."
Tanpa pikir panjang Seokjin segera
menaiki sepeda motor nya dan bergegas menuju tempat yang sudah Yoongi kirim.

***

Di lain tempat Jungkook sudah menunggu kedatangan Seokjin di sebuah taman yang biasanya dipakai anak-anak muda berkencan, otak Jungkook pun juga ikut memutar adegan-adegan romantis yang akan ia lakukan. Membayangkan itu membuat perasaan jungkook semakin berdebar-debar.

Satu jam.

Dua jam...

Tiga jam..

Hujan turun deras, tapi Jungkook masih setia menunggu, tubuh nya mengigil, air matanya pun juga ikut turun.

"gak papa kookie tunggu satu jam lagi, mungkin kak jin mau buat surprise" Jungkook selalu menanamkan kata itu dalam benak nya. Puncaknya sampai pukul 12 malam, tidak ada tanda-tanda kedatangan seokjin,taman sudah sangat sunyi, di sini Jungkook menunggu sendirian.

Jungkook sudah tidak kuat lagi.
Dengan langkah tertatih-tatih ia berjalan menuju rumahnya di ikuti air matanya yang tidak berhenti turun. Hati nya benar-benar hancur, rasa lelah ini sudah berada di atas puncak. Kata khilaf akan Jungkook tiadakan, ia sudah sangat bertekad untuk menghilangkan nama Seokjin di hati nya.

Sudah sampai di depan rumahnya,
Jungkook berhenti sejenak untuk melirik rumah sebelah, rumah Seokjin.
Lalu terdengar suara motor yang khas ditelinga Jungkook, ia menoleh ke sumber Suara.

Di lihatnya Seokjin yang sedang
membonceng seorang gadis yang sudah dipastikan ia adalah Irene. Jungkook tersenyum pedih, ini sudah menjelaskan semua alasan kenapa Seokjin tidak menempati janji nya.

Tenang saja, Jungkook tidak akan
membenci Irene maupun Seokjin, ralat
justru sekarang ia begitu benci melihat
wajah Seokjin.

Jika saja, Seokjin mengirim chat Jungkook untuk membatalkan kencan, mungkin ia akan marah sehari atau dua hari, tapi ini tidak, tanpa perlu dijelaskan kita semua tahu bagaimana Jungkook menunggu Seokjin tadi.

"Kak, terimakasih ya udah buat Jungkook benci sama Kaka, sekarang Kaka udah bebas dari aku si cowok gila, gak akan ada lagi yang gangguin Kaka lagi." Kata Jungkook dalam dengan perasaan teramat perih.

Seokjin, mendengar semua perkataan
Jungkook, tapi ia memilih diam. Keterdiaman Seokjin membuat Jungkook melanjutkan ucapannya lagi,

" Ohh iyaa hubungan kita udah berakhir, jadi anggap aja kita gak saling kenal di sekolah. Selamat ya kak." Setelah mengucapkan itu, Jungkook membuka gerbang rumah lalu berlari menuju kamarnya.

Keadaan rumah yang sepi dan hening
mendukung suasana hati Jungkook. Mami dan Papi nya malam ini pergi ke luar kota untuk beberapa hari, membuat Jungkook bisa menangis sepuasnya tanpa ada pertanyaan alasan ia menangis.

Semalaman Jungkook habiskan untuk
menangis, ia tidak tidur malam itu,
bayang-bayang saat ia menunggu dan
pertemuan dengan Seokjin terus berputar di pikirkan nya.

Hp nya berdering berkali-kali, Jungkook
sempat melihat ada nama Namjoon tapi ia abaikan.

Sekarang Jungkook dalam mode tidak
bisa di ganggu karena ia masih fokus
untuk mengeluarkan emosi nya serta
mendamaikan hati nya. Jungkook tidak mau membuka obrolan dengan orang lain saat ia emosi karena itu seperti melampiaskan amarahnya pada orang yang tidak bersalah. Biasanya setelah Jungkook damai dengan hati dan pikirannya, ia baru membuka obrolan dengan versi nya yang lebih ceria, seolah tidak terjadi apa-apa. Jadi, biarkan kita membiarkan Jungkook mengeluarkan emosinya dan sekarang fokus untuk emosi kepada tuan Seokjin.

Seokjin membiarkan Irene untuk
menginap di rumahnya serta tidur di
kamar tamu. Sekarang yang Seokjin lakukan ialah menyesap minumannya di balkon kamar untuk menenangkan pikirannya, ia mengingat kembali ke kejadian tadi saat menjemput Irene sampai ia bertemu Jungkook.

Membahas Jungkook, entahlah mengingat semua perkataan Jungkook membuat pikiran Seokjin semakin kacau balau. Perasaan aneh yang tidak pernah ia rasakan, sekarang terus hinggap di dalam dirinya, membuat Seokjin merasa tidak tenang.

"Gue ini kenapa?" Gumam Seokjin.
Mata Seokjin terus mengitari sekitar
seperti CCTV, sampai berhenti di satu
titik.

Kamar Jungkook.

Disana masih terang, menandakan bahwa pemilik kamar masih terjaga.
Tak sedetikpun Seokjin beralih menatap kamar itu, padahal dulu Seokjin tidak akan sudi menengok kamar itu walau sedetik, namun sekarang berbeda.

Entahlah, justru sekarang, kegiatan ini
menjadi sangat menyenangkan untuk
Seokjin lakukan. Mata elang Seokjin yang awalnya terlihat frustasi, kini terlihat ada binar yang berbahaya. Penuh obsesi. Tak melepaskan pandangan nya Seokjin menggeram pelan,

"Well, ini memalukan, tapi lo gak boleh
benci sama gue, Lo udah menculik hati gue."






" Ahhh telat Lo jin 😂"

Handsome Senior ILoveU || Jinkook Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang