Laura-1

26.6K 185 2
                                    

Laura berjalan menaiki tangga menuju kamar orang tuanya.

Dia ingin memberikan kejutan pertama di hari bertambah nya usia pernikahan kedua orang tua nya itu.

Ah, mereka sudah 25 tahun bersama, dan baru memiliki Laura di usia pernikahan ke 3 tahun.

Mengingat usia Laura baru menginjak usia 22 tahun, dan mereka masih bertahan sampai sekarang.

Senyum Laura memang tak pernah surut sedari ia keluar dari kamar, sambil membawa kue, berjalan menuju lantai atas.

Memang, kamar tidur nya berada di lantai satu, berbeda dengan kedua orang tua nya, dan adiknya Winda, yang kamar tidurnya berada di lantai dua.

Saat sudah berada di depan pintu kamar kedua orang tuanya, dan ketika tangannya ingin meraih handle pintu. Untuk membuka nya, namun saat terbuka sedikit Laura bisa mendengar desahan di dalamnya, membuat tubuh Laura memegang, saat sadar apa yang kedua orang tuanya lakukan.

Mengingat, usia nya sudah begitu cukup untuk paham arti sex, dan kebanyakan perempuan di usia nya pun sudah melakukan dengan kekasih mereka.

"Sayang, ohhhhhhh ahhhhhhh. "

Mendengar desahan Mama nya itu, membuat pipi Laura memerah, terlebih mendengar suara berat ayahnya.

"Ohhhh, Dewiii, ahhhhhhh. "

Oh, Laura tidak bisa membayangkan betapa gagah nya Papa nya dalam menggagahi mamanya.

Terlebih, tubuh papanya masih begitu bugar di usia yang tak lagi muda itu. Bahkan Laura pernah beberapa kali melihat perut six pact nya. Mungkin ini efek karena pria itu sering berolahraga. Walaupun dalam kondisi yang sibuk.

Berbeda dengan perempuan yang berada di dalam rumah ini, termasuk Laura di dalam nya. Yang jarang sekali mau berolahraga.

Mungkin kemalasan Laura ini, DNA dari Dewi, yang juga malas.

"Ouhhh Dewiii ahhhhhhh "

Desahan itu masih bisa Laura dengar, lalu dengan kesadaran penuh Laura bergeser untuk mengintip jenis kegiatan panas apa yang mereka lakukan.

Saat Laura bisa melihat, mata Laura langsung membesar, melihat gerakan papa nya dalam memasukkan penis nya ke dalam vegina mamanya.

Tubuh Dewi sudah tidak tertutup apa pun lagi, berbeda dengan Damian, yang masih menyisakan bagian atasnya.

Uh, melihat itu, Laura merapat pahanya, entah kenapa dia merasakan becek di vagina nya. Mereka begitu liar dan juga serasi.

Sama-sama masih ganteng dan cantik, walaupun di usia yang tak lagi muda itu.

Laura terus saja menonton, tak peduli dengan tangan nya yang merasa pegal, karena menonton pertunjukan hot itu.

Mata Laura kian membesar, saat melihat Damian melepaskan penis nya dalam vagina Dewi, dan membuang semua sperma nya diatas perut Dewi.

Setelah melakukan itu, Damian segera berguling ke samping, mungkin melepaskan rasa lelahnya, pikir Laura.

"Sekali lagi, Dewi? " ujar suara papanya, yang membuat Laura yang mendengar nya membesarkan matanya.

Terlebih melihat papa nya yang sudah kembali bangkit dengan penis yang sudah berdiri tegak, siap bertempur.

"Bukannya tadi papa nya itu lelah? Lalu, kenapa berdiri lagi? " bisik Laura, pada diri nya sendiri.

"No, Dami. Aku capek, " ujar sang mama dengan tegas, lalu berguling menjauh.

Dan Laura bisa melihat Papa nya itu, menarik nafasnya kasar. Lalu kembali ke posisi semula.

Semudah itu? Tidak ada paksaan di sana, dan entah kenapa Laura bisa merasa bangga , terhadap sikap papa nya yang tidak pernah memaksa kehendak nya itu.

"Dewi, aku mau ngomong yang tadi, " ujar Damian.

"Lagi? Kamu tahu, aku malas sekali membicarakan anak itu! " Terdengar suara mama nya begitu kesal.

Bahkan, tangan Laura yang ingin mengetuk pintu itu pun, kembali terhalang.

"Seharusnya kamu baik ke anak itu, Wi. Dia kehilangan orang tuanya karena kecerobohan kita malam itu, " ujar Damian.

"Itu, bukan sepenuhnya kesalahan kita. " kesal Dewi tidak terima. "Seharusnya kita titip panti saja, beri sumbangan pada panti itu. Tidak perlu mengangkat nya segala. "

Siapa yang mereka maksud? Entah kenapa Laura sadar sepenuhnya adalah dirinya, mengingat dia menemani Dewi dari hamil sampai melahirkan Winda, adiknya.

"Aku tidak mau anak orang mengalami kenakalan, Wi. "

"Faktanya dia nakal tu, wajahnya seperti perempuan hiburan. Dan asal kamu tahu, Laura itu, membuat anak kita tidak mendapatkan cowok, dia selalu menggoda pria yang di sukai adeknya. "

"DEWI!"

Laura yang mendengar pembicaraan itu dari awal, langsung linglung. Tidak peduli dengan teriakan, bahkan pembicaraan selanjutnya, karena ia sudah berjalan menjauh, sambil membawa kue nya.

Jadi, dia bukan anak kandung keluarga Hardy? Dan kedua orang tua kandungnya, ditabrak oleh dua orang yang dia panggil mama dan papa?

Sial! Laura merasakan perasaan marah yang luar biasa. Terlebih, saat mengingat, perlakuan perempuan yang dipanggil mama itu kepada nya.

Rasa marah dalam diri Laura, membuat dia ingin membalaskan dendam, namun terlebih dahulu dia meletakkan kue yang dibelinya itu di meja makan.

Tak peduli lagi dengan perayaan anniversary, yang tersisa hanya rasa sakit. Laura memilih masuk ke dalam kamar, untuk menumpahkan semua rasa sakit yang baru ia terima itu.

T. B. C

MyS✨

Laura(21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang