Laura-3

19.9K 180 4
                                    

"Sudah sampai, " ujar Damian, saat mobilnya sudah berada di depan gedung perkantoran Laura.

"Oh iya, udah sampai, " balas Laura, cukup terkaget, karena otak nya sibuk dengan rencana.

Lalu, setelah itu Laura dengan segera membuka seatbelt nya, yang kemudian dia mendekatkan diri pada Damian.

"Mau ngapain kamu, nak? " tanya Damian dengan raut bingung, sebelum matanya membesar.

Saat bibir Laura bersentuhan dengan sudut bibir nya.

"Cium untuk pamitan, Pa. Dulu kan papa suka ngeluh, kalau aku nggak mau di cium. " Laura mengatakan itu dengan raut tak bersalah nya. "Kalau gitu, aku keluar dulu, Pa. See you. Hati-hati di jalan juga. " Setelah itu Laura segera keluar dari mobil.

Meninggalkan Damian dengan raut bingung nya.

Sebenernya jantung Laura juga berdetak kencang, saat melakukan aksi nya, namun ia abaikan semua itu.

***

"Bengong mulu, kenapa? Uang gajian lo habis? Karena bayar taksi? Minta aja mobil sama papa hot lo itu, " ujar rekan kerja Laura, bernama Vio.

"Gue kan udah bilang, Vi. Kalau gue nggak bisa bawa mobil. " Laura mengatakan itu, dengan kesal.

"Sumpah ya Ra, gue nggak percaya lo nggak bisa bawa mobil, disaat di garasi rumah lo, mobil pada berjejer rapi. Daripada melihat lo kayak anak orang kaya, gue lebih melihat lo sebagai anak tukan kebun nya, " cerocos Vio, membuat Laura memutar mata nya kesal.

Mungkin, anggapan Vio tentang dirinya anak tukang kebun itu bisa, mengingat dirinya tidak tahu sama sekali tentang orang tua kandung nya.

Selain itu, kalau memang penyebab orang tua kandung nya meninggal, karena pasangan suami istri itu, kenapa tidak di usut?

Berarti orang tua atau keluarga kandung nya, bukan lah orang berada atau kekayaannya masih dibawah keluarga Hardy.

"Diam deh, jangan ngomong mulu, kerjaan lo pasti banyak, urus sana, " usir Laura, tak ingin lagi mendengar ucapan Vio.

"Nanti aja, gue malas. Otak gue mau pecah, " ujar Vio mengeluh, sambil menyentuh kepala nya. "Tapi, serius Ra, lo nggak ada niatan mau belajar mobil, kasihan itu mobil di garasi. Kalau nggak, bagi gue satu. Eh, tapi adek lo, bisa bawa mobil loh, waktu itu gue lihat di mall. "

Ya, adik angkatnya, memang sudah bisa mengendarai mobil, berbeda dengan Laura yang tidak bisa sama sekali.

Gimana mau bisa, mama angkatnya itu, selalu melarang Laura untuk belajar, takut mobil nya lecet lah, kecelakaan lah. Dulu, Laura pikir mungkin Dewi takut dirinya terluka, namun fakta nya, memang tidak di izinkan karena takut merusak milik nya yang berharga.

"Minta di ajarin sama papa hot lo aja, Ra, lumayan bisa skinship, atau lo bisa duduk di pangkuan nya, tapi jangan pangkuan Tuhan aja, " ujar Vio, sambil terkekeh geli.

Laura yang mendengar ucapan Vio itu, mengangkat alisnya. "Emang belajar mobil bisa berpangku? "

"Nggak pangkuan juga sih. Tapi gimana ya, pantat lo, bisa bersentuhan sama senjatanya. Itu bisa dilakuin sama pacar atau suami aja, " ujar Vio. "Sama papa bisa sih, tapi gue saranin untuk lo nggak usah. Gimanapun, lo kan bahenol nih, nanti bapak lo tu punya berdiri lagi. Nggak lucu bapak sama anak kandung main. Jadi,jangan coba-coba ya! "

Larangan adalah perintah, itulah yang terpikir oleh Laura sekarang. Dan ucapkan terimakasih pada Viona Septia, telah memberikan ide yang begitu cemerlang pada diri nya.

"Udah lah, gue lanjut kerja lagi, " ujar Vio, beranjak pergi.

"Udah dari tadi juga gue bilang, " balas Laura dengan begitu kalem nya.

Laura(21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang